Pernah Jadi Pentolan Kelas Kakap, Narapidana Lapas Sarolangun Insyaf dan Bersyahadat

Pernah Jadi Pentolan Kelas Kakap, Narapidana Lapas Sarolangun Insyaf dan Bersyahadat

Sarolangun, INFO_PAS – Sebesar apapun keselahan seorang manusia di masa lalunya, tetap saja pintu tobat untuk berubah menjadi insan yang lebih baik terbuka lebar baginya. Begitulah gambaran yang pantas dilekatkan kepada Muhammad Ilham, seorang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sarolangun.

WBP yang satu ini terbilang bandel dan bengal, sudah beberapa kali berkelana pindah dari satu Lapas ke Lapas yang lain karena karakternya yang keras kepala. Namun akhirnya, pada Rabu (23/3) dengan tanpa paksaan Ilham mengikrarkan dua kalimat syahadat di Masjid At-Taubah Lapas Sarolangun.

Prosesi pembacaan syahadat ini disaksikan oleh Kepala Lapas (Kalapas) Sarolangun, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kab. Sarolangun, Penyuluh Agama Islam Kemenag Kab. Sarolangun, serta Kepala Kantor KUA Sarolangun.

Sebelum insyaf dan mualaf, ia dikenal dengan nama aslinya William, dan merupakan narapidana pentolan kelas kakap yang cukup sulit dibina, sehingga dipindahkan ke blok risiko tinggi Lapas Sarolangun. Setelah beberapa bulan mendekam di sel high risk, ia mengutarakan niatnya untuk berubah dan ingin belajar salat kepada petugas Lapas Sarolangun.

Kalapas Sarolangun, Irwan, mengaku pihaknya tidak percaya begitu saja dengan keinginan yang bersangkutan. Bukan tanpa alasan, hal ini didasarkan pada informasi dan track record Ilham sebelumnya yang kurang baik.

“WBP ini awalnya adalah narapidana risiko tinggi di blok high risk dan setelah beberapa bulan dipantau sepertinya memang serius ingin berubah. Akhirnya kami kumpulkan seluruh petugas blok high risk untuk dimintai pendapat tentang yang bersangkutan,” tutur Irwan.

Menurutnya, para petugas di blok high risk pun menilai kemauan Ilham memang serius dan mukan sekadar modus. Pihaknya pun selanjutnya menyurati Balai Pemasyarakatan  Muara Bungo untuk melakukan penelitian kemasyarakatan dan berdasarkan asesmen tersebut, hasilnya menunjukkan yang bersangkutan masuk dalam kategori risiko minimum.

“Setelah membaur dengan narapidana biasa, Ilham terus menunjukkan sikap berubah ke arah yang lebih baik, bahkan yang bersangkutan meminta petugas untuk mengajarinya membaca Al-Qur'an, belajar salat, dan tata cara berwudhu. Akhirnya beberapa bulan tekun ikut belajar di masjid atas keinginan sendiri, kami berkesimpulan bahwa Ilham serius ingin jadi mualaf,” ungkap Irwan.

Kepala Kantor Kemenag Kab. Sarolangun, M. Syatar, dan jajarannya angkat topi atas kesabaran petugas dalam membimbing Ilham. “Ilham ini kan dulu boleh dikatakan pentolan yang sudah pindah-pundah Lapas, kalau menurut kebiasaannya, jelas peluang untuk dibina sulit. Tapi ternyata pihak Lapas bisa meluluhkan hatinya,” ujar Syatar.

Lebih lanjut, Syatar mengatakan nantinya sebanyak dua kali dalam seminggu petugas penyuluh agama Islam akan datang ke Lapas Sarolangun untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada Ilham. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar yang bersangkutan semakin paham dengan agama Islam. (prv)

 

Kontributor: Lapas Sarolangun

What's Your Reaction?

like
4
dislike
0
love
2
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0