Budidaya Jagung untuk Ketahanan Pangan, 70 Hektar Lahan Siap Digarap WBP
Jakarta, INFO_PAS – Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) berdayakan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dalam program ketahanan pangan nasional melalui program kemandirian budidaya jagung di Lapas Minimum Security. Menggandeng mitra Kementerian Pertanian dan Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (Waibi), para WBP akan menggarap lahan seluas 70 hektar yang tersebar di Lapas Terbuka Ciangir seluas 15 hektar, Lapas Terbuka Kendal seluas 15 hektar dan Lapas Terbuka Nusakambangan seluas 40 hektar untuk budidaya jagung. Hal ini diungkapkan dalam rapat konsolidasi Fasilitasi Penerapan Budidaya Jagung di Lahan Lembaga Pemasyarakatan yang diprakarsai Kementerian PPN/Bappenas di Hotel Ashley Jakarta, Senin (4/11).
“Ini amat sangat sejalan dengan Revitalisasi Penyelenggaraan Pemasyarakatan dan menjadi program yang ditunggu-tunggu. Selama ini sudah berlangsung sesuai bagaimana arahan Presiden dan Menteri Hukum dan HAM tentang keikutsertaan Pemasyarakatan dalam mendukung program ketahanan pangan. Kami meyakini ini bisa dilaksanakan dan akan lebih intensif dengan Waibi,” ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Ibnu Chuldun.
Ibnu juga mengungkapkan bahwa Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS), Sri Puguh Budi Utami, telah memberi arahan bagi seluruh jajaran Pemasyarakatan untuk mengubah mindset overcrowding dari kendala menjadi tantangan. Saat ini, overcrowding telah terjadi hampir di seluruh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan Negara (Rutan) di Indonesia. Melalui program ketahanan pangan, diharapkan akan memberikan kesejahteraan pada WBP sesuai dengan semangat empowering for prosperity yang digagas Dirjen PAS.
“Lapas/Rutan memiliki lahan yang luas di seluruh Indonesia. Mungkin bisa ratusan hingga ribuan hektar yang masih bisa dioptimalkan. Hanya saja peluang itu belum kami dapatkan. Dengan adanya kerjasama ini, lahan-lahan produktif bisa digarap,” tambah Ibnu.
Sementara itu, Anang Noegroho dari Kementerian PPN/Bappenas mengungkapkan bahwa komoditas jagung termasuk prioritas nasional dalam hal tanaman pangan. Untuk mencapai itu, Anang menjelaskan bahwa optimalisasi lahan lapas termasuk pendayagunan potensi sumber daya nasional dalam rangka pencapaian prioritas nasional.
“Program ini fokusnya adalah WBP. Sedangkan Presiden memberi arahan untuk sumber daya manusia. WBP juga merupakan sumber daya manusia sehingga saya pikir ini telah sejalan dengan program Presiden,” tambah Anang.
Untuk keperluan administrasi, WBP akan diasumsikan sebagai petani sehingga akan mendapatkan endorsement sebagai petani dari dinas pertanian setempat. Program ini juga dikatakan sebagai regenerasi petani Indonesia dimana saat ini jumlah petani muda semakin sedikit.
“Sumber daya nasional masih ada peluang, juga yang dapat dikelola Ditjen PAS. Sinergi antar sektor menjadi kata kunci pendayagunaan potensi nasional. Semoga ini bisa menjadi suatu prototype dan responnya positif sehingga kedepannya bisa lebih strategis,” harap Anang.
Bogi Sugiharto dari Kementerian Pertanian (Kementan) yang hadir dalam konsolidasi tersebut mengatakan bahwa jagung menjadi komoditas utama selain beras dan kedelai. Dalam program ketahanan pangan di lapas ini, Kementan akan menyuplai benih jagung dalam waktu dekat terlebih saat ini telah memasuki musim hujan yang sesuai untuk memulai penanaman benih jagung.
“Kami terus berkomunikasi terutama dengan Lapas Terbuka Kendal. Kami coba menyalurkan benih jagung untuk 15 hektar. Kami juga tengah mengupayakan bantuan untuk traktor. Begitu juga dengan lapas yang lain. Harapan kami, ini awal kita lihat sebagai pilot project. Kita memberdayakan lapas untuk komoditas jagung. Bahkan mungkin kedepannya tidak hanya jagung,” ujar Bogi.