Demam Batu Akik "Singgah" ke Rutan Sibuhuan

Padang Lawas - Demam batu akik ternyata merambah juga ke Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II B Rayon Sibuhuan, Padang Lawas (Palas). Perajin batu di sini dari kalangan narapidana lapas itu sendiri. Aktivitas ini mereka lakukan untuk mengisi waktu luang. Kendati tukang asah atau pembentukan batu akik itu adalah napi, namun bukan berarti konsumennya dari kalangan napi saja, tetapi juga dipasarkan secara luas pada masyarakat umum. Seperti dikatakan Heriyanto dan Insan Nasution. Kedua napi ini telah lama berada di Lapas Sibuhuan. Saat ditemui MedanBisnis, baru-baru ini, mereka memanfaatkan waktu luang di lapas dengan kegiatan mengasah batu dan membentuknya menggunakan fasilitas mesin pemotong dan pengasah batu yang disediakan di depan lapas. "Bahan batu akik yang akan diasah atau dipotong didatangkan dari luar daerah, seperti dari Aceh dan Kalimantan," ujar Heriyanto Kegiatan kerajinan batu akik itu memang baru dibuka beberapa minggu terakhir ini. Hanya dibuk

Demam Batu Akik "Singgah" ke Rutan Sibuhuan
Padang Lawas - Demam batu akik ternyata merambah juga ke Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II B Rayon Sibuhuan, Padang Lawas (Palas). Perajin batu di sini dari kalangan narapidana lapas itu sendiri. Aktivitas ini mereka lakukan untuk mengisi waktu luang. Kendati tukang asah atau pembentukan batu akik itu adalah napi, namun bukan berarti konsumennya dari kalangan napi saja, tetapi juga dipasarkan secara luas pada masyarakat umum. Seperti dikatakan Heriyanto dan Insan Nasution. Kedua napi ini telah lama berada di Lapas Sibuhuan. Saat ditemui MedanBisnis, baru-baru ini, mereka memanfaatkan waktu luang di lapas dengan kegiatan mengasah batu dan membentuknya menggunakan fasilitas mesin pemotong dan pengasah batu yang disediakan di depan lapas. "Bahan batu akik yang akan diasah atau dipotong didatangkan dari luar daerah, seperti dari Aceh dan Kalimantan," ujar Heriyanto Kegiatan kerajinan batu akik itu memang baru dibuka beberapa minggu terakhir ini. Hanya dibuka pada siang hari saja. Selain menerima pesanan batu langsung jadi, para napi perajin itu juga menerima pelanggan yang hendak mengasah atau sekedar membentuk batu. Harga yang ditawarkan bervariasi, tergantung jenis batu yang diminta, mulai dari Rp 50.000- Rp 200.000 per batu. Sedangkan jenis batu yang tersedia di sini antara lain batu jenis Black Jack, Solar, Giok Hijau dan masih banyak lagi. "Kami diberi kepercayaan untuk mengerjakannya saja dan mendapat persenan, karena modal dan fasilitas milik lapas ini," kata Insang. Kepala Lapas Kelas II B Rayon Sibuhuan, Ali Sumindak Simanungkalit, mengatakan, kegiatan perajin batu akik ini memang sengaja dilakukan untuk warga binaan di lapas tersebut. "Peralatannya yang tersedia masih sederhana. Sebagai kegiatan waktu luang para warga binaan dalam melakukan kegiatan positif. Diharapkan menjadi bekal para napi setelah keluar dari lapas ini," sebutnya. Menurutnya, karena masih tahap awal percobaan, peralatan yang ada baru alat pemotong dan pengasah atau penghalus batu. Melihat peminat batu akik yang cukup tinggi untuk saat ini, baik dari kalangan masyarakat umum atau para napi itu sendiri, dia berencana akan menambah peralatan lainnya seperti pengikat batu dan steling sebagai tempat pajangan batu, sehingga hasil kreativitas para napi di lapas ini bisa dipublikasikan secara luas. ( maulana syafii) sumber: http://www.medanbisnisdaily.com/

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0