Sungguminasa, INFO_PAS - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Sungguminasa eksplore bakat dan minat warga binaannya melalui kerajinan pertukangan pembuatan mebeulair. “Hal itu  sebagai program kegiatan pembinaan kemandirian bagi warga binaan di dalam lapas,†tutur Erwedi Supriyatno, Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Narkotika Kelas IIA Sungguminasa kepada INFO_PAS, Jumat (20/11).
Erwedi menekankan bahwa hakikat suatu Lembaga Pemasyarakatan adalah untuk memberikan pembinaan kepada Narapidana sebagaimana yang diamanahkan Peraturan Perundang-Undangan RI Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. “Lapas memiliki peranan dalam memberikan pembinaan bagi warga binaan baik itu berupa pembinaan mandiri maupun pembinaan kepribadian,†terangnya.
Seperti Erwedi, M. Chaidir Kepala Seksi Kegiatan Kerja Lapas Narkotika Sungguminasa saat ditemui menyampaikan bahwa berjalannya kegiatan kerajinan meubelair di dalam lapas tidak terlepas dari semangat dan kerja keras petugas melatih sejumlah warga binaan pemasyarakatan (WBP) di bidang pertukangan (mebeulair). “Kini dalam waktu singkat hasil kegiatan kerja berupa meja praktisi kantor sebanyak 10 buah telah rampung pada tahap finishing untuk selanjutnya akan dipasarkan,†ujarnya.
Chaidir mengungkapkan bahwa saat ini banyak petugas dan pihak luar yang kemudian tertarik untuk memesan mebeulair meliputi meja kerja, lemari, rak, tempat tidur hingga kitchen set. “Tidak hanya untuk petugas lapas, kami juga membuka pesanan bagi peseorangan (umum) atau kantor (instansi). “Bagi siapa saja yang berminat bisa memesan langsung di LM (Lapastica Mebeulair) via telepon 085299611101,†ungkapnya.
Pesanan yang mulai berdatangan menjadi kebanggan dan peluang bagi WBP untuk lebih mengasah keterampilan. Tidak hanya itu, dengan dikomersilkannya hasil karya meuebelair WBP dapat memberikan pemasukan PNBP bagi Negara sekaligus penghargaan kepada WBP berupa keuntungan ekonomis atas kreasinya.
Pengerjaan meja praktisi yang dilakukan di bengkel kerja Lapas Narkotika Sungguminasa memakan waktu 2 minggu, menggunakan bahan baku tripleks, tekonsit / supercon, secrup, baut, dan bahan-bahan lainnya yang mudah didapatkan.
Erwedi kembali menerangkan bahwa keterampilan dan latihan yang diberikan pada WBP dalam kegiatan kemandirian seperti ini memerlukan perhatian yang besar. Bukan hanya dari pihak lapas, akan tetapi juga dari berbagai pihak agar masyarakat dapat memberikan kepercayaan dan menghapuskan stigma negatif tentang lapas yang identik dengan orang-orang jahat.
“Tidaklah demikian mereka hanya tersesat tapi masih memiliki kemauan dan kemampuan dalam hal-hal positif,†ucap Erwedi.
“Petugas, masyarakat, dan instansi pemerintah terkait harus bisa bekerjasama memberikan bantuan support baik moril maupun materil pada WBP sehingga kegiatan kemandiran sepert ini dapat terus berjalan dan tumbuh kembang memberikan kontrbusi bagi negara,â€. Pungkasnya. (NH)
Â
Kontributor: RURI FATIMANSARI