UPT Pemasyarakatan Tingkatkan Kewaspadaan Cegah Kebakaran
Semarang, INFO_PAS - Petugas pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Semarang menggelar inspeksi mendadak dan sosialisasi di blok hunian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), Rabu (8/9). Kegiatan ini dilakukan sebagai tindak lanjut kejadian kebakaran di Lapas Tangerang serta meminimalisir potensi ancaman gangguan keamanan dan ketertiban agar menciptakan kondisi Lapas yang kondusif.
“Kita harus lebih meningkatkan kewaspadaaan dan memperketat sistem pengamanan dan ketertiban instalasi kelistrikan di Lapas, mensterilkan ketertiban instalasi kelistrikan di dalam blok hunian, dan mengawasi penggunaan peralatan-peralatan yang berhubungan dengan kelistrikan,” pesan Kepala Lapas (Kalapas) Semarang, Supriyanto.
Selain itu, pihak Lapas juga lebih meningkatkan frekuensi pengontrolan setiap ruangan perkantoran, mencegah masuknya dan atau memusnahkan barang-barang yang diduga dapat dipergunakan untuk dirakit/dibuat menjadi alat yang dapat menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban, seperti barang-barang yang bersangkutan dengan kelistrikan. Di sisi lain juga lakukan cek dan ricek mengenai penggunaan kunci dan gembok setiap kamar serta meningkatkan kewaspadaan petugas regu jaga terhadap munculnya gangguan keamanan dan ketertiban akibat cuaca dan waktu malam hari.
“Kami lakukan upaya deteksi dini terhadap timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban dengan melakukan penempatan petugas pengamanan pada pos-pos pengamanan, meningkatkan frekuensi pengontrolan terhadap blok dan kamar hunian, serta melakukan penggeledahan rutin dan insidentil,” tegas Supriyanto.
Upaya kewasapadaan juga dilakukan jajaran Lapas Labuhan Bilik dengan memeriksa instalasi listrik di seluruh area Lapas, Rabu (8/9). "Pemeriksaan instalasi listrik ini merupakan antisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang disebabkan listrik, mulai dari kemungkinan terjadinya korslet pada instalasi listrik yang bisa berujung pada kebakaran,” tegas Kalapas Labuhan Bilik, Dian Artanto.
Kepala Subseksi (Kasubsi) Keamanan dan Ketertiban, Krisantus, menjelaskan pemeriksaan instalasi listrik di Lapas Labuhan Bilik dilakukan dengan memeriksa Miniatur Circuit Breaker, pemeriksaan stop kontak, saklar, pemeriksaan kabel hingga area yang cukup sulit dijangkau, seperti listrik area atap mulai dari kantor-kantor hingga blok hunian WBP. Bukan itu saja, dilakukan pula pemeriksaan sambungan kabel yang terlalu banyak di ruangan kantor dan memastikan sambungannya tersambung dengan benar serta penggantian kabel yang sudah rusak dan rapuh.
“Instalasi listrik yang salah dan tidak baik memiliki banyak sekali risiko yang mampu membahayakan,” tutur Kris.
Seraya melakukan pengawasan pemeriksaan instalasi listri, ia juga mengimbau seluruh staf agar mematikan listrik dan melepas sambungan listrik ketika pulang kerja. “Tolong apabila sepulang kerja untuk memastikan dan memperhatikan instalasi listrik di masing-masing kantor dalam keadaan aman,” pesannya.
Lapas Kelas IIA Padang juga mengambil langkah sigap upaya antisipasi kejadian serupa di Lapas Tangerang dengan melakukan penertiban instalasi listrik pada seluruh blok hunian, tempat ibadah dan gedung perkantoran, Rabu (8/9). Kegiatan dipimpin oleh Bagus Dwi Siswandono selaku Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas, Novri Abbas selaku Kepala Subbagian Tata Usaha, Ardin Sianturi selaku Kepala Urusan Umum, Rhandy Altasa selaku Kasubsi Pelaporan, dan diikuti oleh jajaran pengamanan Lapas Padang.
Kalapas Padang, Era Wiharto, menyatakan pihaknya lakukan penertiban yang merupakan upaya deteksi dini cegah terjadinya hal serupa seperti yang baru saja dialami oleh Lapas Tangerang. "Semua yang terjadi memberikan sebuah pelajaran bagi kita semua untuk lebih teliti dan waspada lagi terhadap hal-hal yang berpotensi menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban di Lapas,” tegasnya.
