Waswas saat Ramadhan dan Jelang Lebaran, Rutan Bisa Overload Lagi

SAMARINDA – Rumah Tahanan (Rutan) Klas IIA Samarinda kini menampung 1.010 warga binaan. Jumlah tersebut terbanyak mengingat kapasitasnya adalah 350 orang. Oleh sebab itu, beberapa warga binaan dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIA Samarinda dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Bayur. Kini, sisa sekitar 980 tahanan. Namun, menginjak Ramadan, pihak rutan kembali waswas. Bisa saja kasus overload kapasitas, kembali terulang. “Berdasarkan pengalaman, Ramadan dan mendekati Lebaran, jumlah tahanan bertambah,” ujar Kepala Rutan Klas IIA Samarinda Nurwulanhadi Prakoso. Laki-laki berkacamata itu menyebut, kemungkinan tersebut disebabkan kepolisian biasanya mengosongkan sel tahanan mereka, dan menyerahkannya ke rutan. Sebab, selama Ramadan dan menjelang Lebaran, polisi akan disibukkan dengan berbagai macam kegiatan pengamanan masyarakat. “Kemungkinan mencapai 1.100 bahkan 1.200 orang. Apalagi, tren kejahatan meningkat. Tahun lalu, paling

Waswas saat Ramadhan dan Jelang Lebaran, Rutan Bisa Overload Lagi
SAMARINDA – Rumah Tahanan (Rutan) Klas IIA Samarinda kini menampung 1.010 warga binaan. Jumlah tersebut terbanyak mengingat kapasitasnya adalah 350 orang. Oleh sebab itu, beberapa warga binaan dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIA Samarinda dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Bayur. Kini, sisa sekitar 980 tahanan. Namun, menginjak Ramadan, pihak rutan kembali waswas. Bisa saja kasus overload kapasitas, kembali terulang. “Berdasarkan pengalaman, Ramadan dan mendekati Lebaran, jumlah tahanan bertambah,” ujar Kepala Rutan Klas IIA Samarinda Nurwulanhadi Prakoso. Laki-laki berkacamata itu menyebut, kemungkinan tersebut disebabkan kepolisian biasanya mengosongkan sel tahanan mereka, dan menyerahkannya ke rutan. Sebab, selama Ramadan dan menjelang Lebaran, polisi akan disibukkan dengan berbagai macam kegiatan pengamanan masyarakat. “Kemungkinan mencapai 1.100 bahkan 1.200 orang. Apalagi, tren kejahatan meningkat. Tahun lalu, paling banyak tahanan itu pada Ramadan dan hanya sekira 900-an orang. Tahun ini, belum Ramadan saja sudah mencapai 1.000 orang,” tuturnya. Oleh karenanya, Nurwulanhadi telah mengonsultasikan hal ini kepada Kantor Wilayah Kemenkumham Kaltim untuk mengantisipasi membeludaknya jumlah tahanan. Sebab, menangani hampir 1.000 tahanan dengan 26 sipir sangat berat. Berbagai masalah, mulai tawuran hingga penyelundupan barang terlarang, sangat rentan terjadi. “Kami juga memeriksa pengunjung yang jumlahnya sekitar 150 per hari hanya dengan cara manual. Tidak ada peralatan modern. Kadang kami kecolongan. Kalau ada razia, pasti saja mendapat handphone,” terangnya.(*/nyc/er/k9) Sumber : kaltimpost.co.id

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0