Intip Yuk Proses Foto Karakter Anak LPKA Jakarta
Jakarta, INFO_PAS - Tim humas Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Jakarta berkesempatan mewawancarai Yuni Sri Rejeki dan Hartono Lukito dari Yayasan Transformasi Internasional yang merupakan mitra kegiatan psikososial di LPKA Jakarta, Selasa (10/3). Keduanya adalah konselor Yayasan Transformasi Internasional yang merupakan Corporate Social Responsibility organisasi Power Character dengan alamat www.powercharacter.com yang berlokasi di Kirana Two Tower Kelapa Gading. Keduanya juga sudah bergabung dengan LPKA Jakarta sejak tahun 2017.
Wawancara ini terkait foto karakter terhadap Anak LPKA Jakarta. Yuni menuturkan foto karakter adalah sebuah asesmen dalam jaringan. Akan didapatkan hasil dengan tingkat akuras tinggi tentang karakter seseorang dengan tes cepat foto karakter ini. Hanya perlu waktu sekitar lima menit untuk mengambil tes ini kapan pun dan di mana pun melalui internet. Foto karakter juga membantu mengenali dan memahami diri seutuhnya sehingga dapat belajar bagaimana cara terbaik untuk merespon dan menggunakan potensi yang dimiliki untuk menjalani kehidupan terbaik.
“Kegiatan yang dilakukan di LPKA Jakarta secara efektif untuk mendapat hasil maksimal memerlukan waktu kurang lebih 3-6 bulan dengan frekuensi pertemuan hanya seminggu sekali dan keterbatasan tingkat pemahaman Anak. Untuk memperoleh hasil atau katakanlah mampu mengubah karakter orang menjadi lebih baik perlu adanya komitmen dan kemauan dari dirinya sendiri terlebih dahulu,” ujar Yuni.
Adapun alur asesmen yang dilakukan dimulai dengan konselor terlebih dahulu. Jika ditemukan kelainan psikologis, maka konselor akan mendatangkan psikolog dan psikiater untuk melakukan tindakan lebih lanjut. Tahap awal yang dilakukan adalah menanyakan latar belakang keluarga meliputi pola asuh, kekerasan yang pernah diterima, lingkungan pergaulan, dan kegiatan kriminal yang dilakukan.
Bilamana pribadi yang kalem atau pendiam bisa melakukan atau terlibat dalam tawuran merupakan akibat adanya ketakutan dan di bawah tekanan yang memaksa serta kondisi emosi yang pas untuk mendorong seorang remaja melakukan aksi kejahatan, contohnya melakukan pembacokan saat tawuran.
Menangani contoh kasus yang demikian, baik Yuni dan Hartono berusaha membuat Anak kenal dengan dirinya, bagaimana karakternya, apakah pemberontak, memiliki watak yang keras, atau memiliki karakter yang tenang sabar, tetapi ada di bawah tekanan dan merasa terancam. Lalu, mereka mengajarkan Anak lebih berani, berpikir, berani menolak, dan menghindar dari komunitas yang menekan.
Di kota besar seperti Jakarta, banyak organisasi yang mengancam anak, adanya perkumpulan orang dewasa yang menjembatani terjadinya tawuran, bahkan tindakan kriminalitas sudah terorganisir.
Hartono menyebut kendala yang dihadapi dalam asessmen adalah rendahnya tingkat pendidikan Anak. Bahkan, membaca saja ada yang tidak bisa. “Kami terus memotivasi dan membentuk karakter Anak yang dengan keterbatasannya agar pandai mengambil keputusan di situasi tertentu. Lebih ke pola berpikir atas tindakan yang akan dilakukan di bawah tekanan dari pihak lain karena anak-anak yang memiliki keterbatasan seperti ini sangat mudah diprovokasi,” ujarnya.
Baik Yuni dan Hartono mengakui mengubah seseorang tidak mudah, namun sangat perlu dilakukan usaha sebagai bentuk kepedulian sosial dalam rangka mencerdaskan anak. “Output yang diperoleh selama ini ada, namun belum maksimal,” pungkas keduanya.
Foto karakter menjadi hal penting mengingat sejak lahir manusia memang memiliki karakter yang beragam dan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Keunikan dari masing-masing manusia ini dapat mempengaruhi kehidupan sosialnya. Karakter manusia dibentuk melalui proses hidup yang dipengaruhi banyak faktor seperti lingkungan, budaya, pendidikan, pola asuh, tradisi keluarga, dan bahkan pengalaman.
Faktor-faktor ini juga mempengaruhi respon seseorang dalam berpikir, merasa, dan bertindak terhadap situasi hidup. Karakter manusia dapat ketahui melalui berbagai cara, salah satunya dengan tes online dengan alamat www.fotokarakter.com. Melalui tes tersebut akan diperoleh aspek tentang kelebihan, titik kritis, potensi, penjurusan, dan respon/tindakan pada diri seseorang.
Kontributor: LPKA Jakarta