2 Lapas Disiapkan Jadi Lapas PDP Corona Wilayah Banten

Serang, INFO_ PAS - Dua lembaga pemasyarakatan (lapas) wilayah Tangerang Raya dan Serang Raya disiapkan menjadi lapas Pasien Dalam Pengawasan atau PDP wilayah Banten bilamana ada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang terindikasi Virus Corona. Dua lapas tersebut adalah Lapas Pemuda Tangerang dan Lapas Serang.
Demikian hasil pertemuan Direktur Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi, Yunaedi, dengan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten, Imam Suyudi, Kamis (19/3). "Tenaga dokternya bisa dari Lapas Tangerang, namun lokasinya lebih memungkinkan di Lapas Pemuda Tangerang. Untuk wilayah Serang Raya, bisa gunakan poliklinik blok elderly di Lapas Serang," ujar Imam.
Pertemuan keduanya merupakan rangkaian kegiatan monitoring yang tengah dilakukan Yunaedi terkait pencegahan Virus Corona di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan wilayah Banten. Setelah Rabu (18/3) kemarin memantau UPT Pemasyarakatan wilayah Tangerang Raya, kali ini Yunaedi menyambangi UPT Pemasyarakatan wilayah Serang Raya, yakni Rumah Tahanan Negara (Rutan) Serang, Lapas Serang, Rutan Pandeglang, dan Lapas Rangkasbitung.
Yunaedi meminta UPT Pemasyarakatan menyiapkan langkah strategis sebagai solusi pembatasan layanan kunjungan WBP dalam mencegah penyebaran Virus Corona di lapas/rutan. Apalagi Banten sudah masuk zona merah penyebaran Virus Corona.
"Layanan publik jangan sampai hilang. Laksanakan walau terbatas. Solusinya lewat video call sehingga intensitas komunikasi WBP dengan keluarganya tidak terputus. WBP juga tenang di dalam," ucap Yunaedi.
Refocusing anggaran juga bisa dilakukan untuk antisipasi penyebaran Virus Corona. "Optimalkan anggaran perawatan kesehatan, seperti untuk penyediaan sabun, obat, dll. Bila sarana dan prasarana tidak tersedia, ajukan rincian anggarannya ke Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Tapi, optimalkan dulu yang ada," pesan Yunaedi.
Soal manajemen kedinasan pegawai, Yunaedi meminta Kepala UPT merundingkan dengan jajarannya agar ada kesepakatan bersama. "Apakah staf bekerja dari rumah? Apa tidak ada kecemburuan dari penjagaan? Jangan sampai ada keluarga menuntut bila ada pegawai sakit padahal seharusnya work from home. Maka, hati-hati ambil keputusan," pintanya.
Yunaedi mengingatkan kesehatan pegawai itu penting, tapi tugas juga penting. "Ada dua kepentingan yang bertolak belakang, maka solusinya dengan video call. Bagaimana video call bisa berikan garansi ke WBP bahwa komunikasi mereka dengan keluarga tetap berjalan," tegasnya.
Selain itu, pejabat struktural di masing-masing UPT Pemasyarakatan harus bertanggung jawab melakukan sosialisasi dan komunikasi ke dalam demi menghindari WBP yang resisten. "Sekecil apapun pengaduan mereka harus direspon dan ditampung agar WBP merasa aman dan tidak ditinggalkan. Kita konsentrasi ke dalam, jangan sampai Virus Corona masuk," pinta Yunaedi.
Tak lupa, ia terus mengingatkan agar standar kesehatan tetap diperhatikan, seperti cuci tangan, ukur suhu tubuh, penyediaan wastafel, hand sanitizer, masker, dll. Bila ada WBP yang terindikasi terpapar Virus Corona agar segera dilaporkan, jangan sampai ada kepanikan. (IR)
What's Your Reaction?






