Pentingnya Psychological First Aid (PFA) dalam Pembimbingan Klien Bapas

Pentingnya Psychological First Aid (PFA) dalam Pembimbingan Klien Bapas

Tidak dapat dipungkiri setiap manusia dalam alam bawah sadarnya memiliki potensi ketakutan terhadap suatu peristiwa/hal yang telah terjadi dalam dirinya sehingga hal tersebut menimbulkan perilaku yang terkadang tidak wajar, seperti membuat pertahanan diri/membentengi diri sendiri agar nantinya peristiwa yang telah lalu tidak terulang kembali. Dalam Teori Psikoanalisis yang dipelopori Sigmund Freud terdapat tiga sistem pokok yang membentuk kepribadian, yaitu id, ego dan superego. Ketiga sistem tersebut memiliki fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dinamisme, dan mekanisme masing-masing, namun ketiganya berinteraksi dengan erat satu sama lain.

  • Ego adalah aspek kepribadian yang menghadapi realita. Ketika berada dalam situasi tersebut, ego juga harus mengatasi tuntutan konflik yang bertabrakan antara id dan superego.
  • Id merupakan aspek kepribadian yang berusaha untuk memenuhi keinginan, kebutuhan, dan impuls. Id bisa dikaitkan sebagai hal paling dasar dan bagian primitif yang ada dalam semua kepribadian kita yang tidak mementingkan kesopanan sosial, moral, dan realita yang ada saat memenuhi kebutuhan dan keinginan kita.
  • Superego merupakan bagian dari kepribadian yang mengusahakan ego untuk bertindak melalui cara yang idealistik dan memiliki nilai moral. Superego terbentuk dari moral yang telah diinternalisasikan dan berdasar dari nilai yang telah kita dapatkan melalui keluarga, anggota keluarga lain, pengaruh religius, dan masyarakat.

Waqas, dkk. berpendapat dalam rangka untuk menghadapi kegelisahan, Freud mempercayai mekanisme pertahanan ego membantu untuk melindungi ego dari konflik yang dibuat oleh id, superego, dan realita. Tanpa disadari oleh Klien Balai Pemasyarakatan (Bapas), setelah mereka bebas dan kembali ke masyarakat, ada berbagai perasaan berkecamuk yang setiap orang membungkusnya dengan pemahaman berbeda sehingga menimbulkan perilaku yang berbeda pula di masyarakat. Ada yang merasa baik-baik saja meskipun telah menjalani pidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) bertahun-tahun. Ada yang merasa dikucilkan dari lingkungan tempat tinggalnya meskipun keluarga besarnya menerima apa adanya. Ada juga Klien yang merasa harus menghindar dari lingkungan lama agar tidak terpengaruh kembali hal-hal negatif yang membuatnya harus menjalani pidana di Lapas.   

 

Pertolongan Psikologis Pertama/Psychological First Aid (PFA)

Ketika Klien Pemasyarakatan disibukkan dengan perasaan mereka yang dipadukan dengan realita dari stigma negatif lingkungan masyarakat sekitar tempat tinggal turut memberikan kontribusi terhadap konsep pertahanan diri mereka, dalam hal ini peran Pembimbing Kemasyarakatan (PK) sebagai pembimbing bagi Klien Pemasyarakatan sangat penting untuk membantu mengatasi permasalahan dalam dirinya melalui pertolongan psikologi pertama atau biasa dikenal dengan PFA. Pemberian pertolongan psikologis pertama pada individu yang mengalami pengalaman traumatis bertujuan mengurangi dampak negatif dari pengalaman traumatis yang dapat muncul di kemudian hari, menguatkan fungsi adaptif individu jangka panjang dan pendek, serta membantu akselerasi proses pemulihan pada individu yang sedang menghadapi suatu pengalaman traumatis tertentu.

Menurut WHO, terdapat beberapa dukungan dan respon yang berada dalam kajian PFA, yaitu:

  1. Memberikan perawatan dan dukungan yang praktis, namun tidak menginterupsi;
  2. Mencanangkan kebutuhan dan hal-hal yang harus diperhatikan;
  3. Membantu untuk mendapatkan akses terhadap kebutuhan dasar (contohnya makanan, minuman, informasi);
  4. Menjadi pendengar, namun tidak memaksa mereka untuk berbicara;
  5. Menghibur dan membantu mereka merasa tenang;
  6. Membantu untuk terhubung pada penyedia informasi, layanan-layanan lain, dan sosial;
  7. Melindungi dari bahaya yang dapat muncul di kemudian hari.

Prinsip pemberian pertolongan psikologis pertama yang penting untuk diperhatikan adalah berikan bantuan sesegera mungkin pada individu yang memerlukan bantuan; fokus pada kemampuan yang dimiliki individu yang memerlukan bantuan; berikan dukungan emosional pada individu yang memerlukan bantuan; bersikap jujur, hindari menjanjikan sesuatu yang tidak bisa dipenuhi; serta sediakan informasi yang akurat dan logis sesuai dengan situasi yang ada.    

 

Bimbingan Klien Bapas

Seorang PK yang memiliki salah satu tugas melakukan pembimbingan terhadap Klien Pemasyarakatan tidak hanya memastikan Klien tersebut melakukan wajib lapor dalam kurun waktu tertentu secara rutin, tetapi memastikan kesehatan fisik dan jiwa mereka aman baik dari stigma masyarakat maupun dari pemikiran Klien Pemasyarakatan sendiri yang secara tidak sadar membutuhkan pertolongan psikologis pertama. Melihat konsep pembimbingan terhadap Klien Pemasyarakatan, secara tidak langsung telah menerapkan beberapa dari prinsip PFA dan telah menampatkan PK untuk menjaga kesehatan jiwa Klien Pemasyarakatan.

Seyogyanya PK dapat lebih banyak memperluas keilmuannya untuk menjalankan tugasnya memberikan bimbingan kepada Klien Pemasyarakatan sehingga mereka tidak sekadar memenuhi kewajiban lapor rutin dalam jangka waktu tertentu saja, tetapi juga mendapatkan pertolongan psikologis pertama dari PK. Respon yang sering kali telah dilakukan PK, tetapi tidak disadari hal tersebut merupakan PFA, contohnya adalah menjadi pendengar bagi Klien ketika mereka menceritakan kesehariannya, menghibur Klien ketika mereka menceritakan permasalahannya, dan memberikan informasi yang Klien butuhkan di mana seringnya mengenai informasi pekerjaan atau kegiatan kemandirian.

Contoh respon sederhana tersebut secara tidak langsung membuat Klien merasa nyaman dan dihargai sebagai manusia yang kembali ke masyarakat sehingga perlahan mereka juga dapat mempercayai diri mereka sendiri untuk dapat hidup lebih baik dari sebelumnya. Mengembalikan rasa aman dan percaya diri merupakan goal dari pembimbingan kepada Klien yang diberikan secara rutin sehingga diharapkan mereka dapat kembali mengusahakan kehidupan yang lebih baik untuk diri mereka sendiri dan tentunya memunculkan perilaku positif yang dapat diterima oleh masyarakat sekitar tempat tinggal mereka.

Sudah menjadi keharusan PK bisa menaikkan level pengetahuannya untuk memberikan pelayanan prima bagi Klien Bapas yang dibimbingnya. Diharapkan PK dapat lebih memanfaatkan PFA secara menyeluruh dan maksimal setelah mengetahui dan menyadari beberapa langkah PFA telah sering digunakan dalam proses pembimbingan rutin Klien Bapas.      

 

Penulis: Agata Pritasari (PK Pertama Bapas Kelas I Tangerang)

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0