Memburu Kaburnya Buronan Nusakambangan

Jakarta, INFO_PAS – Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Sesditjenpas), Sri Puguh Budi Utami, menjelaskan kepada masyarakat tentang kaburnya 2 narapidana kasus narkotika yang bernama M Husein dan Syarjani Abdullah  dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Batu Nusakambangan melalui program News Line Live yang di siarkan secara langsung di stasiun televisi Metro TV, Selasa (24/01). “Saat ini narapidana yang kabur sedang dalam proses pencarian, sejatinya orang yang hilang kemerdekan di dalam Lapas adalah mereka berpikir bagaimana dirinya dapat lari, dan kita telah melakukan upaya pencegahan sedemikian rupa supaya suasana Lapas dapat kondusif serta aman,” jelas Sesditjenpas. [caption id="attachment_45163" align="alignright" width="384"] Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Sri Puguh Budi Utami Di News Line

Memburu Kaburnya Buronan Nusakambangan
Jakarta, INFO_PAS – Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Sesditjenpas), Sri Puguh Budi Utami, menjelaskan kepada masyarakat tentang kaburnya 2 narapidana kasus narkotika yang bernama M Husein dan Syarjani Abdullah  dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Batu Nusakambangan melalui program News Line Live yang di siarkan secara langsung di stasiun televisi Metro TV, Selasa (24/01). “Saat ini narapidana yang kabur sedang dalam proses pencarian, sejatinya orang yang hilang kemerdekan di dalam Lapas adalah mereka berpikir bagaimana dirinya dapat lari, dan kita telah melakukan upaya pencegahan sedemikian rupa supaya suasana Lapas dapat kondusif serta aman,” jelas Sesditjenpas. [caption id="attachment_45163" align="alignright" width="384"] Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Sri Puguh Budi Utami Di News Line Metro TV[/caption] Sesditjenpas mengatakan bahwa prosedur pengamanan di Nusakambangan sudah berjalan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP), tetapi narapidana yang kabur telah mengamati kondisi Lapas dan mencari celah kelemahan petugas Lapas serta telah memetakan kelompok regu jaga yang lemah dalam pengawasan dan penjagaan. “Pada saat saya ke Nusakambangan prosedur pengamanan sudah berjalan sesuai dengan SOP, namun yang bersangkutan mengamati betul kondisi Lapas dimana yang bersangkutan di tempatkan. Dengan adanya kampung laut sangat dekat dengan nusakambangan, bukan tidak mungkin mereka mendapatkan informasi untuk mendapatkan peluang, dari kunjungan keluarga pada saat tertentu. Kemungkinan yang bersangkutan sudah memetakan kelompok jaga mana yang kondisinya tidak kuat melakukan penjagaan,” tandasnya. Wanita yang pernah menjabat sebagai Kepala Biro Perencanaan Kementerian Hukum dan HAM RI menambahkan bahwa idealnya petugas Lapas sebanyak 61 ribu namun saat ini petugas Lapas hanya sekitar 29 ribu pegawai. “Kami butuh 61 ribu pegawai pemasyarakatan namun sekarang kami hanya memiliki 29 ribu pegawai dan kita harus bisa mengoptimalkan pengamanan dengan minimnya pegawai,oleh karena itu kita selalu mengingatkan tulisan “Waspada Jangan Jangan” di setiap Lapas. Kita sudah melakukan kerjasama dengan TNI - POLRI untuk melakukan pengawasan dalam keamanan dan ketertiban di dalam Lapas,” ungkapnya. Sementara itu, Pengamat Hukum Chudry Sitompul, mengatakan bahwa untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas, kesejahteraan Petugas Lapas harus diperhatikan serta sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan tugas juga harus memadai. [caption id="attachment_45162" align="alignleft" width="382"] Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Sri Puguh Budi Utami Di News Line Metro TV[/caption] “Kesejahteraan pegawai Lapas juga harus di perhatikan. Jika petugas 24 jam standby serta sarana dan prasarana memadai mungkin tidak ada pelarian, namun disana pegawai tingkat kejenuhannya tinggi, nyaris tidak ada hiburan disana, jika mereka ingin mencari hiburan harus menyebrang pulau, Kesimpulannya adalah memang anggaran kecil, kapasitas Lapas sangat terbatas, fasilitasnya kurang, di tambah lagi dengan personil yang kurang, jika tidak ada perbaikan maka akan terulang lagi,” jelasnya. Saat ini petugas gabungan terus memburu dua napi kasus narkotika yang kabur dari LP Kelas I Batu, Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Hingga saat ini, petugas gabungan masih mencari di sekitar LP dan lokasi lain yang diduga tempat persembunyian dua napi yang kabur serta menyebar foto 2 napi tersebut di tempat yang strategis seperti pelabuhan penyebrangan dan terminal untuk mengikis ruang gerak Narapidana asal Aceh tersebut. *** Penulis : Humas Ditjenpas

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0