PK Perempuan Bapas Tanjungpandan Torehkan Kisah pada Peringatan Hari Ibu
Belitung, INFO_PAS - Di balik perayaan Hari Ibu, tersimpan kisah perempuan-perempuan yang bekerja dalam senyap, memikul tanggung jawab besar, dan menjaga kemanusiaan tetap hidup dalam proses hukum. Di Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas II Tanjungpandan, salah satu sosok itu adalah Dian Safitri, Pembimbing Kemasyarakatan (PK) Ahli Muda yang menorehkan jejak pengabdian tak terlihat, namun penuh makna.
Pada Senin (22/12), Dian menceritakan hari-harinya yang sarat perjuangan. “Sering kali saya harus menempuh jarak jauh, bahkan di malam hari saat hujan deras untuk menemui penjamin hak integrasi Warga Binaan,” ujarnya.
“Meski lelah, saya selalu ingat tugas ini bukan sekadar laporan, tetapi menyangkut kehidupan dan masa depan seseorang. Itu membuat semua perjalanan terasa berarti,” tambahnya.
Lulusan Psikologi Universitas Brawijaya 2016 ini memahami keadilan tidak cukup ditegakkan dengan pasal dan prosedur. Melalui penelitian kemasyarakatan, ia membaca latar belakang sosial, psikologis, dan lingkungan Klien secara menyeluruh. Setiap catatan yang ia buat menjadi jembatan antara hukum dan kemanusiaan, memastikan proses hukum berjalan adil dan manusiawi.
Di balik profesionalismenya, Dian juga adalah seorang istri dan anggota Bhayangkari Kepolisian Resor (Polres) Belitung, mendampingi suaminya, Brigadir Muhamad Imam, anggota Polres Belitung yang terkadang banyak ditinggal tugas. Dian mengakui tantangan membagi waktu antara kedinasan dan keluarga.
“Ada hari-hari ketika suami dan saya sama-sama sibuk dengan tugas. Kami belajar untuk saling menguatkan, menjaga komunikasi, dan tetap menjaga rumah sebagai tempat hangat dan aman. Itu tidak selalu mudah, tapi kami berusaha,” tutur Dian.
Bagi Bapas Tanjungpandan, kisah Dian Safitri adalah cermin nyata dari wajah perempuan Pemasyarakatan: profesional, berempati, dan teguh pada nilai kemanusiaan. Ia membuktikan tugas PK bukan sekadar administrasi, tetapi pengabdian yang menyentuh kehidupan orang lain—kadang di tengah hujan malam, kadang dalam senyap kerja lapangan, selalu dengan hati yang tulus.
Hari Ibu bukan hanya tentang perayaan dan ucapan manis. Hari Ibu adalah penghormatan bagi perempuan yang berjalan jauh, menghadapi tantangan dengan keberanian, menapaki jalan sulit demi keadilan, serta tetap setia menjaga nurani dan kemanusiaan dalam setiap langkahnya. (IR)
Kontributor: Bapas Tanjungpandan
What's Your Reaction?


