Muara Sabak, INFO_PAS – Berdirinya lembaga pemasyarakatan (lapas) atau rumah tahanan negara (rutan) baru memang diharapkan menjadi salah satu solusi masalah kelebihan isi penghuni yang selama ini mendera hampir seluruh lapas dan rutan di Indonesia. Namun, belum tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap menjadi persoalan baru dalam operasional lapas/rutan baru.
Salah satunya dialami oleh Lapas Narkotika Kelas III Muara Sabak, Jambi. Lapas yang baru berdiri sejak tahun 2014 itu sangat merasakan dampak dari belum lengkapnya sarana/prasarana di lapas, bahkan hingga kini.
“Dulu mayoritas area lapas masih berupa kolam-kolam sehingga para petugas setiap harinya harus menimbun kolam dengan tanah. Seragam dan sepatu yang kami pakai dari rumah pun terpaksa dilepas selama di lapas, berganti baju biasa karena harus berkotor-kotoran dengan tanah. Bahkan
becek-becekan,†ujar Kepala Sub Seksi Pembinaan Lapas Narkotika Muara Sabak, J. Kasogi Fattah kepada INFO_PAS, Selasa (31/5).
Efek banyaknya tanah yang masih tergenang air tidak hanya dirasakan oleh petugas maupun penghuni, namun juga tamu-tamu yang datang berkunjung ke Lapas Narkotika Muara Sabak. “Gubernur Zumi Zola pun harus
becek-becekan saat datang ke sini beberapa waktu lalu,†tambahnya.
Tak hanya itu, belum adanya tembok lapas saat itu menjadi kekhawatiran utama yang dirasakan para petugas Lapas Narkotika Muara Sabak. “Di awal berdirinya lapas ini, blok penghuni bisa dilihat langsung dari jalan depan lapas karena belum ada tembok. Bila malam hari mungkin tidak terlalu riskan karena penghuni berada di blok. Berbeda pada siang hari saat para penghuni berada di luar blok,†ujar Kasogi.
Setelah pembangunan tembok lapas, masalah tidak serta-merta selesai. “Tembok yang ada di sisi kiri lapas miring sehingga kami harus menahannya dengan tiang yang dicor agar tidak roboh. Bila sampai roboh, bukan hanya bagian itu saja yang terdampak, namun juga tembok sekeliling lainnya karena pondasinya menyatu dengan tembok yang miring,†tutur Kasogi yang merupakan alumni Akademi Ilmu Pemasyarakatan angkatan 43.
[caption id="attachment_37036" align="aligncenter" width="300"]

Keadaan tembok luar Lapas yang mengalami kemiringan.
(rio)[/caption]
Empat tahun pasca berdiri, Lapas Narkotika Muara Sabak mulai melengkapi sarana/prasana yang sebelumnya belum tersedia. Pembangunan di area lapas pun mulai menampakkan hasilnya. Sekarang sudah jauh lebih baik daripada saat awal berdirinya lapas. Sudah ada tembok, area kolam sudah banyak yang tertutup tanah, taman, lapangan, dll.
Meski begitu, Kasogi mengkui masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, terutama terkait kelengkapan sarana/prasarana di lapas. “Masalah air yang kuning juga menjadi perhatian khusus kami karena banyak penghuni yang terkena gatal-gatal,†akunya.
Kelengkapan IT lapas juga harus dilengkapi di lapas ini karena jaringan fiber optik untuk internet belum ada di daerah tersebut. “Di Muara Sabak hanya dapat sinyal 2G, untuk konsolidasi SDP kami mengandalkan modem USB,†ucapnya.
Permasalahan yang mendera Lapas Narkotika Muara Sabak diakui pula oleh Kepala Lapas (Kalapas) Narkotika Muara Sabak, Syahroni Ali. Eks Kepala Rutan Tanjung yang baru beberapa hari memimpin Lapas Narkotika Muara Sabak ini mengakui banyak yang harus dibenahi.
“Dulu Lapas Narkotika Muara Sabak seperti "rumah hantu." Kini masih banyak yang harus ditata. Saya sudah menghubungi ahli desain untuk menata sejumlah bagian lapas. Tembok bangunan depan juga perlu dicat agar tidak terlihat suram. Jemuran di masing-masing blok akan dirapikan. Kami juga tengah usahakan jalan masuk lapas untuk diberi konblok yang diproduksi sendiri oleh penghuni Lapas Narkotika Muara Sabak,†ucap Kalapas.
[caption id="attachment_37037" align="aligncenter" width="300"]

Kalapas Narkotika Muara Sabak Syahroni Ali berikan arahan kepada peserta rehabilitasi. (Foto: Rio Wisuma)[/caption]
Tak hanya itu, penerima penghargaan Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan Terbaik pada Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-50 itu menjanjikan banyak perubahan di Lapas Narkotika Muara Sabak. “Saya ingin terapkan penggunaan sidik jari dalam proses kunjungan. Untuk memudahkan akses informasi kepada masyarakat, kami pun dalam waktu dekat akan membuat profil lapas, website/blog, juga akun media sosial,†janjinya.
Ia optimis bisa membangun Lapas Narkotika Muara Sabak menjadi lebih baik. Apalagi instansinya menjadi satu-satunya lapas narkotika di Jambi yang bisa mengadakan program rehabilitasi terhadap narapidana pecandu narkoba. “Antusiasme para peserta rehabilitasi sangat besar. Hanya Lapas Narkotika Muara Sabak saja yang siap mengadakan program rehabilitasi. Apalagi kami memiliki blok khusus rehab. Di lapas lain, misalnya Lapas Jambi, tidak memungkinkan karena sudah over kapasitas,†tegas Syahroni.
Penulis : Irma, Rio