Ceria dan Tawa Warga Binaan dan Petugas Lapas Wahai Warnai Semarak Lomba HUT ke-80 RI

Ceria dan Tawa Warga Binaan dan Petugas Lapas Wahai Warnai Semarak Lomba HUT ke-80 RI

Wahai, INFO_PAS - Euforia kebahagiaan dalam menyemarakkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia (RI) tengah dirasakan segenap lapisan masyarakat, tak terkecuali Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai. Bertempat di lapangan blok Lapas, sejumlah kegiatan yang telah dilaksanakan dan akan berlangsung hingga hingga Sabtu (16/8) itu terus diramaikan dengan berbagai perlombaan dengan ceria dan tawa.

"Senang sekali melihat mereka tertawa terpingkal-pingkal di momen perlombaan menyongsong HUT RI kali ini," ungkap Kepala Lapas (Kalapas) Wahai, Tersih Victor Noya, Jumat (15/8).

Tersih mengatakan hiburan adalah salah satu hak Narapidana dalam bentuk rekreasional yang harus diberikan selama masa pembinaan. "Lapas itu tempat membina, bukan menghukum. Regulasi jelas, Undang-Undang Pemasyarakatan telah mengatur. Ketika hukuman sudah mereka terima untuk dijalani, maka tugas kita adalah membina dan memenuhi hak, salah satunya memberikan hiburan kepada mereka. Oleh karena itu, semua yang menjadi hak Narapidana dalam berbagai program pembinaan akan kami penuhi," tegasnya.

Sementara itu, dari lapangan blok terpantau lomba gigit kerupuk, balap sendok, dan joget balon makin menambah keceriaan. "Ini bukan tentang lomba saja, tetapi merelaksasi pikiran serta menghilangkan kejenuhan dan stres karena kegiatan yang bersifat rekreatif ini sangat penting untuk mengurangi tekanan psikologis yang dirasakan oleh mereka selama menjalani pidana," ucap Kepala Subseksi Pembinaan, Merpaty S. Mouw.

Ia juga mengatakan tujuan kegiatan tersebut adalah menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air. "Ajang ini juga untuk mempererat tali silaturahmi sesama Warga Binaan dan Warga Binaan dengan petugas agar menciptakan suasana yang lebih kondusif dan kekeluargaan dalam masa pembinaan," tambah Merpaty.

Salah satu Warga Binaan, AR, bersemangat mengikuti lomba walau dalam suasana di Lapas. "Tadinya saya pikir di sini suasananya menegangkan, padahal sudah seperti rumah kedua. Ada hiburan-hiburan seperti ini, ada masjid untuk beribadah, ada bengkel kerja, ada warung telekomunikasi khusus untuk menghubungi keluarga, ada pula kios koperasi untuk berbelanja. Kami akan menjalani masa pidana sampai waktunya bebas," janji Narapidana yang divonis satu tahun penjara itu.

Berbagai perlombaan dalam semarak HUT ke-80 RI yang dilaksanakan Lapas Wahai bukan sekadar hiburan, melainkan bagian integral dari program pembinaan yang bertujuan mempersiapkan Narapidana menjadi pribadi yang mandiri serta menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab saat kembali ke masyarakat. 

Tak hanya Warga Binaan, petugas Lapas Wahai juga berpartisipasi dalam lomba, salah satunya, lomba unik, yakni baris-berbaris dengan mata tertutup. Tujuan lomba tersebut adalah menguji dan melatih beberapa aspek penting sikap petugas dalam membangun kedisiplinan.

"Lomba ini menantang peserta untuk tidak hanya mengandalkan indra penglihatan, tetapi juga mengandalkan indra pendengaran dan kepekaan terhadap arahan dan instruksi atasan dan pimpinan," terang Kalapas.

Dalam lomba tersebut, peserta dituntut harus memiliki disiplin tinggi untuk mengikuti setiap perintah yang diberikan dengan fokus mendengarkan serta mematuhi instruksi dengan cepat dan akurat. Selain itu, lomba ini juga mengembangkan konsentrasi dan kepekaan. Artinya petugas harus lebih peka tanpa penglihatan terhadap arahan verbal, suara, bunyi dan bersikap responsif terhadap lingkungan sekitar saat melaksanakan tugas. Hal tersebut berarti perlu adanya kerja sama tim dalam pelaksanaan tugas.

"Regu pengamanan yang bertugas harus kompak dan membangun kepercayaan. Anggota harus percaya pemimpin akan membimbing mereka dengan benar dan aman, sementara pemimpin harus percaya anggotanya akan mengikuti instruksi dengan baik," lanjut Tersih.

Lomba yang dipimpin Kepala Subseksi Keamanan dan Ketertiban, Usman Bakri, dan diikuti seluruh regu pengamanan itu berlangsung seru dan mengundang tawa penonton. "Ini lomba yang positif dan memberikan manfaat dalam pelaksanaan tugas pengamanan sekaligus menambah semarak HUT RI. Ke depan, kami akan agendakan khusus materi baris-berbaris dalam kegiatan pembinaan fisik mental disiplin bulan Oktober mendatang," ucapnya.

Lomba baris-berbaris mata tertutup itu akhirnya dimenangkan oleh salah satu petugas Penjaga Pintu Utama, yaitu Julfan Pusari. "Alhamdulillah, lomba ini bukan untuk menonjolkan siapa yang terbaik, tapi memberikan dukungan bagi kami para petugas pengamanan untuk terus meningkatkan sikap kedisiplinan dalam bertugas secara individu dan tim," ungkap mantan Pasukan Pengibar Bendara Pusaka Provinsi Maluku Tahun 2017 itu.

Lomba baris-berbaris mata tertutup ala Lapas Wahai ini bukan hanya tentang gerakan yang seragam, tetapi juga bagaimana individu petugas dan regu pengamanan berfungsi maksimal menjaga stabilitas keamanan di bawah tantangan dan keterbatasan. (IR)

 

 

Kontributor: Lapas Wahai
 

What's Your Reaction?

like
1
dislike
0
love
2
funny
0
angry
0
sad
0
wow
1