Jakarta, INFO_PAS - Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Narkotika Kelas IIA Jakarta, Asep Sutandar, memberikan penguatan nilai integritas kepada petugas regu pengamanan (rupam), Rabu (6/2) di Ruang Aula Lantai 3 Gedung Utama Lapas Narkotika Jakarta. Kegiatan ini turut dihadiri pejabat struktural, Pegawai Negeri Sipil Angkatan 2017, dan petugas rupam Lapas Narkotika Jakarta.
Ini merupakan tindak lanjut dari hal yang disampaikan Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Sri Puguh Utami, saat memberikan pengarahan kepada Kepala Divisi Pemasyarakatan dan Kepala Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan seluruh Indonesia melalui media teleconference, Minggu (3/2) dalam upaya memberantas peredaran narkoba, terutama yang disinyalir dikendalikan oleh narapidana.
Acara langsung diisi materi dari Kalapas Narkotika Jakarta. Pertama, Badan Narkotika Nasional melalui kelengkapan dan kewenangan melakukan penyadapan dan telah mendeteksi modulasi komunikasi narapidana melalui handphone. Kedua, Lapas Narkotika Jakarta harus bersih dari peredaran narkoba dimana empat minggu ini diperintahkan untuk progres zero peredaran handphone dan narkoba.
Ketiga, Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas serta Keamanan dan Ketertiban melaksanakan dua kali seminggu inspeksi mendadak selalu ada handphone. “Kita harus prihatin dan parahnya ada indikasi handphone difasilitasi alias dipinjamkan petugas, sedangkan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) punya simcard. Semoga kejadian ini segera berhenti. Jangan ada lagi apapun alasannya petugas untuk membawa handphone ke dalam lapas,†tegas Asep.
Keempat, jaga kebersihan dan kerapian dalam berpakaian dinas supaya bisa menjaga wibawa dan contoh yang baik bagi WBP. Kelima, harus gunakan bahasa tegas ke WBP. “Jangan provokatif,†tambah Asep.
Keenam, petugas dan WBP harus dukung aturan lapas yang berlaku. “Bla perlu berikan reward langsung bagi WBP jika selama ada di lapas berperilaku baik,†lanjutnya.
[caption id="attachment_72644" align="aligncenter" width="300"] arahan kalapas[/caption]
Terakhir, hindari sejauh mungkin komunikasi intens dengan WBP. “Kalaupun mau bicara yang penting saja, jangan berlebihan,†pinta Kalapas.
Lis Susanti selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha juga mendukung langkah keseriusan pencegahan narkoba dengan mensterilkan handphone ke dalam lapas. Bagian fasilitatif pun telah menyiapkan one man one locker.
“Apabila petugas melihat narapidana gunakan handphone, berikan sanksi yang tegas, yaitu masukan ke buku register F. Bekerja sama yang baiklah dengan koperasi, jangan ada lagi penjualan ilegal. Semua harus lewat mitra dan bekerjalah dengan disiplin. Meski punya usaha di luar, tapi ingat kewajiban waktu bekerja harus tetap dijaga,†pesan Lis.
Selanjutnya, Doddy Naksabani sebagai Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas meminta seluruh jajaran agar banyak bersyukur. “Banyaklah bersyukur kita yang sudah tinggal di Jakarta. Tolong usahakan jangan telat lagi saat kerja. Malu dengan petugas lainnya,†ungkap Doddy.
Kepala Seksi Administrasi Keamanan, yakni Heri Purnomo, juga menyampaikan dukungannya agar Lapas Narkotika Jakarta steril dari penggunaan handphone di area gedung lokasi yang berdekatan dengan keberadaan WBP. “Selama 24 jam kita harus bisa melaksanakan Standar Operator Prosedur dalam bekerja dan fokus,†tegasnya.
Aris Triyanto selaku Kepala Seksi Kegiatan Kerja turut meminta jajaran lapas segera hentikan peredaran penggunaan handphone di dalam lapas serta jangan tergiur dengan hadiah dari WBP.
“Lebih baik kita hindari karena semua tindak tanduk perilaku kita terpantau oleh pimpinan. Bekerjalah dengan komitmen yang baik, disiplin, dan penuh tanggung jawab. Tetap waspada dengan gangguan keamanan dan ketertiban selama bekerja,†pungkasnya.
Kontributor: Nurmala Dewi