Berdayakan Narapidana, Lapas Terbuka NK Budidaya Cabai

Nusakambangan, INFO_PAS - Predikat negatif dan minimnya keterampilan masih menjadi masalah klasik bagi para narapidana. Terkadang sulit bagi mereka untuk berbaur di masyarakat dengan adanya stigma negatif tersebut dan berdampak pada sulitnya mencari nafkah secara halal pasca bebas menjalani masa hukumannya. Kondisi tersebut diakui Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Terbuka Nusakambangan, Edy Wahyu Nugroho, menjadi landasan untuk mencari solusi alternatif pembinaan kemandirian, khususnya di bidang pertanian bagi narapidana berbasis potensi lokal pedesaan sebagai bekal mereka ketika kembali ke masyarakat. “Budidaya cabai menjadi alternatif solusi bekal kemandirian bagi narapidana yang ada di Lapas Terbuka Nuskambangan,” kata Kalapas, Senin (7/7). Ia menuturkan dengan luas lahan garapan cabai sekitar 1 ha yang ditanam pada awal Desember 2014, kini telah mulai memasuki masa panen. Hasil panen cabai kemudian dipasarkan kepada para pegawai

Berdayakan Narapidana, Lapas Terbuka NK Budidaya Cabai
Nusakambangan, INFO_PAS - Predikat negatif dan minimnya keterampilan masih menjadi masalah klasik bagi para narapidana. Terkadang sulit bagi mereka untuk berbaur di masyarakat dengan adanya stigma negatif tersebut dan berdampak pada sulitnya mencari nafkah secara halal pasca bebas menjalani masa hukumannya. Kondisi tersebut diakui Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Terbuka Nusakambangan, Edy Wahyu Nugroho, menjadi landasan untuk mencari solusi alternatif pembinaan kemandirian, khususnya di bidang pertanian bagi narapidana berbasis potensi lokal pedesaan sebagai bekal mereka ketika kembali ke masyarakat. “Budidaya cabai menjadi alternatif solusi bekal kemandirian bagi narapidana yang ada di Lapas Terbuka Nuskambangan,” kata Kalapas, Senin (7/7). Ia menuturkan dengan luas lahan garapan cabai sekitar 1 ha yang ditanam pada awal Desember 2014, kini telah mulai memasuki masa panen. Hasil panen cabai kemudian dipasarkan kepada para pegawai di lingkungan Lapas Nusakambangan dan pasar Cilacap dengan kisaran harga standar sebelum bulan Ramadhan, yakni Rp 10.000,- s.d. Rp 16.000,- per  kilogram. “Prospeknya cukup baik mengingat tingginya permintaan sehingga memudahkan dalam distribusi hasil panen sekaligus penjualannya, apalagi menjelang hari Raya Idul Fitri,” tambah Kalapas. Hal tersebut juga dipaparkan Kepala Seksi Bimbingan Narapidana/Anak Didik dan Kegiatan Kerja, Edi Purwito. “Kami sangat mendukung program budidaya cabai tersebut agar para narapidana memiliki bekal kemandirian di bidang pertanian,” ucapnya. Harapan serupa diutarakan Kepala Sub Seksi Kegiatan Kerja, Arif Muksoni. "Semoga kedepannya setelah keluar dari lapas mereka dapat berhasil mengintegrasikan dirinya ke masyarakat untuk mencari nafkah yang halal,” harap Arif. Menurut salah satu narapidana Lapas Terbuka Nusakambangan, Wibowo Saputro, untuk budidaya cabai dari awal sampai panen membutuhkan waktu kurang lebih 3-4 bulan. “Teman-teman sesama narapidana cukup bersemangat dalam mengikuti pembinaan seperti pengolahan tanah, penanaman, perawatan, dan pemanenan cabai-cabai tersebut,” katanya. Sementara itu, Andri Musyanto yang juga narapidana Lapas Terbuka Nusakambangan mengaku tertarik untuk bisa membudidayakan cabai sendiri setelah bebas menjalani masa pidananya nanti. (IR)     Kontributor: Dedy Winarto

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0