Wow! Lapas Wanita Semarang Termasuk Cagar Budaya

Semarang, Obsessionnews – Siapa sangka kalau ternyata gedung Bengkel Kerja Produktif di tengah Lapas Wanita Klas II A Bulu, Kota Semarang adalah cagar budaya. Sebagaimana pernyataan Kepala Lapas Bulu, Suprobowati saat disidak Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, Jum’at (12/6 /2015). “Ini gedung Bengkel Kerja pak. Tapi sudah tidak kami gunakan sejak Januari kemarin,” tutur Probo sambil mendampingi Laoly. Keterangan tersebut terlontar saat Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly menanyakan perihal para napi yang membuat kerajinan di luar gedung Bengkel Kerja. Laoly heran mengapa fasilitas lembaga tersebut tidak dimanfaatkan, lebih-lebih diperbaiki. Probo menjelaskan pihaknya sangat ingin menggunakan gedung Bengkel Kerja. Namun karena kondisi bangunan yang rusak membuat seluruh aktivitas kerja para narapidana terhenti. Ia kemudian mencoba memperbaiki yang direncanakan selesai Februari lalu. “Tapi dari (dinas) cagar budaya sendiri ada beda pendapat dengan kami. Kalau kami orientasi hanya pengamanan, sedangkan kalau cagar budaya kembali pada nilai seni,” terangnya. Menurutnya, pihak cagar budaya menginginkan pemugaran tetap memperhatikan keaslian gedung. Sedangkan pihaknya lebih condong pada aspek pengamanan, yang mana anggaran yang dibutuhkan lebih murah. Disisi lain Lapas Bulu diakuinya tidak memiliki dana cukup untuk memperbaiki gedung sesuai peraturan dinas cagar budaya. Ia telah mengajukan anggaran sebesar Rp 1 miliar kepada Pemda, dinas terkait sampai ke Walikota dan Gubernur. Meski begitu hanya 30% dari jumlah anggaran yang bisa turun. “Makanya kami (pembangunan) berhenti seperti itu. Padahal gedung itu sangat-sangat kami butuhkan,” terang Probo lagi. Efeknya tentu saja produksi kerajinan tangan yang menjadi andalan Lapas Bulu harus tertunda bila hujan tiba. Ditilik dari umur, gedung Bengkel Kerja Produktif dibangun pada tahun 1824. Ini berarti usia gedung telah mencapai 121 tahun tanpa sedikitpun renovasi. Dari pengamatan, memang terlihat kayu penyangga sangat lapuk. Jeruji jendela penuh dengan karat dan banyak atap bangunan yang sudah bolong. Padahal gedung tersebut dapat menampung 100 orang untuk bekerja di dalamnya. “Makanya sejak Januari sudah saya kosongkan tidak boleh ada kegiatan di dalam gedung itu. Karena kalau roboh dan kena kepala orang, saya resikonya,” keluhnya dengan mimik datar. Sementara itu, Yasonna Laoly berujar akan membantu permasalahan gedung dengan bertemu stakeholder terkait. Dirinya mengusahakan supaya pembangunan bangunan dapat segera terealisasi. “Saya berharap pak wali bia membantu karena dari cagar budaya meminta supaya ini sama dengan screennya. Kami punya anggaran yang terbatas. Jika pemda bisa membantu saya sangat menghargai itu,” pungkas politisi PDI-P itu. Terlebih kerajinan yang dihasilkan tergolong berkualitas bahkan dipasarkan sampai Abu Dhabi. Dengan adanya renovasi, dapat membantu kualitas maupun kuantitas bagi warga binaan Lapas Bulu Semarang. (Yusuf IH) Sumber : obsessionnews.com