Tingkatkan Keimanan, Warga Binaan Lapas Wahai Ibadah Sakramen Perjamuan Kudus

Wahai, INFO_PAS - Program pembinaan kerohanian bagi Warga Binaan Kristiani di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai terus dilakukan setiap pekan. Berlangsung di Gereja Ebenhaezer, Minggu (5/10) pekan ini ibadah yang dilaksanakan adalah Sakramen Perjamuan Kudus sebagai wujud peningkatan iman dan spiritual bagi Warga Binaan dalam menjalani masa pembinaan.
Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, menyampaikan rasa syukurnya atas terlaksananya ibadah tersebut bagi Warga Binaan. “Ibadah Sakramen Perjamuan Kudus sebagai ritual keagamaan gereja yang ditetapkan dari Tuhan Yesus menjadi momentum spiritual bagi Warga Binaan untuk memperkuat hubungan mereka dengan tuhan. Kami berharap ibadah membentuk karakter yang lebih religius sehingga setelah bebas nanti, mereka kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang baru dan lebih baik," Harapnya.
Sementara itu, Kepala Subseksi Pembinaan, Merpaty Suzana Mouw, menyebut pembinaan kerohanian adalah salah satu pilar penting dalam proses Pemasyarakatan. “Melalui ibadah seperti ini, kami berupaya menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan keimanan agar Warga Binaan mampu mengendalikan diri dan memiliki arah hidup yang positif,” ungkapnya
Ibadah Sakramen Perjamuan Kudus yang dilaksanakan empat kali dalam setahun itu dipimpin oleh Pendeta Elchris Latuny dengan khutbah yang berfokus pada pembacaan Firman Tuhan bagian kitab Ayub 36:1-9 dengan perikop 'Tujuan Sengsara Ialah Pertobatan'. Ia menekankan pentingnya memaknai Perjamuan Kudus sebagai simbol kasih dan pengampunan tuhan yang membuka kesempatan bagi setiap umat untuk memperbaiki diri dan hidup dalam damai.
"Allah mendisiplinkan manusia terkadang melalui penderitaan untuk menarik perhatian orang berdosa dan memanggil mereka untuk bertobat", ungkapnya.
Segenap Warga Binaan pun mengikuti ibadah dengan penuh kesungguhan sebagai bentuk refleksi iman dan komitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Salah satu Warga Binaan, YK, menyampaikan rasa syukurnya usai mengikuti ibadah Perjamuan Kudus. "Dengan makan roti dan minum anggur yang memaknai kasih Tuhan Yesus melalui tubuh dan darah-Nya yang dikorbankan bagi manusia, kami makin percaya dosa kami telah diampuni dan hidup akan menjadi lebih baik saat kembali ke masyarakat nanti," ungkapnya.
Di tempat berbeda, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro, memberikan apresiasinya kepada Lapas Wahai atas komitmen yang konsisten dalam melaksanakan pembinaan keagamaan. “Lapas Wahai terus menghadirkan kegiatan positif bagi Warga Binaan. Pelaksanaan Sakramen Perjamuan Kudus bukan sekadar kegiatan keagamaan, tetapi upaya pemulihan moral dan spiritual Warga Binaan. Kegiatan seperti ini harus terus ditingkatkan di seluruh satuan kerja Pemasyarakatan,” pesannya.
Diharapkan melalui Sakramen Perjamuan Kudus ini, iman dan spiritualitas Warga Binaan Kristiani makin bertumbuh dan menjadi bekal berharga dalam menjalani kehidupan selama dan setelah masa pembinaan di Lapas Wahai. (IR)
Kontributor: Lapas Wahai
What's Your Reaction?






