Terampilnya WBP Lapas Curup, Budidaya Ayam Petelur Hingga Ciptakan Lukisan

Terampilnya WBP Lapas Curup, Budidaya Ayam Petelur Hingga Ciptakan Lukisan

Curup, INFO_PAS – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Curup tak mau ketinggalan untuk berpartisipasi dan memamerkan hasil karya narapidana dalam pameran virtual yang digelar Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Bengkulu. Apalagi, Lapas Curup merupakan salah satu Lapas yang ditetapkan sebagai Lapas Produktif di wilayah Bengkulu.

 

“Peternakan ayam petelur menjadi kegiatan unggulan di Sarana Asimilasi dan Edukasi Lapas Curup. Ada juga peternakan Ikan Lele dan ke depannya akan memulai peternakan ayam potong,” terang Pelaksana tugas Kepala Lapas Bengkulu, Alfonsus Wisnu, Kamis (10/6).

 

Saat ini peternakan ayam petelur Lapas Curup memiliki 500 ayam yang dalam sehari bisa menghasilkan lebih kurang 360 butir telur. Pengadaan ayam petelur bekerja sama dengan Bintang Farm dan hasilnya disalurkan untuk bahan makanan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Sementara itu, di bidang perikanan membudidayakan sekitar 300 ekor lele yang sekali panen bisa mencapai setengah ton.

 

Alfonsus menambahkan pihak Lapas juga bekerja sama dengan pihak ketiga dalam peningkatan kegiatan kemandirian WBP. Bahkan dalam waktu dekat akan ada kerja sama bidang pengelasan dan pengolahan limbah kayu.

 

“Kami berharap melalui pameran virtual ini hasil karya WBP dapat tampil, di mana WBP bisa menunjukkan kreativitas mereka. Kami juga berharap hasil karya WBP kami dapat dikenal di seluruh Indonesia,” harapnya.

Selain pertenakan ayam petelur dan perikanan lele, Lapas Curup juga menggiatkan sejumlah kegiatan lain, seperti pembuatan lukisan pasir, pipa rokok cangklong dari tempurung kelapa, pigura dari limbah kayu, kerajinan kayu, penggilingan kopi, barbershop, mebel, dan pengelasan. Dikatakan Kepala Seksi Kegiatan Kerja, Hadi Wijaya, pembuatan lukisan pasir hanya membutuhkan waktu tiga hari, tergantung besar dan model lukisan. “Ada WBP yang bisa dan mengajarkan WBP lainnya. Mereka buat gambar dari awal. Konsep dari mereka, tapi juga bisa sesuai request,” terangnya.

 

Sebagai daerah penghasil kopi, Lapas Curup juga mulai unjuk rasa lewat kopi Pasko yang kopinya digiling oleh WBP hingga bisa dinikmati menjadi kopi nikmat. Dalam sehari, WBP bisa menggiling hingga 50 kg biji kopi.

 

“Kegiatan ini baru dua tahun. Saat ini kami ada dua WBP yang sudah dapat pelatihan barista,” tambah Hadi.

 

Untuk promosi dan pemasaran, saat ini Lapas Curup masih berskala lokal dengan memanfaatkan media sosial yang dimiliki Lapas. Selain itu, hasil karya WBP juga dijual kepada WBP, petugas, keluarga WBP, dan masyarakat sekitar. (IR/prv)

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
1
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0