Di Balik Catatan Hitam, Tujuh Napi Berjuang di UNPK 2016

Bontang – Suasana mendadak hening. Tujuh pria dengan kaos seragam bertuliskan warga binaan pemasyarakatan duduk melantai seraya membungkukkan sedikit badannya. Matanya tertuju pada lembaran putih dengan dengan tinta hitam. Meski berada dibalik jeruji besi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Bontang, tak menyurutkan antusias tujuh warga binaan ini mengikuti Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) Paket C setara SMA. Di ruang besuk tahanan yang luasnya sekira 5x7 meter inilah, mereka bakal bergelut dengan butiran soal ujian selama empat hari. Walaupun dengan fasilitas seadanya, tak menyurutkan semangat mereka membulati lembar jawaban yang ada dihadapannya. Keinginan memiliki tatanan hidup yang lebih baik pascakeluar dari jeratan hukum, membungkus harapan ketujuh narapidana ini. Berharap ijazah yang bakal diraihnya bisa membawa mereka mendapatkan pekerjaan yang laik hingga mampu menafkahi keluarga dengan penghasilan yang halal. “Ya, saya lihat pes

Di Balik Catatan Hitam, Tujuh Napi Berjuang di UNPK 2016
Bontang – Suasana mendadak hening. Tujuh pria dengan kaos seragam bertuliskan warga binaan pemasyarakatan duduk melantai seraya membungkukkan sedikit badannya. Matanya tertuju pada lembaran putih dengan dengan tinta hitam. Meski berada dibalik jeruji besi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Bontang, tak menyurutkan antusias tujuh warga binaan ini mengikuti Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) Paket C setara SMA. Di ruang besuk tahanan yang luasnya sekira 5x7 meter inilah, mereka bakal bergelut dengan butiran soal ujian selama empat hari. Walaupun dengan fasilitas seadanya, tak menyurutkan semangat mereka membulati lembar jawaban yang ada dihadapannya. Keinginan memiliki tatanan hidup yang lebih baik pascakeluar dari jeratan hukum, membungkus harapan ketujuh narapidana ini. Berharap ijazah yang bakal diraihnya bisa membawa mereka mendapatkan pekerjaan yang laik hingga mampu menafkahi keluarga dengan penghasilan yang halal. “Ya, saya lihat peserta didik kami ini semuanya optimistis mengukiti ujian paket C. Saya salut lah, sama mereka. Semua orang pasti ingin memperbaiki kesalahannya di masa lampau, begitu juga dengan ketujuh warga binaan ini,” ujar Sulaiman Lussy, pengelola Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Melati, yang menjadi tutor di Lapas Kelas III Bontang saat ditemui Klik Bontang. Sebenarnya, kata Sulaiman ada 15 warga binaan yang ingin berpartisipasi di UN tahun ini. Lantaran delapan diantaranya tidak bisa melengkapi syarat minimal mengantongi ijazah SMP atau sederajat, terpaksa mereka harus mengurungkan niatnya. “Mudahan tahun depan delapan warga binaan ini bisa ikut ujian,” harapnya. Sumber : klikbontang.com

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0