Jalani Hari dalam Lapas, WBP Kristiani Rajin Beribadah

Jalani Hari dalam Lapas, WBP Kristiani Rajin Beribadah

Ambon, INFO_PAS - Petugas dan Anak Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Ambon ikuti ibadah Pentakosta bersama Pendeta Pendeta J. D Taberima dari Jemaat Passo Utara, Klasis Ambon Timur, Senin (24/5) di Gereja Taman Doa LPKA Ambon. Pentakosta merupakan hari ke-57 minggu sesudah Paskah dan menjadi hari penting dalam tradisi gereja, yaitu hari pencurahan roh kudus atas murid-murid dan pengikut Kristus.

 

Kepala Subseksi Pendidikan dan Bimbingan Kemasyarakatan, Aksamina Keliwulan, mengatakan, Pentakosta merupakan hari dimana roh kudus dicurahkan pada semua orang, baik anak-anak, orang muda, orang tua, maupun laki-laki dan perempuan. Ini memberi arti bahwa Tuhan tidak membedakan orang. 

 

“Kiranya kita semua, khususnya bagi anak-anak di sini, dapat memahami refleksi yang diberikan pendeta serta dapat memaknai hari Pentakosta,” harap Aksamina. 

 

Sementara itu, Pendeta Taberima menyampaikan bacaan Yohanes 16:4b-15. “Kita memperoleh gambaran bahwa tugas utama dari roh kudus adalah berhubungan dengan misi pemberitaan Injil Kristus dan fungsinya menyadarkan orang ke arah keyakinan akan Kristus sebagai sumber kebenaran,” terangnya.

 

Dalam memaknai firman ini, ada beberapa hal mengemuka yang perlu disampaikan untuk menjadi bekal dalam melangkah dan berkaya, yakni kita semua patut bersyukur kepada Tuhan karena kita semua ada dalam ibadah syukur perayaan hari pentakosta serta bersyukur kepada Allah roh kudusyang dianugerahkan kepada kita untuk menghibur kita meskipun dilanda dukacita, tantangan, dan persoalan hidup di dunia.

 

“Allah sangat mengasihi sebagai anak-anak-Nya Ia tidak mengkehendaki kita ada dalam dosa, tetapi menganugerahkan pengampunan dalam karya roh kudus agar kita dapat memilih dan memilah mana yang baik dan yang tidak baik untuk kita kembangkan dan tanggalkan dalam hidup ini. Roh kudus juga curahkan kepada kita supaya kita dilengkapi dengan kuasa dan keberanian untuk memberitakan Kristus,” pesan Pendeta Taberima.

 

Sehari sebelumnya, Minggu (23/5), Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Kristiani di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sampit juga melaksanakan ibadah dengan khidmat. Sebanyak 43 WBP yang terdiri dari 34 narapidana dan sembilan tahanan memiliki jadwal ibadah yang sudah terpasang di blok hunian mereka.

 

Menurut koordinator Gereja Lapas Sampit, Yogi Sondang Silalahi, para WBP melaksanakan ibadah di tengan pandemi ini secara mandiri dan virtual yang bekerja sama dengan Gereja Kalimantan Evangelis (GKE Sampit). “Meskipun lokasi gereja berdekatan dengan masjid di Lapas, namun kami tetap sepakat dengan pengurus masjid untuk tetap dapat melaksanakan ibadak dengan saling menghormati dan toleransi antar umat beragama, seperti yang selama ini telah berlangsung dengan baik,” tambahnya.

 

Lebih lanjut, Kepala Lapas Sampit, Agung Supriyanto menyampaikan apresiasinya atas inovasi dan sinergi yang terus dilakukan jajarannya untuk memenuhi hak-hak WBP. “Lapas Sampit adalah milik semua umat, maka saya perintahkan kepada semua coordinator pembinaan keagamaan dari pegawai untuk bisa memperbanyak berbagai kegiatan ibadah sesuai dengan agama masing-masing WBP, dengan tetap mempertimbangkan situasi dan kondisi agar tercipta Lapas Sampit yang religius dan toleran,” harapnya.

 

Kalapas juga berharap, dengan WBP mengisi hari-hari dengan ibadah dapat tertanam kebiasaan yang baik selama menjalani pidana di dalam Lapas. Ia ingin, kebiasaan baik yang tercipta di dalam Lapas dapat diteruskan setelah para WBP bebas kelak. (IR/prv)

 

 

 

Kontributor: LPKA Ambon, Lapas Sampit

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0