Sambut HAN 2023, Ditjenpas Gelar Seminar “Orang Tua Bahagia, Anak Ceria”

Sambut HAN 2023, Ditjenpas Gelar Seminar “Orang Tua Bahagia, Anak Ceria”

Jakarta, INFO_PAS - Tak hanya mengemban tugas sebagai seorang Aparatur Sipil Negara, seorang petugas Pemasyarakatan sebagai anggota keluarga juga tidak dapat diabaikan. Petugas Pemasyarakatan juga memiliki peran dalam menjaga keharmonisan dan membentuk lingkungan keluarga yang bahagia.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Reynhard Silitonga, dalam Seminar Motivasi Family Support bagi Petugas Pemasyarakatan bertajuk “Orang Tua Bahagia, Anak Ceria”, Selasa (18/7). Acara tersebut diselenggarakan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) dalam rangka Hari Anak Nasional Tahun 2023 yang dihadiri Pimpinan Tinggi Ditjenpas, Dharma Wanita Persatuan Ditjenpas, petugas Pemasyarakatan, serta Persatuan Ibu-Ibu Pemasyarakatan di seluruh Indonesia secara langsung dan virtual.

“Tidak sedikit penelitian yang menunjukkan bahwa akar permasalahan perilaku anak-anak bermula dari lingkungan keluarga. Oleh karena itu, anak-anak membutuhkan lingkungan keluarga yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka agar dapat menjadi individu yang baik dan berbudi pekerti,” ujar Reynhard.

Ia bahkan mengingatkan bahwa keluarga merupakan fondasi utama dalam membentuk pribadi anak. Anak pertama kali belajar dan mengalami kehidupan di lingkungan keluarga sehingga peran keluarga tidak dapat diabaikan betapa pentingnya peran keluarga dalam membentuk masa depan anak. “Untuk mencapai hak itu, kita perlu memahami dengan baik kodrat pria dan wanita serta perbedaan yang ada di antara keduanya. Menghasilkan anak-anak yang baik tidak hanya tanggung jawab ibu-ibu, tetapi juga memerlukan peran aktif bapak-bapak,” tambahnya.

Oleh sebab itu, Reynhard pun mengungkapkan alasan di balik penyelenggaraan seminar tersebut. Menurutnya, kesibukan petugas Pemasyarakatan dengan tingkat stres yang tinggi memengaruhi hubungan keluarga di rumah. “Karena itu lah, kita mengundang dr. Aisah Dahlan untuk menyampaikan kepada kita seperti apa sebenarnya hubungan suami dan istri ketika ada di rumah karena saya dengar penggunaan otak antara wanita dan laki-laki berbeda,” tambahnya.

Selanjutnya, dr. Aisah Dahlan, seorang praktisi neuro parenting skill yang diundang sebagai pembicara, menyampaikan cara kerja otak dengan bagian tubuh yang bersilang menghasilkan perbedaan antara pria dan wanita. “Otak kanan mengatur tubuh bagian kiri, otak kiri mengatur tubuh bagian kanan. Persilangan tadi yang menyebabkan perbedaan. Sementara perbedaan para laki-laki dan perempuan, jika di laki-laki ada program sport and game yang tidak ada pada perempuan. Maka, jika perempuan suka olahraga itu kerja keras, sementara di perempuan ada program belanja, namun untuk memenuhi kebutuhan rumah,” ujar dr. Aisah.

Ia juga menerangkan bahwa kinerja otak sangat berpengaruh pada perilaku seorang manusia. Penggunaan narkotika yang tidak semestinya dapat memberikan perintah yang salah kepada tubuh karena kinerja otak yang terganggu. “Seperti halnya ketika menggunakan opium. Ketika tubuh pengguna lapar, alih-alih makan, justru memerintahkan untuk tidur. Itulah yang namanya high/fly. Begitu juga dengan zat lain. Jadi, yang seharusnya memiliki perilaku normatif, malah menjadi adiktif,” ujarnya.

Tak hanya itu, dr. Aisah pun mengatakan bahwa membanjiri anak dengan pujian, pelukan, kasih sayang, dan rasa diterima sejak kecil dapat menghindarkan anak dari penyalahgunaan narkotika. Hal tersebut terjadi karena otak memproduksi hormon bahagia secara alami sehingga ketika terpapar zat serupa dari luar tubuh tidak terdampak. Di akhir seminar, ia juga mengungkapkan pentingnya mengisi kasih sayang antar anggota keluarga dengan bahasa kasih saying, seperti kata-kata pendukung, waktu kualitas bersama, sentuhan fisik, pelayanan, dan menerima hadiah sesuai kebutuhan tiap anggota keluarga. (dz)

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0