Napi di Penjara Ini Tiap Hari Tinggal Berdesak-desakan

Palangkaraya – Kelebihan kapasitas penghuni (overload) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan (Rutan) terjadi di seluruh Indonesia termasuk Kalteng. Hal ini tentu menjadi perhatian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kanwil Kemenkumham) Kalteng. Sebagai contoh Lapas Kelas IIB Sampit yang bisa menampung narapidana sebesar 225 orang. Namun sekarang sangat overload mencapai 714 warga binaan pemasyarakatan (WBP). Hal ini menyebabkan banyak napi berdesak-desakan ketika sedang tidur. "Itulah problem yang dihadapi. Tapi ini bukan hanya di Kalteng, tapi di seluruh Indonesia," kata Kakanwil Kemenkumham Kalteng Agus Purwanto kepada Kalteng Pos, Jumat (10/3). Menghadapi kenyataan tersebut, lanjut Agus maka orientasi pembinaan yang dilakukan adalah pendekatan bersifat fisik maupun kemanusiaan. Pendekatan fisik bagaimana kondisi keterbatasan blok, bisa diatur bersama-sama antara pegawai dengan WBP. Misalnya tempat tidur di

Napi di Penjara Ini Tiap Hari Tinggal Berdesak-desakan
Palangkaraya – Kelebihan kapasitas penghuni (overload) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan (Rutan) terjadi di seluruh Indonesia termasuk Kalteng. Hal ini tentu menjadi perhatian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kanwil Kemenkumham) Kalteng. Sebagai contoh Lapas Kelas IIB Sampit yang bisa menampung narapidana sebesar 225 orang. Namun sekarang sangat overload mencapai 714 warga binaan pemasyarakatan (WBP). Hal ini menyebabkan banyak napi berdesak-desakan ketika sedang tidur. "Itulah problem yang dihadapi. Tapi ini bukan hanya di Kalteng, tapi di seluruh Indonesia," kata Kakanwil Kemenkumham Kalteng Agus Purwanto kepada Kalteng Pos, Jumat (10/3). Menghadapi kenyataan tersebut, lanjut Agus maka orientasi pembinaan yang dilakukan adalah pendekatan bersifat fisik maupun kemanusiaan. Pendekatan fisik bagaimana kondisi keterbatasan blok, bisa diatur bersama-sama antara pegawai dengan WBP. Misalnya tempat tidur dibuat bersusun. "Kita minta kerelaan di antara warga binaan mengatur sendiri. Bagaimana mereka menyepakati dengan keterbatasan yang ada, agar bisa saling tolong-menolong dalam keterbatasan," tegasnya. Secara kemanusiaan, pihaknya membangun aspek spiritual, yaitu untuk pegawai dan WBP dengan gerakan cinta ibadah, seperti salat wajib berjemaah, khataman Alquran, yasinan, puasa sunnah, belajar mengaji dan lainnya, sehingga mereka bisa menata hati mereka. "Dari aspek bangunan, yang bisa kami lakukan adalah mengajukan usulan anggaran kepada pemerintah pusat. Yang kondisinya sudah sangat kritis kami berharap kepada pusat untuk memprioritaskan pemberian anggaran untuk itu," tutupnya. Sementara itu, Kalapas Kelas IIB Sampit Muhammad Khaeron menjelaskan, membeludaknya napi atau tahanan yang ada mengingat ruang lingkup kinerja Lapas mencakup tiga kabupaten yakni Kotawaringin Timur, Seruyan dan Katingan. Dalam penanganan masalah overcrowded yang dihadapi Lapas Sampit sudah disampaikan pada Kakanwil Kemenkumham Kalteng dan Kepala Divisi Pemasyarakatan. "Selain kelebihan penghuni dalam Lapas, juga memprihatinkan retaknya tembok keliling Lapas Sampit saat ini. Cuma ditahan kayu galam sebagai penyangga agar tidak roboh," ungkap Khaeron. Hal ini tentu perlu ditangani cepat, kata Khaeron, mengingat keamanan bagi petugas dan WBP agar tidak melarikan diri. Selain keadaan tembok yang hampir roboh, keadaan kawat jeruji di blok napi dan tahanan pun sudah menipis dan keropos. Besi sel terlihat mengecil karena dimakan karat serta usia yang sudah cukup tua. "Kawat penyangga blok sudah banyak terlihat putus. Hal inilah yang selalu kami siaga. Saya sebagai pimpinan rutin melakukan pendekatan emosional pada pihak perwakilan kepala kamar agar selalu menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan Lapas sehingga selalu dalam keadaan kondusif dan terkendali," tutupnya. (alh/c3/top) Sumber : prokal.co  

What's Your Reaction?

like
0
dislike
1
love
0
funny
1
angry
0
sad
0
wow
0