Di Balik Jeruji Besi, ABH Hadirkan Karya Fotografi

Solo — Tak ada yang menyangka, kreativitas anak di dalam lembaga pemasyarakatan (Lapas) mampu menghadirkan karya fotografi di luar dugaan masyarakat pada umumnya. Jepretan lensa kamera dari tangan anak-anak yang mendapat label kriminal tersebut, tak kalah dengan fotografer profesional. Hanya saja, para Anak Bermasalah Hukum (ABH) ini terbentur dengan lingkup jeruji besi.

“Kami sengaja untuk membangkitkan kreativitas mereka (ABH), supaya mereka tidak minder dan memiliki kemampuan saat mereka telah bebas,” kata Koordinator Sahabat Kapas, Dian Sasmita saat berbincang dengan Timlo.net, Rabu (18/11) siang.

Embrio pengembangan minat fotografi terhadap ABH ini, kata Dian, dimulai saat dirinya berada di Lapas Purworejo. Sejumlah kemampuan untuk membekali diri diantaranya teknis bengkel, membuat kerajinan tangan telah diajarkan. Alhasil, mereka mencoba untuk mencoba keahlian lain yang selama ini belum pernah diberi

Di Balik Jeruji Besi, ABH Hadirkan Karya Fotografi

Solo — Tak ada yang menyangka, kreativitas anak di dalam lembaga pemasyarakatan (Lapas) mampu menghadirkan karya fotografi di luar dugaan masyarakat pada umumnya. Jepretan lensa kamera dari tangan anak-anak yang mendapat label kriminal tersebut, tak kalah dengan fotografer profesional. Hanya saja, para Anak Bermasalah Hukum (ABH) ini terbentur dengan lingkup jeruji besi.

“Kami sengaja untuk membangkitkan kreativitas mereka (ABH), supaya mereka tidak minder dan memiliki kemampuan saat mereka telah bebas,” kata Koordinator Sahabat Kapas, Dian Sasmita saat berbincang dengan Timlo.net, Rabu (18/11) siang.

Embrio pengembangan minat fotografi terhadap ABH ini, kata Dian, dimulai saat dirinya berada di Lapas Purworejo. Sejumlah kemampuan untuk membekali diri diantaranya teknis bengkel, membuat kerajinan tangan telah diajarkan. Alhasil, mereka mencoba untuk mencoba keahlian lain yang selama ini belum pernah diberikan yakni fotografi.

Saat dilakukan pembekalan teknik fotografi, ternyata mereka sangat antusias. Dalam waktu singkat, ABH yang berada di Lapas Purworejo mampu mengoperasikan kamera baik DSLR maupun kamera poket.

“Sempat kaget juga, saat mereka diberi pelatihan. Mereka sangat antusias bahkan dalam waktu singkat mampu menguasai teknik operasional kamera sekaligus tekni pengambilan gambar,” jelas Dian.

Sejumlah hasil jepretan kamera yang dihasilkan, lanjut Dian, juga tak jauh dari tempat mereka berada yakni didalam suasana lapas. Nampak, keceriaan, kebersamaan dan aktifitas mereka sehari-hari terekam jelas dalam pengambilan gambar yang mereka lakukan.

Selain di Lapas Kutoarjo, pihaknya juga telah menularkan hobi fotografi di sejumlah rumah tahanan lain, semisal Rutan Solo dan Lapas Klaten. Hasil jepretan ABH ini, telah dicetak di lembar kartu pos yang rencananya akan dipamerkan pada Hari Anak Internasional yang jatuh pada hari Jumat (20/11) nanti. Tak sampai di situ saja, di Kota Solo sendiri juga akan dilakukan pameran yang mengusung tema “Humanity Behind The Bars” di gelaran Car Free Day (CFD) tanggal 29 November mendatang.

“Dengan tema tersebut, kami berharap kreativitas mereka tetap bebas lepas tak terkurung didalam jeruji besi. Meski fisik membatasi pergerakan mereka. Disamping itu, melalui pameran tersebut diharapkan label sebagai narapidana yang melekat pada anak dapat dihapus dari pandangan masyarakat umum,” kata Dian.

sumber: http://www.timlo.net/

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0