AKIP MAKIN BERKILAU

Jakarta,INFO_PAS –  Akademi Ilmu Pemasyarakatan (AKIP) Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia kembali menggelar perhelatan seminar nasional yang bertajuk “ Refleksi 50 Tahun AKIP dalam Membangun Kompetensi Kader Pemasyarakatan Guna Melahirkan Pemimpin Yang Berkarakter”. Bertempat di Auditorium Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM, seminar Nasional tersebut diselenggarakan pada hari Kamis (23/10).

Kegiatan seminar ini dibuka oleh Sekjen Kemenkumham, Y. Ambeg Paramarta, dan dihadiri oleh Ka. UPT Pemasyarakatan dan Pejabat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Hadir pula dalam kegiatan seminar tersebut para sesepuh pemasyarakatan, yang telah purna bakti dalam bertugas dan telah menjadi panutan segenap insan pemasyarakatan.

Dihadapan ratusan peserta seminar, Direktur AKIP, M. Hilal meyampaikan bahwa sudah saatnya AKIP mempunyai kampus sendiri yang perlu didukungan dari se

AKIP MAKIN BERKILAU

Jakarta,INFO_PAS –  Akademi Ilmu Pemasyarakatan (AKIP) Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia kembali menggelar perhelatan seminar nasional yang bertajuk “ Refleksi 50 Tahun AKIP dalam Membangun Kompetensi Kader Pemasyarakatan Guna Melahirkan Pemimpin Yang Berkarakter”. Bertempat di Auditorium Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM, seminar Nasional tersebut diselenggarakan pada hari Kamis (23/10).

Kegiatan seminar ini dibuka oleh Sekjen Kemenkumham, Y. Ambeg Paramarta, dan dihadiri oleh Ka. UPT Pemasyarakatan dan Pejabat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Hadir pula dalam kegiatan seminar tersebut para sesepuh pemasyarakatan, yang telah purna bakti dalam bertugas dan telah menjadi panutan segenap insan pemasyarakatan.

Dihadapan ratusan peserta seminar, Direktur AKIP, M. Hilal meyampaikan bahwa sudah saatnya AKIP mempunyai kampus sendiri yang perlu didukungan dari semua pihak.

“50 tahun adalah usia yang sangat matang untuk terus berinovasi dan menciptakan kader Pemasyarakatan yang berintegritas dan berkarakte,” ungkap  Direktur AKIP yang sebelumnya menjabat Sebagai Kepala Rutan Surakarta.

Acara seminar nasional ini dilanjutkan dengan pertemuan nasional Ikatan Alumni Akademi Ilmu Pemasyarakatan (IKA AKIP) yang dihadiri angkatan satu sampai dengan angkatan 46. Hadir pula para Taruna AKIP angkatan 47 dan 48, serta calon Taruna angkatan 49. Hal ini menunjukan bahwa AKIP merupakan organisasi yang solid. Merupakan organisasi yang penuh dengan rasa kekompakan.

Di hari jadinya yang ke-50, AKIP terus mengembangkan sayap untuk meningkatkan kualitas pendidikan, guna mencetak kader pemasyarakatan. Oleh karena itu maka dalam seminar kali ini, AKIP menghadirkan narasumber yang berkompeten untuk menjelaskan status AKIP menjadi Politeknik Ilmu Pemasyarakatan.

Narasumber yang hadir dalam seminar ini adalah Pakar Hukum Romli Atmasasmita, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Imam Prasodjo, Alumni AKIP angkatan 15 yang telah menjadi anggota DPR RI, Agun Gunanjar, dan mantan Sesditjenpas Dindin Sudirman.

Agun Gunanjar menjelaskan kepada peserta seminar, cara untuk membangun kepemimpinan. “Kepemimpinan nasional itu ada tiga, yaitu peminpin yang berkarakter, pemimpin yang berkompetensi, dan pemimpin yang berpengaruh besar/ berwibawa”, Ungkap Alumni AKIP angkatan 15  ini yang telah sukses menjadi wakil rakyat.

Dosen FISIP UI Imam Prasodjo menjelaskan  definisi pemimpin yang berkompetensi dan berkarakter.  Jika kita telaah pemimpin adalah seseorang yang bisa menggerakan orang lain untuk ikut serta melakukan sesuatu tindakan yang terencana, dengan memberikan motivasi tanpa cara memaksa. “Kader pemasyarakatan harus punya jiwa pemimpin, keahlian di bidangnya dan pengetahuan yang luas, serta karakter yang jujur juga bertanggung jawab”,  Pungkas Imam.

Pakar Hukum Romli Atmasasmita dalam sambutannya juga menjelaskan tentang pemasyarakatan, bahwa bagaimana pemasyarakatan itu bisa dipahami oleh masyarakat. Masyarakat dalam hal ini adalah  bahwa Warga Binaan Pemasyarakatan yang  mempunyai hak, sebagai contoh remisi.

Romli menyinggung pula soal kondisi pemasyarakatan saat ini yang over kapasitas. Kasus pidana yang hukumannya kecil atau sifatnya sepele seharusnya tidak perlu dimasukkan ke dalam Lapas. Hal tersebut dapat dilakukan diversi oleh pihak kepolisian dengan pendekatan musyawarah.

Selain itu Romli mempersoalkan petugas Lapas yang harus menjadi panutan dan teladan bagi warga binaan.  “Bagaimana bisa WBP bisa baik kalau petugasnya sendiri tidak baik, dan jangan malah kita terpengaruh”, Ungkap Romli. Jika hal itu sudah dilaksanakan, maka itu sama dengan keberhasilan pemasyarakatan. “Petugas pemasyarakatan itu dekat dengan surga, karena tugasnya merubah perilaku warga binaan untuk menjadi lebih baik” jelasnya kembali.

Diakhir kegiatan seminar tersebut, Direktur AKIP memberikan kenag kenangan berupa plakat kepada Narasumber. Plakat ini diberikan oleh Direktur AKIP sebagai wujud dari rasa terimakasih kepada narasumber karena telah memberikan Ilmu Pengetahuan kepada seluruh peserta seminar yang hadir di Auditorium Kawah Candra Dimuka Petugas Pemasyarakatan Republik Indonesia.

Penulis : Rio Wisuma, M. Singgih, M. Faris

 

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
1
angry
0
sad
0
wow
1