Keadaan Dunia Sedang Tidak Baik-Baik Saja

Keadaan Dunia Sedang Tidak Baik-Baik Saja

Baru beberapa bulan yang lalu dunia dihebohkan dengan berita munculnya virus jenis baru yang berasal dari Provinsi Wuhan di Tiongkok. Saat itu dunia seakan menyalahkan Tiongkok atas munculnya virus tersebut. Tidak sedikit pula masyarakat Indonesia yang menganggap wabah tersebut sebagai azab bagi Tiongkok atas kekejaman yang mereka lalukan kepada Muslim Uighur.

Namun, ketika virus ini mulai menyebar ke pelbagai negara dan dinyatakan menjadi pendemi global oleh badan kesehatan dunia (WHO), negara-negara menjadi panik karena penyebaran virus yang sangat cepat. Tidak sedikit negara yang melakukan kebijakan lockdown atau karantina wilayah bagi warganya, seperti Italia. Bahkan orang-orang yang kedapatan tidak mau diisolasi akan dihukum penjara tiga bulan atau denda setara Rp.3,6 juta. Selain itu, ada pula negara yang melakukan tes secara massal bagi warga negaranya, seperti Korea Selatan.

Indonesia sendiri yang beberapa minggu lalu mengatakan bahwa zero Corona menjadi panik hari-hari ini sejak diumumkannya dua orang positif Corona hingga sekarang yang jumlahnya terus bertambah dengan rasio kematian yang cukup tinggi. Di tengah kepanikan masyarakat akan virus ini, pemerintah mengeluarkan imbauan saatnya kita belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah. Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim, meliburkan sekolah-sekolah agar meminimalisir risiko penularan virus ini.

Namun, bukannya tinggal di rumah sesuai imbauan presiden, masyarakat malah keluar rumah dengan mengunjungi objek wisata. Mereka menganggap "LIBUR sebagai LIBURAN." Ketika keadaan sudah menjadi genting yang memaksa, ketika setiap detik nyawa satu orang manusia terancam, maka harusnya pemerintah bukan hanya mengeluarkan instruksi, apalagi hanya imbauan, tetapi keputusan sehingga penerapannya terukur, terkontrol, bahkan bisa memaksa.

Kami sebagai petugas Pemasyarakatan yang bertugas menjaga Warga BInaan Pemasyarakatan (WBP) bukan hanya dari risiko pelarian, tetapi juga bahaya dari luar yang mengancam kelangsungan hidup WBP karena kokoh dan tingginya tembok lapas tidak dapat menghalangi virus jika telah masuk.

Maka dari itu, sebagai upaya preventif penyebaran Covid-19 di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas), kunjungan bagi WBP ditiadakan hingga batas waktu yang ditentukan. Begitu pula dengan pembinaan kerohanian dari pihak luar lapas.

Setiap petugas yang memasuki lapas diperiksa suhu tubuh. Ketika presiden memberikan perintah untuk Work From Home (WFH), kami juga melakukannya. Namun sedikit berbeda, WFH kami Work From Heart untuk memberikan pembinaan, memperhatikan jatah makan, dan menjaga kesehatan ratusan WBP.

Kita tidak boleh panik sehingga membuat orang-orang juga panik. Kita harus percaya kita bisa melewati ujian ini bersama-sama. Seperti kata Ki Hajar Dewantara, "apa pun yang dilakukan oleh seseorang itu hendaknya bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia pada umumnya."

 

 

Penulis: Ahmad Arif (LPP Sungguminasa) 

 

What's Your Reaction?

like
16
dislike
2
love
3
funny
3
angry
0
sad
3
wow
0