Sarolangun, INFO_PAS – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sarolangun terus membuat terobosan untuk meningkatkan pembinaan kemandirian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Salah satunya adalah menggandeng Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk membuat kolam ikan dengan memanfaatkan lahan tidur cukup luas yang dimiliki Lapas Sarolangun.
Lahan ini berada di sisi kiri luar tembok blok, tepatnya di depan rumah dinas petugas Lapas Sarolangun yang saat ini masih berupa padang rumput berawa. Renacananya lahan ini akan dibuat kola mikan baru berukuran 600 m².
Kepala Lapas Sarolangun, Irwan, menjelaskan lahan tersebut sebelumnya pernah dibuat kolam dengan daya tamping kecil, namun kini dibuat 50 kali dari ukuran kolam sebelumnya. “Kondisi tekstur tanah sekitar lapas yang digenangi air rawa berlumpur menjadi keuntungan tersendiri bagi pembuatan kolam, terutama untuk sumber air yang berlimpah dari dalam tanah,†tuturnya, Kamis (17/1).
Ia mengakui tidak mudah membuat kolam yang besarnya 600 m² jika hanya mengandalkan atau memperkerjakan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) karena butuh waktu lama dan mustahil mereka menggali tanah dengan kedalaman hingga 3,5 meter. Untuk itulah pihak lapas mengajukan proposal kepada Dinas PU Kabupaten Sarolangun yang memiliki alat berat seperti escavator.
“Alhamdulillah, terima kasih kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun yang berkenan mengabulkan proposal kami," tutur Irwan.
Alat berat pun mulai bekerja. Karena tekstur tanah berawa, alat terpaksa disangga menggunakan balok kayu agar tidak terbenam. Tampak kolam sudah selesai digali 100 persen, menunggu lumpur kering untuk dipasang bambu penahan tanah disepanjang sisi pinggir kolam. Pembuatan kolam memakan waktu 1 minggu, yakni dimulai 4-11 Januari 2019. Karena tekstur tanah berlumpur, maka alat berat harus diberikan penyangga balok agar tidak terbenam ke dasar lumpur.
KIni saatkolam sudah terbentuk, agar lumpur yang sudah ditumpukkan dipinggir kolam tidak erosi dan menutup kolam kembali karena dilubangi ikan nantinya, maka disiasati dengan pemasangan bambu di sepanjang bibir kolam.
[caption id="attachment_71637" align="aligncenter" width="300"] proses pembuatan kolam ikan[/caption]
Hal ini tentu tidak serta merta karena mengingat lumpur masih sangat basah, maka perlu menunggu 2-5 minggu hingga lumpur dipastikan benar-benar kering dan bisa untuk diinjak, Â kemudian diatasnya akan dilapasi dengan tanah latrik.
“Sebelum penebaran benih ikan nantinya perlu dilakukan penaburan zat kimia dengan kadar tertentu untuk mengurangi tingkat keasaman tanah,†tutur salah satu Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Sarolangun, Iskandar, yang menjadi tamping lapangan pembuatan kolam.
"Nanti kolam ditaburkan zat kimia untuk mengurangi tingkat keasaman kolam dan membunuh biota air yang bisa menghambat pertumbuhan ikan. Untuk menghindari terjadi longsornya pematang kolam, maka perlu dipasang bamboo agar tanah pematang tertahan dan ini juga untuk membuat ikan di dalamnya tidak melubangi pematang kolam,†sambungnya.
Kepala Sub Seksi Pembinaan Lapas Sarolangun, Nasrul, mengonfirmasikan kedepannya jika proses budidaya pembesaran sudah berjalan, pihak lapas akan mengusahakan produksi pakan sendiri karena untuk membeli untuk ukuran kolam yang cukup besar tentu membutuhkan biaya yang cukup besar.
"Kami sudah ajukan proposal ke Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi melalui Dinas Perikanan Kabupaten Sarolangun. Lokasi sudah disurvey oleh tim dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi dan kabupaten Sarolangun. Mudah-mudahan tidak ada kendala yang berarti sehingga proposal pengadaan mesin produksi pelet ikan segera terealisasi,†harapnya.
Kontributor: Lapas Sarolangun