39 Tahun Mengabdi, Dirjen Pemasyarakatan Perempuan Pertama di Indonesia Purnabakti
Jakarta, INFO_PAS – Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas) perempuan pertama di Indonesia, Sri Puguh Budi Utami, masuki masa purnabakti dan mengikuti Wisuda Purnabakti Pengayoman di Graha Pengayoman Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), Senin, (8/1). Wisuda Purnabakti Pengayoman tersebut disaksikan langsung oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna H. Laoly, dirangkaikan dengan serah terima jabatan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia (Balitbangkumham) serta Pengukuhan Pengurus Pusat Persatuan Purnabakti Pengayoman.
Utami sebelumnya menjabat sebagai Dirjenpas sejak Mei 2018 hingga Februari 2020 sebelum terakhir menjabat sebagai Kepala Balitbangkumham dengan masa pengabdian di Kemenkumham selama 39 tahun. “Saya ucapkan selamat menjalankan masa purnatugas. Terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada saudari Sri Puguh Budi Utami atas kinerjanya sampai masa akhir pengabdian di Kemenkumham dan menyelesaikan darma baktinya di Balitbangkumham. Saya berharap saudari dapat menjadi contoh yang baik bagi seluruh insan Pengayoman untuk selalu menjaga integritas, loyalitas, dan dedikasi yang tinggi dalam bekerja,” harap Yasonna.
Menurut Menkumham, prosesi wisuda purnabakti ini merupakan wujud penghargaan dan ungkapan rasa hormat yang tulus dari segenap keluarga besar Kemenkumham kepada para purnabakti atas pengabdiannya sejak mengawali dinas aktif hingga memasuki masa purna tugas. “Wisuda purnabakti merupakan perlambang saat terakhir pengabdian seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam mendarmabaktikan dirinya untuk bangsa dan negara. Momen yang baik ini nantinya akan menjadi kenangan yang istimewa bagi para purnabakti dalam mengakhiri pengabdian,” tambah Yasonna.
Sementara itu, Utami mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada jajaran Kemenkumham selama mengabdi di Kemenkuham. Ia mengungkapkan bahwa berdasarkan pengalamannya, muara akhir dari amanah atau kepercayaan adalah kesejahteraan sesama yang tanpa pandang bulu dalam menjalankan kehidupan. Secara khusus, ia mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Menkumham yang memberikan kesempatan kepada perempuan untuk berada di ranah strategis Pemasyarakatan serta kajian, penelitian, dan pengembangan.
“Di area kajian penelitian dan pengembangan, ini pun tugas yang tidak begitu mudah karena perlu membangun sebuah ekosistem pengetahuan untuk mendukung pembuatan kebijakan yang berbasis bukti,” ujar Utami.
Ia juga mengutarakan bahwa seorang pemimpin adalah teladan dan mendorong perempuan, khususnya ASN perempuan, untuk terus berkarya demi kesejahteraan Indonesia. “Tidak mudah memang untuk tetap teguh dalam bersikap menjadi seorang wanita karir. Kita dituntut untuk mampu mengelola diri, mengelola keluarga, mengelola kepercayaan, dan kesempatan yang diberikan. Terlebih saat kita di-bully dan difitnah. Tetaplah melangkah, berkontribusi untuk kejayaan negeri. Yakinlah bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang akan terus bersama kita,” ungkapnya.
Beberapa sumbangsih Utami selama mengabdi di Kemenkumham antara lain:
- Evakuasi tahanan teroris di Markas Komando Brigade Mobil bersama Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan;
- Menghadiri dan memberikan penjelasan terkait penanganan teroris pada Sidang Keamanan PBB;
- Pendampingan dalam kegiatan Asean Prison Track and Field Competition (APTFC), raihan medali emas terbanyak, dan pencipta Mars APTFC;
- Penyelenggara diskusi internasional terkait Warga Binaan Pemasyarakatan lanjut usia yang menghasilkan Jakarta Statement;
- Konferensi Ilmiah Internasional Hukum dan Hak Asasi Manusia;
- Raihan predikat Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani pada Balitbangkumham. (DZ)