Delegasi Indonesia Berbagi Praktik Baik dalam ASEAN Regional Correctional Conference di Filipina

Puerto Princesa, INFO_PAS – Delegasi dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Republik Indonesia turut serta dalam 2nd ASEAN Regional Correctional Conference (ARCC) yang diselenggarakan di Puerto Princesa, Palawan, Filipina pada 13-17 Februari 2025. Konferensi ini dihadiri oleh pejabat tinggi pemasyarakatan dari negara-negara ASEAN, bertujuan untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam pengelolaan sistem pemasyarakatan di kawasan ini.
Indonesia diwakili oleh Maulidi Hilal selaku Direktur Teknologi Informasi dan Kerja Sama Pemasyarakatan, Sigit Budiyanto, dan Pandega Bayu Pratama. Dalam kesempatan ini, delegasi Indonesia menyampaikan dua paparan utama. Maulidi Hilal membahas praktik baik dalam pengurangan masa pidana bagi Warga Binaan, sementara Sigit Budiyanto memaparkan manajemen narapidana dengan risiko tinggi, khususnya terkait terorisme. Kedua topik ini menarik perhatian peserta konferensi karena mencerminkan pendekatan rehabilitatif yang diterapkan di Indonesia.
Selain sesi pemaparan, konferensi ini juga mencakup sejumlah kegiatan penting. Para kepala delegasi dan pejabat tinggi pemasyarakatan dari masing-masing negara mengadakan pertemuan khusus untuk membahas kerja sama regional. Selain itu, beberapa pertemuan bilateral juga berlangsung guna memperkuat sinergi antarnegara dalam bidang pemasyarakatan.
Di luar agenda konferensi, delegasi Indonesia juga melakukan berbagai kunjungan dan studi banding. Salah satunya adalah kunjungan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia di Manila untuk berdiskusi mengenai isu-isu terkait warga negara Indonesia di Filipina. Dalam kesempatan tersebut, delegasi juga menyerahkan cinderamata hasil karya Warga Binaan sebagai bentuk apresiasi dan dukungan terhadap program pemerintah.
Selain itu, delegasi Indonesia mengunjungi Lapas Maximum di Montilupa, Manila, serta Correctional Training School untuk mempelajari sistem pelatihan bagi petugas pemasyarakatan di Filipina. Studi banding juga dilakukan ke Lapas Medium di negara tersebut guna melihat langsung sistem pembinaan yang diterapkan. Tidak ketinggalan, delegasi berkesempatan bertemu dengan narapidana asal Indonesia yang tengah menjalani masa hukuman di Filipina, sebagai wujud kepedulian terhadap WNI yang berada dalam sistem pemasyarakatan negara lain.
“Partisipasi Indonesia dalam konferensi ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat kerja sama antarnegara ASEAN dalam bidang pemasyarakatan,” ungkap Hilal. Dengan berbagi pengalaman dan praktik baik, diharapkan sistem pemasyarakatan di kawasan ini dapat terus berkembang ke arah yang lebih baik, mengedepankan pendekatan rehabilitatif serta perlindungan hak asasi manusia. (prv)
What's Your Reaction?