Dalam penertiban yang dilakukan di 24 kamar hunian, dua rumah tempat ibadah, dan sembilan ruang perkantoran, petugas menyita belasan terminal colokan serta kabel-kabel sudah tidak layak pakai yang berpotensi menimbulkan konsleting listrik. Untuk instalasi yang tidak layak dan tidak seharusnya juga telah dilakukan penyitaan agar Lapas Padang senantiasa dalam keadaan aman dan kondusif.
Di Lapas Narkotika Jakarta, deteksi dini gangguan keamanan dan ketertiban dilakukan dengan penggeledahan yang dilakukan Satuan Operasional Kepatuhan Internal (Satops Patnal) Pemasyarakatan, Rabu (8/9), khususnya penertiban instalasi listrik. Kegiatan dimulai dengan apel dan pengarahan oleh Kalapas Narkotika Jakarta, Bambang Wijanarko, serta dihadiri perwakilan dan Satops Patnal Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, dan jajaran Lapas Narkotika Jakarta.
Selanjutnya, tim dibagi menjadi delapan kelompok guna melakukan penertiban kabel serta barang terlarang pada Blok A, Blok B, Blok C, dan Blok S. “Kegiatan ini bertujuan menertibkan instalasi listrik pada blok dan kamar hunian guna mencegah gangguan keamanan ketertiban serta korsleting listrik di Lapas Narkotika Jakarta,” tegas Bambang.
Selama kegiatan berlangsung, seluruh jajaran Satops Patnal Pemasyarakatan begitu hati-hati dalam mengecek setiap blok yang menjadi sasaran target utama dalam penertiban ini. Selanjutnya, WBP disosialisasikan terkait penggunaan aliran listrik dan deteksi dini penertiban saklar aliran listrik pada Lapas Narkotika Jakarta agar terhindar dari segala bentuk gangguan keamanan dan ketertiban.
“Kami akan lebih meningkatkan kewaspadaaan dan memperketat sistem pengamanan dan ketertiban instalasi kelistrikan di Lapas, mensterilkan ketertiban instalasi kelistrikan di dalam blok hunian, dan mengawasi penggunaan peralatan-peralatan yang berhubungan dengan kelistrikan,” ucap Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas Aris Setiawan.
Di Lapas Cilegon, deteksi dini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan instalasi listrik pada gedung hunian, Rabu (8/9). “Petugas pengamanan bukan saja melakukan penjagaan di area blok hunian serta memonitoring aktivitas dan kesehatan WBP, melainkan konsisten melakukan pemeriksaan sarana prasana yang dapat memicu gangguan keamanan dan ketertiban,” tegas Kalapas Cilegon, Erry Taruna.
Senada dengan Kalapas, Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas, Zulkarnain, juga mengingatkan jajaran pengamanan untuk meningkatkan kepedulian pada sarana prasarana, khususnya yang ada di blok hunian. “Tidak hanya kontrol hunian, lakukan juga pengecekan ketersediaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan sarana prasarana lainnya. Ini menjadi tugas kita bersama,” tandasnya.
Ke depannya, pihak Lapas mengatakan akan secara rutin melakukan monitoring instalasi listrik dan ketersediaan APAR bekerja sama dengan PLN dan pemadam kebakaran.
Di Lapas Kelas IIA Palangka Raya, dilakukan pengecekan dan perawatan APAR, Rabu (8/9). Kegiatan ini dilakukan langsung oleh Kasubsi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan, Agung Sutrisno Putro, di dapur Lapas Palangka Raya.
"Untuk menjaga keamanan bangunan dari bahaya kebakaran, kami perlu mengecek secara berkala tabung APAR yang ada. Terlebih lagi baru-baru ini kita mendapat kabar duka dari musibah kebakaran di Lapas Tangerang. Hal ini kami jadikan pelajaran agar lebih waspada dan saling mengingatkan khususnya kepada WBP," jelas Agung.
Cara mengecek alat pemadam api portable juga tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai cara mengecek APAR, antara lain:
- Cek indikator tekanan;
- Cek tanggal kadaluwarsa pada tabung;
- Cek kondisi tabung;
- Pastikan masih ada pin pengaman dan segel.
Di era digital ini, melakukan inspeksi APAR juga semakin mudah dengan aplikasi Firecek yang akan membantu mencatat data inspeksi APAR secara digital.
Di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Batang, Rindra Wardhana selaku Kepala Rutan (Karutan) segera bergerak cepat melakukan pengecekan terhadap instalasi listrik di seluruh ruangan Rutan Batang. “Kami harus pastikan semua jaringan listrik aman, tidak mengalami masalah,” tuturnya, Kamis (9/9).
