Kanwil Ditjenpas Jateng Sambut Kunjungan Asdep Strategi Pelayanan Pemasyarakatan ke Lapas dan Bapas Semarang

Kanwil Ditjenpas Jateng Sambut Kunjungan Asdep Strategi Pelayanan Pemasyarakatan ke Lapas dan Bapas Semarang

Semarang, INFO_PAS – Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Jawa Tengah sambut kedatangan Asisten Deputi Koordinasi Strategi Pelayanan Pemasyarakatan, Kementerian Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Dwi Nastiti, Senin (21/7). Kunjungan tersebut diterima langsung oleh Kepala Kanwil (Kakanwil) Ditjenpas Jawa Tengah, Mardi Santoso, dalam rangka sosialisasi tugas dan fungsi Deputi Bidang Koordinasi Keimigrasian dan Pemasyarakatan serta sosialisasi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2023 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

“Sosialisasi ini sangat strategis untuk menyamakan pemahaman dan menyelaraskan langkah menghadapi implementasi KUHP baru. Kami di Jawa Tengah berkomitmen untuk terus meningkatkan profesionalisme dan memperkuat fungsi pembinaan, termasuk melalui pendekatan berbasis keadilan restoratif,” tegas Mardi.

Saat menyambangi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Semarang, Asisten Deputi Koordinasi Strategi Pelayanan Pemasyarakatan menegaskan pihaknya memiliki peran penting dalam memastikan integrasi dan sinkronisasi kebijakan di bidang Pemasyarakatan. “Kami hadir untuk memperkuat kolaborasi lintas sektoral agar pelaksanaan pelayanan Pemasyarakatan berjalan efektif, responsif, dan adaptif terhadap perubahan hukum, termasuk menghadapi berlakunya KUHP yang baru pada tahun 2026 mendatang,” ujarnya.

Selanjutnya, Norma Sultan selaku staf pada Deputi Strategi Pelayanan Pemasyarakatan menjelaskan secara rinci transformasi yang terjadi dalam KUHP baru, termasuk pendekatan hukum pidana yang tidak lagi retributif semata, melainkan mengedepankan prinsip restorative justice, korektif, dan rehabilitatif. Ia juga menekankan pentingnya peran strategis Lapas, Balai Pemasyarakatan (Bapas), dan Pembimbing Kemasyarakatan dalam implementasi KUHP baru yang lebih humanis dan kontekstual terhadap nilai-nilai keadilan sosial.

“KUHP yang baru tidak hanya merevisi isi, tapi juga mengubah paradigma penegakan hukum, menempatkan pemidanaan sebagai upaya terakhir (ultimum remedium), dan membuka ruang besar untuk pembinaan dan reintegrasi sosial,” terang Norma.

Kunjungan diakhiri dengan peninjauan area ketahanan pangan Lapas Semarang yang menjadi salah satu bentuk nyata pembinaan kemandirian Warga Binaan dan kontribusi Lapas dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.

Usai berkunjung ke Lapas Semarang, rombongan bergeser ke Bapas Kelas I Semarang untuk meninjau program bimbingan kemandirian bagi Klien Pemasyarakatan. Kakanwil Ditjenpas Jawa Tengah pun mengapresiasi upaya Bapas Semarang dalam memberikan pelatihan yang aplikatif dan berdampak langsung bagi masa depan Klien.

“Pembinaan seperti ini harus terus diperkuat. Klien Pemasyarakatan harus dibekali keterampilan yang mampu meningkatkan daya saing dan memutus siklus residivisme. Kami mendukung penuh inovasi dan kreativitas jajaran di Unit Pelaksana Teknis untuk menghadirkan program yang tepat sasaran,” ucap Mardi.

Selanjutnya, rombongan Deputi Strategi Pelayanan Pemasyarakatan meninjau langsung kegiatan pelatihan keterampilan totok (pijat akupresur) sebagai bagian dari pembinaan kemandirian untuk membekali klien dengan keterampilan yang berguna pascaPemasyarakatan. “Aspek pembinaan kemandirian seperti ini sangat penting. Ini bukan hanya soal keterampilan, tapi juga membentuk mental positif dan kemandirian ekonomi,” ujar Dwi.

Mereka juga turut mencoba langsung layanan totok dari para Klien yang sedang menjalani pelatihan. Hal ini menunjukkan bentuk apresiasi dan dukungan nyata terhadap hasil pembinaan yang dilakukan oleh jajaran Pemasyarakatan.

Selaku Kepala Bapas Semarang, Totok Budiyanto menyampaikan pelatihan ini dirancang agar Klien bisa memperoleh kemampuan praktis yang dapat langsung diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat maupun untuk membuka usaha mandiri. “Kami selalu menyesuaikan program pelatihan dengan kebutuhan riil dan potensi yang dimiliki Klien,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pembimbingan Kemasyarakatan, Muhamad Susanni, menambahkan keterampilan totok merupakan salah satu pelatihan favorit karena mudah diterapkan dan memiliki potensi pasar yang luas. “Kami harap Klien makin termotivasi untuk mengembangkan potensi diri serta siap kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang mandiri dan produktif,” harapnya. (IR)

 

 

Koordinator: Kanwil Ditjenpas Jateng

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0