Sampit - Banyaknya anak di bawah umur di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, yang tersangkut masalah hukum harus menjadi perhatian bersama agar mereka tidak kehilangan masa depan.
"Mereka merupakan anak-anak kita yang mempunyai masa depan masih panjang, yang menjadi harapan kita bersama," kata Ketua Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Suhartono Firdaus di Sampit, Selasa.
Masalah banyaknya anak di bawah umur yang tersangkut kasus hukum menjadi perhatian PKBI. Kondisi yang tidak diinginkan itu tidak terlepas dari peran keluarga terhadap tumbuh kembang anak.
Akhir pekan lalu, PKBI mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Sampit. Kegiatan itu dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional yang setiap tahun diperingati puncaknya pada 29 Juni. Kegiatannya berupa bincang santai dan buka puasa bersama dengan warga binaan anak dan wanita di lembaga pemasyarakatan setempat dengan mengusung tema keluarga sebagai tempat teraman bagi anak.
Saat ini ada 17 anak yang turut menghuni lembaga pemasyarakatan setempat. Mereka harus kehilangan masa ceria dan meringkuk di balik penjara karena tersangkut berbagai tindak pidana.
PKBI hadir untuk memberi motivasi kepada para anak tersebut agar mereka bisa kembali bersemangat dan percaya diri menatap masa depan. Anak-anak itu harus didukung untuk bersemangat sehingga usai menyelesaikan masa tahanan, mereka bisa kembali ke masyarakat dengan percaya diri dan motivasi kuat untuk hidup lebih baik lagi dan sukses.
"Anak-anak yang tersangkut perkara hukum perlu mendapat perhatian lebih karena masa depan mereka masih panjang. Kita doakan setelah bebas nanti mereka bisa menjalani kehidupan yang normal di tengah-tengah masyarakat," kata pria yang akrab disapa Joko.
Kehadiran anggota PKBI disambut antusias pihak lembaga pemasyarakatan dan anak-anak setempat. Mereka dengan seksama mendengarkan berbagai pencerahan yang disampaikan dalam dialog singkat tersebut.
PKBI juga memberikan bantuan bingkisan berisi berbagai kebutuhan sehari-hari untuk para anak-anak penghuni lembaga pemasyarakatan. Sebaliknya, para anak-anak kreatif yang bertekad untuk hidup lebih baik lagi itu juga memberikan suvenir berupa minatur ikon kota Patung Jelawat yang terbuat dari batok kelapa.(Norjani/Ronny)
Sumber : antarakalteng.com