Berdayakan Napi, Lapas Pemuda Tangerang Sukses Budidayakan Lele

Tangerang – Sebagai lembaga pembinan masyarakat, Lapas Pemuda Tangerang tak lupa menyiapkan warga binaannya untuk mampu mandiri setelah keluar dari lapas nanti. Salah satu ilmu ketrampilan yang diberikan adalah cara berbudidaya ikan lele. Keterampilan tersebut diharapkan dapat membantu para napi setelah mereka ‘merdeka’ nanti. “Kita perlu memberi keterampilan kepada para napi agar mereka bisa mandiri. Karena sebagaimana kita tahu bahwa setelah keluar dari LP, mereka biasanya tidak bisa langsung bekerja karena hak-hak mereka masih terputus,” Kata Lusi Ismail selaku Instruktur Napi Berkebun Lapas Pemuda Tangerang, disela-sela panen budidaya lele di lapas tersebut, Selasa (12/1) . Sementara itu, Kepala Seksi Kerja (Kasie Giatja) Lapas Pemuda Tangerang Hendri mengungkapkan, diberikannya keterampilan budidaya lele kepada napi, karena bisnis ikan tersebut dinilai masih memiliki peluang yang bagus. Terbukti, hasil budidaya lele dari warga binaan pemasyarakatan

Berdayakan Napi, Lapas Pemuda Tangerang Sukses Budidayakan Lele
Tangerang – Sebagai lembaga pembinan masyarakat, Lapas Pemuda Tangerang tak lupa menyiapkan warga binaannya untuk mampu mandiri setelah keluar dari lapas nanti. Salah satu ilmu ketrampilan yang diberikan adalah cara berbudidaya ikan lele. Keterampilan tersebut diharapkan dapat membantu para napi setelah mereka ‘merdeka’ nanti. “Kita perlu memberi keterampilan kepada para napi agar mereka bisa mandiri. Karena sebagaimana kita tahu bahwa setelah keluar dari LP, mereka biasanya tidak bisa langsung bekerja karena hak-hak mereka masih terputus,” Kata Lusi Ismail selaku Instruktur Napi Berkebun Lapas Pemuda Tangerang, disela-sela panen budidaya lele di lapas tersebut, Selasa (12/1) . Sementara itu, Kepala Seksi Kerja (Kasie Giatja) Lapas Pemuda Tangerang Hendri mengungkapkan, diberikannya keterampilan budidaya lele kepada napi, karena bisnis ikan tersebut dinilai masih memiliki peluang yang bagus. Terbukti, hasil budidaya lele dari warga binaan pemasyarakatan (WBP) lapas tersebut, selalu laku di pasaran. “Lele kita salurkan keluar, sudah ada penampungnya. Mereka datang sendiri jemput bola,” Kata Hendri. Warga binaan, lanjutnya, menerapkan dengan baik keterampilan budidaya lele yang diajarkan. Mereka telaten dalam memberi makan lele berupa pelet dan sisa nasi dari napi. Makanya tak heran ikan yang dibudidayakan memiliki kualitas bagus. “Kita sudah empat kali panen lele dan hasilnya selalu bagus,” ungkap Hendri. Penen terakhir ini, paparnya menghasikan 5 kwintal lele. Ikan tersebut dijual dengan harga Rp16 ribu per kilogram. “Sebagian dari hasil panen ini diberikan kepada warga binaan yang terlibat budidaya. Sisanya dimasukan ke kas. Hal ini dapat menjadikan stimulus bagi WBP untuk bekerja lebih giat dan menambah kas Negara,” pungkas Hendri.(SUKM/RA) Sumber : SeputarUKM.com

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0