WBP Bertato Ungkap Pertaubatannya di Lapas Cianjur
Cianjur, INFO_PAS – Didin, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) bertatto di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Cianjur, ungkap perjalanan pertobatannya kepada Tim Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Kamis (28/9). "Kehidupan saya di masa lalu bukanlah halangan, melainkan tantangan untuk dijadikan pelajaran untuk menatap masa depan,†ujar Didin. Ia merasa beruntung masuk ke dalam Lapas Cianjur. Kegiatan pesantren yang diikuti membantu Didin membuatnya bertaubat hingga mampu membaca Alquran. “Saya merasa beruntung sekali masuk ke dalam Lapas Cianjur ini. Dengan pembinaan pesantrenan yang saya ikuti, saya bisa bertaubat. Bahkan, sudah mampu membaca Alquran. Padahal dulunya saya sama sekali tidak tahu akan huruf-huruf Alquran,†tutur Didin. Hal senada diungkapkan oleh Kepala Lapas Cianjur, Gumilar Budirahayu. "Dengan adanya pembinaan pesantren ini, kami berharap akan muncul Didin-Didin berikutnya di Lapas Cianjur dan tentunya tujuan akhirnya adala
Cianjur, INFO_PAS – Didin, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) bertatto di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Cianjur, ungkap perjalanan pertobatannya kepada Tim Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Kamis (28/9). "Kehidupan saya di masa lalu bukanlah halangan, melainkan tantangan untuk dijadikan pelajaran untuk menatap masa depan,†ujar Didin. Ia merasa beruntung masuk ke dalam Lapas Cianjur. Kegiatan pesantren yang diikuti membantu Didin membuatnya bertaubat hingga mampu membaca Alquran. “Saya merasa beruntung sekali masuk ke dalam Lapas Cianjur ini. Dengan pembinaan pesantrenan yang saya ikuti, saya bisa bertaubat. Bahkan, sudah mampu membaca Alquran. Padahal dulunya saya sama sekali tidak tahu akan huruf-huruf Alquran,†tutur Didin. Hal senada diungkapkan oleh Kepala Lapas Cianjur, Gumilar Budirahayu. "Dengan adanya pembinaan pesantren ini, kami berharap akan muncul Didin-Didin berikutnya di Lapas Cianjur dan tentunya tujuan akhirnya adalah sebagai bekal mereka kelak di lingkungan masyarakat," harapnya Kontributor: Muhsin dan Hendra Edi Nugraha