Gerakan Keluarga Pemasyarakatan Menuju Indonesia Bebas TB

Jakarta, INFO_PAS - Hari ini, 24 Maret diperingati sebagai HARI TB SEDUNIA. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) membangun kesadaran petugas dan wargabinaannya untuk selalu meningkatkan aksi Gerakan TOSS. Ditjen PAS mengumandangkan Gerakan TOSS(Temukan TB Obati Sampai Sembuh" dengan bertemakan "Gerakan Keluarga Pemasyarakatan Menuju Indonesia Bebas TB (Tuberkulosis) di tahun 2050".

Kabag Humas Ditjen PAS Akbar Hadiprabowo mengatakan berdasarkan data saat ini dari 78.494 wargabinaan yang diskrining, terduga TB sebanyak 3.742 orang.

"Setelah dilakukan pemeriksaan dahak mikroskopik terdiagnosa TB sebanyak 810 kasus dan segera telah diobati dengan Obat Anti Tiberkulosis (OAT)," pungkas pria berkacamata itu.

Akbar juga mengatakan bahwa Ditjen PAS memberikan penghargaan kepada petugas Monev TB yang telah menjalankan komitmen dalam Program Pengendalian TB di Lingkungan Lapas dan Rutan. Mereka yang m

Gerakan Keluarga Pemasyarakatan Menuju Indonesia Bebas TB

Jakarta, INFO_PAS - Hari ini, 24 Maret diperingati sebagai HARI TB SEDUNIA. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) membangun kesadaran petugas dan wargabinaannya untuk selalu meningkatkan aksi Gerakan TOSS. Ditjen PAS mengumandangkan Gerakan TOSS(Temukan TB Obati Sampai Sembuh" dengan bertemakan "Gerakan Keluarga Pemasyarakatan Menuju Indonesia Bebas TB (Tuberkulosis) di tahun 2050".

Kabag Humas Ditjen PAS Akbar Hadiprabowo mengatakan berdasarkan data saat ini dari 78.494 wargabinaan yang diskrining, terduga TB sebanyak 3.742 orang.

"Setelah dilakukan pemeriksaan dahak mikroskopik terdiagnosa TB sebanyak 810 kasus dan segera telah diobati dengan Obat Anti Tiberkulosis (OAT)," pungkas pria berkacamata itu.

Akbar juga mengatakan bahwa Ditjen PAS memberikan penghargaan kepada petugas Monev TB yang telah menjalankan komitmen dalam Program Pengendalian TB di Lingkungan Lapas dan Rutan. Mereka yang mendapatkan penghargaan ini adalah UMAR ALI dari Kanwil Sulawesi Selatan; YUSRIATI dari Kanwil Aceh; Dr. YUNIARTI dari Kanwil DKI Jakarta; RATIH WULANDARI dari Kanwil Riau; dan MAHYUDI dari Kanwil Jawa Barat.

Akbar menjelaskan TB merupakan salah satu dari 10 penyakit terbanyak dilingkungan Lapas/Rutan. Dia menambahkan pada tahun 2015 TB merupakan penyebab kematian terbanyak di lingkungan lapas/rutan.

"Kegiatan pencegahan dan penanggulangan TB di lingkungan Pemasyarakatan telah dimulai sejak tahun 2004 dengan menggandeng Direktorat Jenderal P2PL Kementerian Kesehatan," katanya.

Alumni Akademi Ilmu Pemasyarakatan ini memaparkan bahwa Ditjen PAS telah membuat strategi penanggulangan TB di lapas/rutan meliputi; Memperkuat komitmen pimpinan terhadap pencegahan dan penanggulangan TB, Intensifikasi penemuan kasus TB, Mengembangkan sistem survailans, Mengembangkan pencegahan dan pengendalian infeksi TB, Inovasi dan penelitian  TB dan HIV-AIDS.

"Kita telah membuat strategi penanggulangan dan telah menerapkan di Lapas/Rutan," tutupnya.

Berdasarkan data laporan tahun 2015, penyakit penyebab kematian terbanyak di lingkungan lapas/rutan adalah penyakit jantung, pembuluh darah, penyakit saluran pernafasan,  dan gangguan pencernaan yang diikuti HIV-AIDS. **

Penulis: Fariz Nur

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0