Adi Sujatno: Jangan Lupakan Berdirinya Sistem Pemasyarakatan

Adi Sujatno: Jangan Lupakan Berdirinya Sistem Pemasyarakatan

Jakarta, INFO_PAS - “Prinsip Bung Karno yang berbunyi jas merah dapat menjadi inspirasi bagi Sistem Pemasyarakatan di Indonesia dimana jangan sampai melupakan sejarah berdirinya Pemasyarakatan sampai saat ini.” Demikian ditegaskan mantan Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas), Adi Sujatno, dalam evaluasi isu strategis Pemasyarakatan oleh Balai Pertimbangan Pemasyarakatan, Senin (21/12) di Swissotel PIK Jakarta.

“Seorang pemimpin harus memiliki pemikiran yang out of the box karena saat ini kita masih ada ketertinggalan. Maka dari itu, seorang pemimpin harus memiliki sifat servant leadership dimana dapat menyentuh hal dari kepala, hati, dan tangan,” ucap Adi.

Pada isu strategis Pemasyarakatan, khususnya dalam Rencana Strategis 2020-2024, terdapat hal-hal yang dapat dilaksanakan secara cepat dan merupakan sebuah hal yang sangat besar. Contoh terobosan yang akan dicapai adalah bagaimana isi lembaga pemasyarakatan (lapas) karena pada prinsipnya semakin kosong isi lapas, maka semakin efektif pelaksanaan pembinaan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Melihat bagaimana di lapas, tak jarang terjadi peningkatan tindak pidana dimana seorang WBP yang awalnya cuma merokok ketika masuk lapas menjadi pemakai narkoba. Hal ini merupakan ketidakcocokan tempat bagi seorang dengan tindak pidana ringan dimasukkan ke dalam lapas. "Lapas yang isinya 60% narkoba, pemakai seharusnya tidak ditahan serta harus direhabilitasi keluarganya. Apabila tidak bisa bertanggung jawab, maka terpaksa harus ditahan,” tegas Adi.

Untuk itu, lapas yang menampung pidana narkoba haruslah lapas yang memiliki peralatan yang menunjang tugas dan fungsi keamanan. Apalagi instansi lain sudah menerapkan peralatan standar keamanan untuk mencegah terjadinya gangguan keamanan. “Kita harus mulai berani keluar dari zona nyaman, berani memberikan terobosan, dan melakukan hal-hal yang lebih inovatif,” ajak Adi.

Ia berujar masa sekarang ini berprinsip bagaimana kita bisa melangkah lebih dulu jika dibandingkan Indonesia di area ASEAN yang masih kurang dibanding negara-negara lain. Hal ini harus ada solusi dimana harus keluar dari kondisi-kondisi saat ini dan harus mengubah pola pikir dengan cara-cara baru untuk menyongsong masa depan yang semakin cepat perubahannya.

Selain itu, solusi yang harus dilaksanakan, yaitu cara belajar/pembelajaran yang tidak terpaku pada universitas, pengajar, maupun instansi, namun harus belajar pada diri dan lingkungan dimana kita bisa belajar sewaktu-waktu. “Dengan kemudahan teknologi yang tersedia saat ini, kita sudah cukup terbantu, contohnya melalui konsep belajar dapat dengan mudah dan cepat melalui e-learning,” tambah Adi.

Tak lupa, ia mengingatkan Indonesia merupakan negara besar dengan populasi masyarakat yang besar. Di situlah dapat dikatakan sesungguhnya sumber daya manusia Indonesia sangat berpotensi.

“Seorang petugas Pemasyarakatan yang ideal sangat dibutuhkan pada era-era sekarang. Sinergi dari Dirjenpas, Kepala Divisi Pemasyarakatan, serta Kepala Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan harus dibentuk dan dipertahankan,” tegas Adi.

Hal tersebut diamini Kepala Lapas Cipinang, Tonny Nainggolan. “Mungkin bukan berbicara sistem karena semua itu akibat kondisi lingkungan dan sistem baru yang mempengaruhi suatu hal, namun kita dapat berusaha dengan suatu hal positif dan terbaik,” tuturnya.

What's Your Reaction?

like
2
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0