Didampingi para pejabat administrasi dan Kepala Regu Pengamanan, Rindra mengecek satu per satu jaringan listrik di kamar hunian. Ia memerintahkan kabel listrik yang terlihat agar ditanam di dalam tembok serta mengecek APAR yang dimiliki Rutan Batang dan panel-panel listrik.
Untuk memastikan jaringan listrik berfungsi dengan baik, Rindra menggandeng pihak konsultan listrik untuk mengecek jaringan. “Pengecekan listrik di Rutan Batang telah rutin dilaksanakan, namun untuk memastikan keamanan, kami menggandeng pihak konsultan,” ucapnya.
Selain pengecekan jaringan, untuk memenuhi kebutuhan daya listrik, Rutan Batang telah mengajukan penambahan daya kepada PLN setempat. Pihaknya juga merencanakan adanya pelatihan atau simulasi penanggulangan kebakaran bekerja sama dengan pemadam kebakaran setempat. “Kami pernah mengadakan pelatihan pemadaman kebakaran untuk petugas,. Ke depannya kami rencanakan untuk mengadakan simulasi penanggulangan kebakaran di dalam bok,” ucap Rindra..
Ketersediaan APAR turut menjadi perhatian di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Jakarta. Hal ini ditandai dengan peninjauan langsung Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) DKI Jakarta, Ibnu Chuldun, terkait kesediaan APAR di LPKA Jakarta, Kamis (9/9).
Kedatangan Kakanwil disambut Kepala LPKA Jakarta, Medi Oktafiansyah, beserta jajarannya. “Tanggal kadaluwarsa APAR yang ini sampai dengan 11 November 2021 mendatang dan kami rutin melakukan isi ulang APAR tepat waktu supaya selalu dalam keadaan siap pakai,” tutur Medi.
Pada kesempatan itu, Anak LPKA Jakarta menunjukkan hasil pelatihan dari petugas mengenai penggunaan APAR di depan Kakanwil Kemenkumham DKI Jakarta. “Pertama yang dilakukan adalah menarik pengunci, lalu menekan tuas. Setelah itu, mengarahkan selang ke arah api, namun dengan memperhatikan arah mata angin,” tutur F selaku perwakilan Anak yang mempraktikkan cara penggunaan APAR.
Kakanwi pun terkesan dengan Anak yang dapat menggunakan APAR dengan baik. Selain itu Ibnu, juga berpesan agar Anak selalu patuh pada petugas agar LPKA Jakarta selalu dalam keadaan aman dan terkendali. “Patuhi selalu petugas. Jika petugas perintahkan untuk balik kanan, ya balik kanan. Jangan ada yang balik kiri,” pesannya.
Petugas LPKA Jakarta juga mendapatkan pesan agar selalu menjaga diri selama pandemi dan jangan kendor walaupun PPKM di Jakarta sudah level 3. “Tetap patuhi protokol kesehatan walau sedang Work from Home atau Work from Office. Di Jakarta kita sudah delapan kali perpanjangan PPKM. Untuk itu, jangan sampai hasil perjuangan kita gagal karena tidak patuh protokol kesehatan,” tegas Ibnu.
Sementara itu, jajaran Lapas Sampit lakukan pengecekan instalasi listrik, baik di area fasilitas umum, seperti kantor, dapur, ruang kunjungan virtual, tempat ibadah, poliklinik, hingga ke area blok dan kamar hunian WBP, Rabu (8/9). Hasilnya, jaringan listrik di Lapas Sampit masih dalam kondisi aman.
“Kami terus berikan sosialisasi baik kepada petugas maupun WBP Lapas Sampit untuk tetap merawatnya, tidak melakukan pemasangan jaringan listrik secara ilegal, dan secara kontinyu melakukan koordinasi dengan PLN untuk bersama-sama melakukan pengecekan dan perawatan jaringan. Kami juga melakukan pengecekan APAR bekerja sama dengan Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Kotawaringan Timur,” tegang Kalapas Sampit, Agung Supriyanto.
Ia menambahkan berbagai upaya telah ditempu, baik yang melibatkan internal petugas Lapas maupun eksternal sebagai deteksi dini serta menjaga kondusivitas dan keamanan jaringan listrik di Lapas. “Semoga dapat mengatisipasi bahaya yang ditimbulkan dari adanya kerusakan jaringan listrik," harap Agung.
