Max Halundaka Pimpin Paduan Suara di Rutan

POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Mantan Kadis PPO Kota Kupang, Max Halundana, tampil sebagai dirigen atau pemimpin paduan suara pada Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Ekumene di Rutan Klas II B Kupang, Sabtu (22/11/2014). Max Halundaka adalah salah satu tahanan kasus korupsi yang menghuni Rutan Kupang. KKR Ekumene yang digelar di Rutan Kupang ini dihadiri 300 tahanan, warga binaan Lapas Kupang dan sejumlah keluarga tahanan. Sejumlah tahanan dan warga binaan kasus korupsi juga tampak hadir dalam kegiatan KKR tersebut. Tampak mantan Walikota Kupang, Dan Adoe; mantan Kakanwil Kementerian Agama NTT, Frans Sega; mantan Direktur Politeknik Negeri Kupang, Bekak Kolimon; mantan Sekda Rote Ndao, Alfred Zakarias dan lainnya. Saat Pdt. Mell Atok, S.Th, tampil membawakan kotbahnya, para tahanan dan warga binaan (narapidana) Lapas Kupang tampak serius. Pdt. Mell Atok, S.Th membawakan kotbah tentang anak yang hilang yang diambil dari Lukas 15:11-32. "Hidup ini harus dijalankan sesuai

Max Halundaka Pimpin Paduan Suara di Rutan
POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Mantan Kadis PPO Kota Kupang, Max Halundana, tampil sebagai dirigen atau pemimpin paduan suara pada Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Ekumene di Rutan Klas II B Kupang, Sabtu (22/11/2014). Max Halundaka adalah salah satu tahanan kasus korupsi yang menghuni Rutan Kupang. KKR Ekumene yang digelar di Rutan Kupang ini dihadiri 300 tahanan, warga binaan Lapas Kupang dan sejumlah keluarga tahanan. Sejumlah tahanan dan warga binaan kasus korupsi juga tampak hadir dalam kegiatan KKR tersebut. Tampak mantan Walikota Kupang, Dan Adoe; mantan Kakanwil Kementerian Agama NTT, Frans Sega; mantan Direktur Politeknik Negeri Kupang, Bekak Kolimon; mantan Sekda Rote Ndao, Alfred Zakarias dan lainnya. Saat Pdt. Mell Atok, S.Th, tampil membawakan kotbahnya, para tahanan dan warga binaan (narapidana) Lapas Kupang tampak serius. Pdt. Mell Atok, S.Th membawakan kotbah tentang anak yang hilang yang diambil dari Lukas 15:11-32. "Hidup ini harus dijalankan sesuai aturan Tuhan. Jika tidak sesuai aturan Tuhan, maka seseorang akan mati secara rohani dan hidupnya menjadi bermasalah, bahkan harus ditahan dan masuk penjara," katanya. Pdt. Atok juga mengatakan, banyak pejabat mengumpulkan harta bahkan ada pejabat yang tidak suka pada pendeta atau tokoh agama. Pejabat seperti itu, katanya, kebanyakan menderita sakit di hari tuanya hingga semua harta bendanya hilang akibat diinfus dan berobat hingga kemudian meninggal dunia. "Perjalanan hidup warga binaan dan para tahanan merupakan teguran dari Tuhan karena tidak menjalani hidup ini sesuai aturan Tuhan. Suka melakukan dosa, korupsi, mencuri, membunuh, menganiaya orang lain dan sebagainya. Karena itu, warga binaan dan para tahanan diajak untuk kembali ke jalan yang benar," tegasnya. ** Penulis: maksi_marho Editor: sipri_seko Sumber: Pos Kupang Cetak        

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
1
sad
0
wow
0