Banjir Apresiasi, One Day, One Prison’s Product Jadi Ajang Pamer Hasil Produk WBP
Jakarta, INFO_PAS – Memperingati Hari Bakti Pemasyarakatan (HBP) Ke-57, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) menyelenggarakan One Day, One Prison’s Product. Penyelenggaraannya dilakukan selama satu bulan, di mana petugas Pemasyarakatan dan masyarakat umum diimbau untuk membeli dan menggunakan barang hasil produksi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
“One Day, One Prison’s Product menjadi bukti bahwa pembinaan yang dilakukan terhadap WBP telah dilakukan dengan memanusiakan manusia. Tidak hanya dibina dari segi keagamaan dan kepribadiannya, namun mereka juga diberikan pelatihan keterampilan sebagai bekal pada saat bebas,” kata Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Reynhard Silitonga, di Jakarta (26/4).
Kegiatan ini melibatkan seluruh elemen terkait. Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan secara aktif menjual hasil karya unggulan WBP-nya. Untuk menambah semarak, setiap pembeli diajak untuk mengunggah foto mereka saat sedang menggunakan barang hasil karya WBP yang dibelinya dengan tagar #akubeliproduknapi di media sosial. Adapun karya yang dipasarkan merupakan barang kebutuhan pokok masyarakat seperti kerajinan tangan, manufaktur, produk agribisnis dan produk jasa yang memiliki nilai ekonomis serta kualitas bersaing.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna H. Laoly mengungkapkan bahwa pihaknya terus mendukung upaya yang dilakukan oleh Ditjenpas dalam hal membina WBP. Dia juga mengapresiasi kegiatan One Day, One Prison’s Product.
“Selamat HBP Ke-57 dan selamat atas kegiatan One Day, One Prison’s Product. Semoga kegiatan ini dapat terus berjalan, sehingga produk hasil karya WBP dikenal masyarakat,” ujarnya.
Senada, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, juga memberikan dukungan serta apresiasi atas penyelenggaraan program tersebut. One Day, One Prisons Product merupakan respon cepat dan tepat terhadap tantangan di tengah pandemi. Menurutnya, semangat berkarya dan berkreasi perlu difasilitasi seta diberikan kemudahan, dengan memberikan kesempatan kepada WBP pelaku kegiatan industri kreatif untuk memamerkan karya-karyanya.
“Pameran hasil kreativitas para WBP akan membuat produksi kerajinan narapidana semakin dikenal, tidak saja di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri oleh masyarakat internasional,” sambungnya.
Produk hasil karya WBP tentunya dapat dikenal dan diakses oleh masyarakat melalui e-commerce. Selain itu, model bisnis ini juga dapat menjadi pilihan lain bagi masyarakat, bahwa mereka tak hanya membeli produk lokal tapi sekaligus mendukung WBP untuk terus berkarya.
“Kegiatan ini dibungkus dengan semangat sociopreneurship yang berbasis pada pemberdayaan dan tanggung jawab secara sosial. Bayangkan jika kita melihat jumlah petugas Pemasyarakatan yang menembus angka 30 ribu orang, ini merupakan sebuah pasar yang cukup menjanjikan. Jika seluruh petugas Pemasyarakatan menggunakan satu produk hasil WBP maka kita mampu menciptakan pasar kita sendiri,” katanya lagi.
Diharapkan, dengan menguatnya produk hasil karya WBP, kekuatan pasar lokal dapat menjadi pemantik terhadap pasar yang lebih luas. Dengan demikian, One Day, One Prison’s Product bisa menjadi Pride Prison’s Product. (YP/prv)