Program 'Wali Menyapa' Lapas Wahai Perkuat Pembinaan dan Emosional dengan Warga Binaan

Program 'Wali Menyapa' Lapas Wahai Perkuat Pembinaan dan Emosional dengan Warga Binaan

Wahai, INFO_PAS — Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai kembali selenggarakan program Wali Menyapa, sebuah pendampingan dan komunikasi langsung antara Wali Pemasyarakatan dengan Warga Binaan, Rabu (10/12). Program ini menjadi agenda yang terus diperkuat sebagai upaya meningkatkan efektivitas pembinaan, mempererat hubungan emosional, dan memastikan pemenuhan hak-hak Warga Binaan selama menjalani masa pidana.

Kegiatan yang berlangsung di dalam blok Lapas ini diisi dengan diskusi, evaluasi perkembangan perilaku, serta sesi curah pendapat yang memungkinkan Warga Binaan menyampaikan keluhan, kendala, dan harapan mereka. Suasana yang dibangun dengan penuh keterbukaan membuat Warga Binaan dapat berinteraksi lebih leluasa dengan petugas yang menjadi Wali pendamping mereka.

Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, menyampaikan program Wali Menyapa merupakan bagian penting dari pendekatan pembinaan yang humanis. Ia menegaskan pembinaan tidak hanya bertumpu pada kedisiplinan, tetapi juga pada hubungan emosional yang sehat antara Petugas dan Warga Binaan.

“Kegiatan ini dirancang untuk memastikan setiap Warga Binaan merasa didampingi dan diperhatikan. Ketika mereka merasa dihargai dan didengarkan, proses pembinaan akan berjalan jauh lebih efektif. Program Wali Menyapa menjadi sarana bagi kami untuk melihat lebih dekat kondisi mereka, baik secara mental, emosional, maupun sosial. Ini adalah wujud komitmen kami dalam memberikan pembinaan yang bermartabat,” tegasnya.

Kepala Subseksi Pembinaan, Merpaty S. Mouw, menambahkan program ini memiliki dampak signifikan terhadap keberhasilan pembinaan individual melalui pertemuan antara Wali dan Warga Binaan agar berbagai permasalahan dapat diketahui lebih cepat dan ditangani secara tepat. “Setiap Warga Binaan mempunyai latar belakang dan tantangan yang berbeda. Melalui kegiatan seperti ini, kami bisa memetakan kebutuhan pembinaan masing-masing. Ada yang perlu dukungan emosional lebih, ada yang butuh arahan terkait program kemandirian, ada pula yang perlu bimbingan dalam menghadapi masalah keluarga. Pendekatan ini membantu kami menyusun langkah pembinaan yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” jelasnya.

Salah satu Warga Binaan berinisial AD, merasa sangat terbantu dengan adanya forum terbuka seperti ini. Menurutnya, Wali Menyapa memberikan ruang aman untuk berbicara mengenai kondisi pribadi maupun tantangan yang ia hadapi selama menjalani pidana.

“Saya merasa lebih dekat dengan petugas, terutama Wali yang mendampingi kami. Kami bisa menyampaikan keluhan, masalah keluarga, atau rasa cemas yang kami alami. Petugas tidak hanya mendengar, tetapi juga memberi motivasi. Ini membuat kami lebih kuat menjalani hari demi hari di dalam Lapas,” ucap AD.

Atas kegiatan tersebut, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro, memberikan dukungannya. Program Wali Menyapa adalah implementasi nyata dari semangat Pemasyarakatan modern yang menekankan pada pendekatan personal.

“Kami memberikan apresiasi kepada Lapas Wahai yang terus konsisten menghadirkan inovasi pembinaan. Pendekatan ini tidak hanya membangun kedekatan, tetapi juga menjadi sarana deteksi dini terhadap masalah-masalah yang mungkin timbul di lingkungan Lapas. Ini selaras dengan arahan pusat untuk memperkuat fungsi pembinaan dan pengawasan secara humanis,” terang Ricky.

Melalui program Wali Menyapa, Lapas Wahai terus menegaskan komitmennya untuk menghadirkan pelayanan Pemasyarakatan yang berkualitas, adaptif, dan berorientasi pada perubahan perilaku Warga Binaan sekaligus menjadi bukti pembinaan tidak hanya berbicara tentang aturan, tetapi juga menyentuh sisi kemanusiaan. (IR)

 

Kontributor: Lapas Wahai

What's Your Reaction?

like
2
dislike
0
love
2
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0