Peserta Magang Optimalkan Pertanian di Lahan Sempit Lapas Kelas I Tangerang
Tangerang, INFO_PAS - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang terus menghadirkan inovasi dalam program pembinaan kemandirian dengan mengoptimalkan lahan pertanian yang sangat terbatas. Salah satu upaya yang kembali dijalankan adalah budidaya ubi jalar, komoditas yang sebelumnya pernah mengalami gagal panen akibat serangan hama.
Program ini kembali dimulai pada Rabu (10/12) berkat keterlibatan aktif peserta magang pada seksi kegiatan kerja. Melalui pendampingan yang lebih terarah, proses perawatan kini dilakukan dengan lebih disiplin dan berkelanjutan agar peluang keberhasilan panen semakin besar.
Langkah ini sekaligus menjadi wujud dukungan Lapas Kelas I Tangerang terhadap Asta Cita Presiden, khususnya pada pilar peningkatan ketahanan pangan nasional melalui penguatan produksi pangan skala kecil. Di tengah kondisi lahan yang terbatas, peserta magang dilatih untuk mengelola pertanian secara efisien, produktif, dan ramah lingkungan.
Dalam pelaksanaannya, peserta magang terlibat penuh sejak tahap, mulai dari pemilihan bibit unggul, penyemaian, pemberian nutrisi, penyiraman, hingga pengendalian hama - tahapan penting yang sebelumnya menjadi penyebab utama kegagalan panen. Selain budidaya ubi jalar, peserta magang juga mengembangkan budidaya pakcoy dengan sistem hidroponik, metode yang dinilai paling tepat untuk memaksimalkan lahan yang terbatas.
Kepala Seksi Bimbingan Kerja, Agus Susilo, menegaskan keterbatasan bukanlah hambatan untuk terus berinovasi. “Penanaman ubi jalar sebelumnya sempat gagal akibat serangan hama. Dengan hadirnya peserta magang yang kini memahami setiap tahapan perawatan, kami dapat memulai kembali budidaya ini dengan lebih siap dan terarah. Kehadiran peserta magang sangat kami harapkan menunjang keberhasilan budidaya ubi jalar sekaligus mendorong pengembangan pakcoy hidroponik secara lebih optimal,” harapnya.
Salah satu peserta magang, Santi Nurhusaini, mengungkapkan rasa bangganya dapat berkontribusi dalam program ini. “Pengalaman ini benar-benar membuka wawasan kami. Mulai dari memilih bibit, menyemai, hingga merawat tanaman setiap hari. Kami belajar bagaimana mencegah hama agar tanaman tumbuh sehat. Setelah sebelumnya penanaman ubi jalar pernah gagal, kini kami merasa bertanggung jawab untuk memastikan budidaya ini berhasil. Kami bangga bisa berkontribusi untuk Lapas,” ungkapnya.
Melalui pemanfaatan lahan terbatas dan penerapan metode budidaya yang tepat, program pertanian ini diharapkan menjadi model pembinaan kemandirian yang berkelanjutan. Lapas Kelas I Tangerang menegaskan komitmennya untuk terus memberikan pembinaan yang tidak hanya produktif, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan nasional. (IR)
Kontributor: Lapas Kelas I Tangerang
What's Your Reaction?