Di Lapas Tenggarong, Satops Patnal mengambil langkah cepat dengan melakukan pengecekan instalasi listrik pada area blok dan gedung kantor, Rabu (8/9). “Sebelumnya kami juga telah melaksanakan perbaikan jalur instalasi listrik seluruh blok dan kamar hunian pada bulan Agustus 2021,” terang Ade Hari Setiawan selaku Ketua Satops Patnal Lapas Tenggarong.
Sementara itu, Agus Dwirijanto selaku Kalapas Tenggarong menerangkan dengan jumlah hunian yang overcrowded dan kondisi bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuni saat ini, dirinya tetap berkomitmen dalam memberikan pelayanan terbaik bagi WBP, termasuk menciptakan kamar hunian yang layak semaksimal mungkin. "Menyikapi musibah yang terjadi di Lapas Tangerang, saya atas nama pribadi dan institusi mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya sebanyak 41 WBP dan mendoakan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan kesabaran,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama juga dilakukan simulasi penanganan bencana alam, yakni pengambilan kunci induk dan pembukaan kamar hunian. "Simulasi ini dilakukan guna mengetahui seberapa lama proses tersebut dilakukan sehingga dapat diketahui estimasi waktu perkiraan. Dari hasil simulasi, didapat waktu sekitar tiga menit,” ujar Halif, Kepala Seksi (Kasi) Keamanan dan Ketertiban Lapas Tenggarong.
Di Lapas Kelas III Dobo, Sonny Tanikwale selaku Pelaksana Tugas Kalapas Dobo pimpin pengontrolan pada jaringan listrik, khususnya area di dalam blok hunian WBP, Kamis (9/9). Giat ini dilakukannya bersama Kasubsi Keamanan dan Ketertiban, La Nea, serta Kasubsi Admisi dan Orientasi Max Latukolan.
“Untuk jaringan listrik di dalam blok hunian sudah baik, mungkin hanya akan dilakukan penggantian Miniatur Circuit Breaker pada bagian jaringan listrik di gudang, Hal ini juga merupakan bagian dari upaya deteksi dini dan pencegahan terhadap kemanaan dan ketertiban di Lapas,” ucap Sonny.
Hal senada disampaikan La Nea. “Kami tadi sudah melakukan pengontrolan jaringan listrik di blok hunian, bisa dikatakan sudah baik sehingga tidak ada yang harus dibenahi atau diperbaiki,” terangnya.
Di Ambon, Lapas Kelas IIA Ambon meningkatkan pengawasan penggunaan peralatan yang terhubung dengan instalasi kelistrikan guna merespon musibah kebakaran Lapas Tangerang. Pada Kamis (9/9) Kalapas Ambon, Saiful Sahri, bersama jajarannya melakukan pemeriksaan langsung pada instalasi listrik dan ketersedia APAR guna meminimalisir potensi ancaman gangguan keamanan dan ketertiban agar menciptakan kondisi Lapas yang kondusif.
“Kami melihat perangkat kelistrikan dalam kondisi baik atau tidak, kemudian akan dilakukan penertiban. Apabila instalasi listrik sudah keropos, kemasukan air, kabel listrik kecil, dan instalasi listrik tidak standar sehingga berpotensi terjadi korsleting, agar segera diperbaiki ulangi diperbaiki,” pinta Saiful.
Selanjutnya, Kalapas mengecek kembali kesiapan APAR yang telah ditempatkan sehingga siap digunakan apabila terjadi keadaan darurat. “Kami siapkan nomor telepon penting/darurat pada pos penjagaan/ruang kantor masing masing, seperti pemadam kebakaran, PLN, rumah sakit rujukan, Kepolisian, dan sebagainya sehingga apabila terjadi kedaruratan dapat segera menghubungi,” lanjutnya.
Di waktu yang bersamaan, Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas, Pieter J. Lessy, didampingi Pelaksana Harian (Plh.) Kasi Administrasi Keamanan dan Ketertiban, Abdul Rahim, dan Kausbsi Keamanan, Hendro Suatrian, melakukan sosialisasi kepada seluruh WBP tentang bahaya penggunaan listrik ilegal yang dapat merugikan kita semua. Mereka meminta WBP jangan mencoba untuk melakukan instalasi ilegal di dalam kamar sebab petugas akan melakukan pemeriksaan dan penertiban secara rutin. Tidak hanya di blok hunian, tetapi juga dapur, bengkel kegiatan kerja, dan seluruh kantor.
