Gandeng PGE Lahendong, LPKA Tomohon Gelar Pelatihan Pengolahan Limbah dan Exit Strategy

Gandeng PGE Lahendong, LPKA Tomohon Gelar Pelatihan Pengolahan Limbah dan Exit Strategy

Tomohon. INFO_PAS - Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Tomohon gelar Pelatihan Pengolahan Limbah dan Exit Strategy bagi Anak Binaan, Rabu (10/5). Pelatihan ini merupakan hasil kerja sama dengan Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Lahendong. Khusus untuk pelatihan kali ini, LPKA Tomohon dan PGE Area Lahendong mendatangkan narasumber dari PT Baciraro Kreatif Minahasa, Marlon Kamagi.

Kegiatan dibuka secara langsung oleh Kepala LPKA Tomohon, Heri Sulistyo. Dalam sambutannya, Heri menyampaikan terima kasih dan apresiasi bagi PGE Area Lahendong yang setia menjadi mitra kerja LPKA Tomohon dalam melaksanakan pembinaan keterampilan bagi Anak Binaan serta bagi PT Baciraro Kreatif Minahasa yang berbagi ilmu dan keterampilan bagi Anak Binaan.

“Saya berharap adik-adik memanfaatkan kesempatan yang berharga ini. Ikuti pelatihan dengan serius. Jangan malu untuk bertanya jika ada hal yang masih kurang jelas,” pesan Heri kepada Anak Binaan.

PGE Area Lahendong yang diwakili oleh Pandhit P. Harjo menuturkan kegiatan ini merupakan bentuk nyata kepedulian mereka terhadap isu lingkungan global di mana penumpukan sampah telah menjadi masalah utama yang dihadapi dunia. “Pemanasan global yang kita rasakan akhir-akhir ini merupakan salah satu imbas dari penumpukan sampah yang tidak dikelola dengan benar. Untuk itu, saya mengajak adik-adik untuk peduli terhadap lingkungan dengan belajar mengolah sampah pada pelatihan ini. Jadilah pionir bagi teman-teman kalian yang lain dengan mengajak dan mengajarkan apa yang nantinya akan kalian pelajari,” pesannya.

Selanjutnya, pelatihan diawali dengan pemaparan teori oleh Marlon Kamagi selaku narasumber terkait jenis sampah, dampak penumpukkan sampah, cara pengolahan sampah, dan pengenalan produk-produk hasil olahan sampah, seperti buku tulis, eco enzyme, dan gelang tangan. Kegiatan dilanjutkan dengan praktik pembuatan lubang biopori sebagai wadah untuk menimbun sampah organik yang nantinya dapat menjadi pupuk kompos.

“Sampah dapat berdampak buruk bagi lingkungan. Akan tetapi, jika kita mampu mengolah sampah dengan benar, maka sampah dapat berdampak baik bagi lingkungan,” urai Marlon. (IR)

 

Kontributor: LPKA Tomohon

What's Your Reaction?

like
1
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0