Awal Tahun 2022, WBP & Anak Panen Sayuran & Ayam Pedaging
Tual, INFO_PAS - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tual panen sayur hasil cocok tanam di samping Blok III Lapas Tual, Selasa (4/1). Panen sayur tersebut merupakan hasil bercocok tanam Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) lanjut usia (lansia) selama menjalani pidana di Lapas Tual berupa kangkung segar dengan kualitas terbaik yang nantinya akan dipasarkan kepada masyarakat dan petugas.
WBP lansia yang melakukan cocok tanam juga akan mendapat premi dari hasil penjualan sayur tersebut. “Walaupun dengan harga yang tidak begitu mahal, tetapi ini merupakan kegiatan yang saya lakukan dengan serius untuk mendapatkan sayur berkualitas agar dapat dikonsumsi WBP lain dan masyarakat luar,” ucap salah satu WBP lansia.
Sementara itu, Kodir selaku Kepala Lapas Tual berharap seluruh WBP lansia terus fokus terhadap kegiatan tersebut selama menjalani pidana di Lapas. “Terima kasih kepada para WBP karena sudah menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih,” tutur Kodir.
Di tempat berbeda, Lapas Kelas IIA Palangka Raya sukses memanen, namun yang dipanen adalah 340 ayam pedaging, Selasa (4/1). Pembinaan ini menjadi salah satu bimbingan kerja unggulan Lapas Palangka Raya untuk memberikan bekal keterampilan kepada WBP saat bebas nanti.
Panen ayam ini dilakukan dengan mendistribusikan langsung kepada pengepul ayam yang sudah bekerja sama dengan Lapas Palangka Raya sebelumnya. Pada kesempatan ini, staf seksi kegiatan kerja, Toni Febrian, mendampingi langsung proses pendistribusian ayam.
Toni menjelaskan 340 ayam pedaging dipanen kurang lebih setelah 30 hari dengan berat rata-rata adalah 1,7 kg. "Alhamdulillah, awal tahun 2022 kami panen ayam pedaging sebanyak 340 ekor. Pemasaran ayam kami lakukan melalui pengepul karena lebih aman dan cepat. Panen ini kami lakukan sore hari agar ayam tidak terlalu stres," jelasnya.
Pengepul ayam kali ini, Yatno, sangat puas dengan ayam pedaging dari Lapas Palangka Raya. “Semoga ke depannya peternakan ayam pedaging Lapas Palangka Raya makin besar dan membawa manfaat bagi WBP,” harapnya.
Sementara itu, pembinaan kemandirian bagi Anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Ambon kembali membuahkan hasil dengan dilakukannya panen kangkung melalui media hidroponik, Rabu (5/1). Bertempat di perkebunan LPKA Ambon, panen dilakukan oleh Anak didampingi petugas pembinaan, Rizal Mahu.
Ia mengatakan pertanian hidroponik terus dilakukan setelah beberapa kali panen. Bahkan, seluruh proses mulai dari penanaman, perawatan sayur, hingga proses panen dilakukan oleh Anak LPKA Ambon “Kami akan terus memfasilitasi Anak untuk bercocok tanam guna membekali mereka keterampilan cara membuat, menanam, dan merawat tanaman hidroponik,” terang Rizal.
Ia menambahkan hasil panen tersebut nantinya akan dinikmati langsung oleh Anak dan sebagiannya lagi dijual kepada petugas LPKA Ambon. “Keuntungan dari hasil penjualan sayur ini ke depannya akan digunakan unuk modal penanaman kembali serta pengembangan fasilitasi dan bibit jenis sayur baru,” tambah Rizal.
Sementara itu, Kepala LPKA Ambon, Catherian V. Picauly, merasa bangga atas panen sayur hidroponik yang sudah dilakukan berulang kali. Proses pembinaan kemandirian akan terus berjalan dan tidak terputus. Meskipun Anak tinggal dalam waktu singkat, transfer pengetahuan dan keterampilan dari penghuni lama kepada yang baru berjalan dengan baik ditambah dengan pendampingan intens dari para pembina sehingga kegiatan ini memasuki tahun kedua.
“Saya bangga dengan proses yang terjadi di LPKA. Transfer pengetahuan dan keterampilan tidak hanya terjadi dari pembina kepada Anak, namun sesama Anak saling melatih dan berbagi pengetahuan,” puji Catherian.
Dari Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Kuala Kapuas, pada Rabu (5/1) dilakukan panen perdana kangkung hasil budidaya WBP. Kepala Rutan Kuala Kapuas, Toni Aji Priyanto, dampingi langsung kegiatan panen tersebut seraya mengatakan kangkung ini akan dijual kepada masyarakat dengan harga lebih murah daripada harga pasar.
“Kami panen sekitar 200 ikat kangkung. Tadi pembelinya sudah kami hubungi dan akan diambil sore ini. Kami menaruh harga Rp1.000/ikat, lebih murah daripada harga di pasar agar masyarakat Kapuas bisa menikmati kangkung kualitas bagus dengan harga relatif lebih murah,” harap Toni.
Ada beberapa kebun di Rutan Kuala Kapuas yang ditanami sayuran, bahkan lahan sempit yang kosong juga dimanfaatkan sebaik mungkin. “Mayoritas WBP Rutan Kuala Kapuas adalah penduduk lokal yang pencaharian sebelumnya adalah petani dan pekebun sehingga mereka banyak yang sudah memiliki ilmu bercocok tanam,” terang Toni.
Selain kegiatan bertanam kangkung, di Rutan Kuala Kapuas juga ditanam sayuran lain, seperti sawi, lombok, kembang kol, tomat, dan beberapa kegiatan pembinaan lain yang dapat diikuti para WBP sebagai modal saat mereka bebas nantinya. (IR)
Kontributor: Lapas Tual, Lapas Palangka Raya, LPKA Ambon, Rutan Kuala Kapuas