Pembinaan Kerohanian Bentuk Kepribadian & Keimanan WBP & Petugas
Wahai, INFO_PAS – Lembaga Pemasyarakatan Kelas III (Lapas) Wahai bekerja sama dengan Gereja Protestan Maluku (GPM) KLASIS Seram Utara gelar Ibadah Tutup Usbu bersama Pendeta Ellen W. Titing, Sabtu (5/2). Kegiatan ini diikuti Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan petugas beragama Kristen untuk membentuk pribadi yang lebih dekat dan taqwa kepada Tuhan serta menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak baik yang dapat merugikan dirinya dan orang lain.
“Semoga ketika nantinya mereka selesai menjalani masa hukuman dan keluar menjalani kehidupan di tengah-tengah masyarakat dapat menjadi orang-orang yang beriman sehingga diterima dengan baik dan membawa dampak positif bagi kehidupan bermasyarakat,” harap Kepala Lapas Wahai, Mansur Namkatu.
Hal senada disampaikan Kepala Subseksi Pembinaan, Merpaty S. Mouw. “Terima kasih kepada GPM KLASIS Seram Utara yang telah membantu kami dalam menjaga dan membentuk kepribadian WBP lewat siraman rohani, salah satunya Ibadah Buka dan Tutup Usbu setiap pekannya,” ujarnya.
Sementara itu, Pendeta Ellen W. Titing kala memimpin Ibadah Tutup Usbu menjelaskan hal ini sebagai pendekatan dan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa. "Kita selaku umat yang percaya kepada Tuhan harus berserah dan bersyukur atas segala rencana dan aktivitas yang akan kita lakukan,” terangnya.
Dari Balai Pemasyarakatan (Bapas) Ambon, Persekutuan Kristen Bapas Ambon (PKBA) kembali gelar ibadah persekutuan, Senin (7/3) di Aula Bapas. Ibadah persekutuan diikuti seluruh petugas beragama Kristen bersama Pendeta Aska Pattinaya.
Markus Tombang selaku Ketua PKBA mengatakan Ibadah Persekutuan Kristen jangan dilihat sebagai suatu kebiasaan/tradisi yang sudah terjadwalkan setiap bulannya, melainkan bagaimana menyatukan kebersamaan dalam perbedaan, menyatukan komitmen, serta menyatukan implementasi dari tugas dan tanggung jawab kepada masyarakat. “Mari kita pererat ikatan persaudaraan dan persekutuan serta memupuk kebersamaan antara seluruh petugas dan mitra kerja dalam pelaksanaan dan pengembangan program kerja untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat,” ajak Markus.
Sementara itu, Pendeta Aska dalam refleksinya mengajak PKBA agar jangan takut dan tetap percaya dalam situasi, masalah, dan seberat apapun pergumulan yang dihadapi. Tuhan sanggup membuka pintu dan buka jalan karena tidak ada rencana Tuhan yang gagal.
“Saya tidak tahu permasalahan apa yang Bapak/Ibu bawakan buat Tuhan secara pribadi maupun pergumulan di tempat kerja. Ketika kalian ditempatkan di tempat ini, artinya ada rencana Tuhan bagi kalian dan Tuhan sanggup buka jalan. Sekalipun bagi manusia itu mustahil, tapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Tuhan tahu pergumulan kita masing-masing. Tapi, ingatlah Tuhan telah membukakan bagimu pintu yang tidak dapat ditutup siapapun,” pesan Pendeta Aska.
Ia mengajak seluruh jajaran Bapas Ambon agar lakukan tugas sebaik mungkin dan jadilah petugas yang penuh integritas “Do your part and let God do the rest. Tuhan mengerti kekuatan kita terbatas, tapi waktu kita melakukannya, Tuhan sanggup buka jalan,” pungkasnya. (IR)
Kontributor: Lapas Wahai, Bapas Ambon