Gelorakan Ayo Mengaji, Warga Binaan Lapas Semarang Dibina Untuk Jadi Ustadz

Semarang, INFO_PAS – 150 Warga binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas I Semarang menggelar khataman kitab Ushfuriyah bertempat di Masjid At Taubah, Selasa (01/06). Kegiatan yang telah berlangsung selama 3 kali tersebut bertujuan untuk menggerakkan WBP muslim untuk mengikuti gerakan Ayo Mengaji yang dicanangkan Lapas Semarang menjelang bulan Ramadhan 1437H. Kepala Lapas Semarang Dedi Handoko mengatakan suksesnya gerakan Ayo Mengaji di Lapas tergantung peran aktif dan dukungan semua WBP dalam mengikuti kegiatan pembinaan. “Mulailah dari diri sendiri dan sekarang minimal 1 hari 1 ayat,” pungkasnya. Kasi Bimbingan Pemasyarakatan Okta menjelaskan bahwa Gerakan kajian kitab tersebut secara rutin dilaksanakan di Lapas Semarang 3 kali seminggu dengan 30 peserta. “Syukur banyak setiap minggunya warga binaan yang ikut ngaji, nantinya mereka akan Khataman seperti halnya sekarang,” ujar Okta. Sementara itu, pengasuh KH Thohir Khusnan memaparkan kegiatan k

Gelorakan Ayo Mengaji, Warga Binaan Lapas Semarang Dibina Untuk Jadi Ustadz
Semarang, INFO_PAS – 150 Warga binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas I Semarang menggelar khataman kitab Ushfuriyah bertempat di Masjid At Taubah, Selasa (01/06). Kegiatan yang telah berlangsung selama 3 kali tersebut bertujuan untuk menggerakkan WBP muslim untuk mengikuti gerakan Ayo Mengaji yang dicanangkan Lapas Semarang menjelang bulan Ramadhan 1437H. Kepala Lapas Semarang Dedi Handoko mengatakan suksesnya gerakan Ayo Mengaji di Lapas tergantung peran aktif dan dukungan semua WBP dalam mengikuti kegiatan pembinaan. “Mulailah dari diri sendiri dan sekarang minimal 1 hari 1 ayat,” pungkasnya. Kasi Bimbingan Pemasyarakatan Okta menjelaskan bahwa Gerakan kajian kitab tersebut secara rutin dilaksanakan di Lapas Semarang 3 kali seminggu dengan 30 peserta. “Syukur banyak setiap minggunya warga binaan yang ikut ngaji, nantinya mereka akan Khataman seperti halnya sekarang,” ujar Okta. Sementara itu, pengasuh KH Thohir Khusnan memaparkan kegiatan khataman tersebut mendorong untuk semakin meningkatkan iman dan terus belajar. “Saya malah berharap mereka keluar dari Lapas Kedungpane menjadi seorang ustadz atau kyai,” katanya. Idham, salah satu WBP peserta Khataman kitab mengungkapkan rasa syukur dan menganggap Lapas Semarang serasa Pondok Pesantren. “Alhamdulillah di Lapas kayak Pondok Pesantren, ilmu agama semakin meningkat, aku pengen terus bisa khatam kitab yang lain,” cetusnya kepada INFO_PAS. Khataman kitab Ushfuriyah merupakan hafalan kitab tentang kisah-kisah teladan yang bersumber dari hadits Nabi Muhammad SAW yang berisi 40 hadist. Model pengkajiannya dengan Metode Bandungan seperti halnya di Pondok Pesantren, dimana kyai membaca dan jamaah mendengarkan dengan seksama.**   Penulis: Humas Ditjen PAS

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0