Di Masohi, Karutan Masohi, Bayu Muhammad, menggerakkan jajarannya untuk segera melakukan pengecekan aliran instalasi listrik di Rutan, Rabu (8/9) malam. Karutan berpesan kepada seluruh Regu Pengamanan untuk dapat lebih jeli dalam melakukan penjagaan, terutama pada malam hari. "Kepada seluruh jajaran agar bisa lebih waspada dan antisipasi kejadian kebakaran serta gangguan keamanan dan ketertiban di Rutan," pesan Bayu.
Untuk langkah selanjutnya, pihak Rutan akan berkoordinasi dengan PLN Masohi guna melakukan pengecekan instalasi listrik secara keseluruhan. Selain itu juga akan diupayakan adanya APAR di Rutan Masohi. "Hal tersebut dilakukan sebagai tindakan tanggap kami. Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Bayu.
Sebelumnya, Plh Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan, Hakim Abdul Gani, menjelaskan tahap demi tahap proses maintain dilaksanakan serta memaparkan situasi dan kondisi areal Rutan Masohi saat ini. "Kami akan melakukan deteksi dini ancaman terjadinya kebakaran dengan mengecek seluruh instalasi listrik di Rutan. Mohon kepada seluruh petugas yang ikut pengecekan dapat memperhatikan dengan saksama," ujar Gani.
Proses pengecekan tersebut menyisir aliran instalasi listrik di blok, dapur, pos atas, rumah ibadah dan ruang kerja petugas, dan semua ruangan yang terinstal aliran listrik guna untuk melakukan pencegahan terjadinya arus pendek listrik dengan cara memperbarui segera kabel-kabel yang mengalami pelapukan dan kerusakan serta menghemat konsumsi listrik agar tidak terjadi pemborosan yang sia-sia.
Di tempat berbeda, Lapas Kelas III Saumlaki kedatangan patroli sambang dari anggota Kepolisian Resor (Polres) Kepulauan Tanimbar, Rabu, (8/9). Patroli sambang yang dipimpin langsung oleh Kepala Satuan (Kasat) Samapta Polres Kepulauan Tanimbar, Iptu Simson Kormasela, diterima langsung oleh Kasubsi Pembinaan, Melkianus Jempormasse.
“Ini merupakan wujud nyata dari Perjanjian Kerja Sama yang telah disepakati Lapas Saumlaki dengan Polres Kepulauan Tanimbar,” terang Melki.
Sementara itu, Iptu Simson Kormasela mengungkapkan patroli sambang yang dilakukan pihaknya menindaklanjuti kejadian yang terjadi di Lapas Tangerang. "Setelah mendapatkan kabar atas terjadinya musibah di Lapas Taggerang, kami diperintahkan untuk memastikan Lapas Saumlaki tetap dalam keadaan aman,” ungkapnya.
Dalam patroli sambang ini, petugas melakukan pengecekan rutin, seperti jumlah WBP, kondisi dan situasi Lapas, serta jumlah personel yang sedang berjaga. “Kami selalu siap membantu dan mendukung pelaksanaan tugas pengamanan di Lapas Saumlaki. Sekecil apapun yang dianggap dapat menimbulkan gangguan, segera koordinasikan. Lebih awal lebih baik," tegas Simson.
Di Bantaeng, Karutan Bantaeng, Ince Muh. Rizal, didampingi pejabat struktural melakukan koordinasi dengan instansi setempat, Kamis (9/9). Hal ini menindaklanjuti surat edaran perihal penertiban jaringan listrik dan peningkatan kewaspadaan keamanan dan ketertiban pasca kejadian di Lapas Tangerang.
Koordinasi tersebut dimulai dengan mengunjungi Komando Distrim Militer (Kodim) 1410 Bantaeng, PLN Cabang Bantaeng, dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Bantaeng. Koordinasi ke Kodim 1410 Bantaeng dan Pemerindah Daerah Bantaeng dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan keamanan dan ketertiban pada Rutan Bantaeng.
“Karena berada paling dekat, semoga ada nota kesepahaman untuk membantu mengawasi pelaksanaan kegiatan Pemasyarakatan di Rutan Bantaeng,” harap Ince.
Sementara itu, koordinasi ke PLN Banteng diharapkan bisa dilakukan pemeriksaan instalasi listrik di Rutan Bantaeng untuk menghindari terjadinya kejadian seperti ledakan atau kebakaran yang diakibatkan oleh hubungan arus pendek atau korsleting. “Semoga petugas PLNbisa menyempatkan waktu untuk melakukan pemeriksaan di Rutan Bantaeng,” ucap Ince.
Di Semarang, Lapas Perempuang Semarang cepat tanggap dengan menggandeng pihak ketiga untuk melakukan pengecakan instalasi listrik yang terpasang pada setiap sudut Lapas. “Sebagai upaya antisipasi, akan dilakukan kerapian dan mengganti kabel listrik yang sudah tidak layak, kemudian pengaturan jalur instalasi kabel harus lebih diantisipasi agar tidak terjadi arus pendek yang berpotensi mengakibatkan kebakaran,” terang Kalapas Perempuan Semarang, Kristiana Hambawani, Kamis (9/9).
Tindakan ini harapannya meningkatkan kewaspadaan dan gangguan keamanan Lapas, terutama menjaga para WBP Lapas Perempuan Semarang agar tetap kondusif. Para WBP Lapas Perempuan Semarang juga sangat bersyukur karena para petugas sangat mempedulikan keselamatan mereka.
“Saya bersyukur Ibu Kalapas beserta jajarannya sangat cepat tanggap demi keselamatan kami. Jujur saja kami takut ketika melihat peristiwa yang terjadi di Lapas Tangerang,” ucap salah satu WBP yang tak mau diketahui identitasnya.
Selain itu, Lapas Perempuan Semarang juga menjalin kerja sama dengan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang. Sebelumnya, sudah terjalin kerja sama untuk melaksanakan berbagai kegiatan, seperti simulasi kebakaran di Lapas dan menambah alat pemadam. “Kami tidak mau kecolongan, langsung gerak cepat melakukan koordinasi dengan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang. Kami berharap dapat bekerja sama terkait mitigasi bencana kebakaran agar para WBP dan petugas siap apabila suatu hari terjadi hal yang tidak diinginkan tersebut,” harap Kristiana.
Ia menuturkan terdapat 10 alat pemadam kebakaran di Lapas Perempuan Semarang yang disimpan di beberapa titik Lapas. Alat pemadam kebakaran tersebut disimpan di luar ruangan untuk memudahkan pemakaiannya. Pihak Lapas juga selalu mengecek kondisi alat tersebut secara berkala.
“Dengan adanya kegitan ini diharapkan seluruh petugas dapat meningkatkan kewaspadaan dan sebagai deteksi dini gangguan keamanan dan ketertiban serta mitigasi risiko bencana kebakaran di Lapas,” harap Kalapas.
Di Lapas Narkotika Bangli, antisipasi kebakaran langsung disikapi dengan mengadakan simulasi atau pelatihan pemadam kebakaran, Kamis (9/9). Kegiatan ini bekerja sama dengan Dinas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Bangli.
Para petugas Lapas Narkotika Bangli sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Adapun pelatihan yang diberikan antara lain bagaimana kebakaran terjadi, penjalaran dan cara pencegahan dan penanggulangannya, mengenal beberapa sarana dan prasarana peralatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran, seperti cara menggunakan APAR, serta simulasi cara memadamkan api ketika terjadi kebakaran di dalam blok.
Kakanwil Kemenkumham Bali, Jamaruli Manihuruk, menyampaikan dengan adanya pelatihan ini kita dapat mengetahui kegunaan dan cara pemakaian alat pemadam kebakaran, seperti APAR dan menggunakan bola api sehingga kejadian yang tidak diharapkan dapat ditanggulangi serta dapat meminimalisir kerugian dan keselamatan yang dapat dilakukan. "Antisipasi yang dapat dilakukan satuan kerja adalah melakukan latihan-latihan seperti ini secara rutin dan berkelanjutan,” ucapnya.
Kalapas Narkotika Bangli, Agus Pritiatno, menyampaikan terima kasih kepada Kepala Satpol PP dan para tim pemadam kebakaran Kabupatan Bangli atas pelatihan yang diberikan. "Semoga kita semua dapat lebih mawas diri dalam menghadapi kebakaran agar para petugas dapat menggunakan APAR susuai standar yang telah ditentukan,” harapnya. (IR)
Kontributor: Lapas Semarang, Lapas Labuhan Bilik, Lapas Padang, LPN Jakarta, Lapas Cilegon, Lapas Palangka Raya, Rutan Batang, LPKA Jakarta, Lapas Sampit, Lapas Tenggarong, Lapas Dobo, Lapas Ambon, Rutan Masohi, Lapas Saumlaki, Rutan Bantaeng, LPP Semarang, LPN Bangli