Hasil Kreasi Lapas Ini Jadi Langganan Hotel Besar
Samarinda - Hidup terkungkung dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) sudah jadi konsekuensi para pelanggar hukum. Meski begitu, mereka tetap berhak mendapat binaan menjadi warga negara yang baik. Lapas Klas IIA Samarinda punya ruang khusus. Sebuah galeri, wadah untuk memamerkan kreasi karya tangan para warga binaan pemasyarakatan (WBP), dari karya seni hingga produk pangan.
Produksi yang dihasilkan disebut punya nilai saing. Bahkan, salah satu hotel besar di Samarinda jadi pelanggan tetap produk keripik pisang kreasi WBP. “Selain keripik pisang, kami produksi amplang dan kacang disko. Memang keripik pisang yang paling laris. Sering dipesan salah satu hotel di Samarinda,†ujar kasubsi Sarana Kerja Lapas Klas IIA Samarinda, Endang.
Dalam momen tertentu seperti menjelang hari raya agama, WBP turut memproduksi kue kering. “Lumayan, tambah-tambah ilmu. Selain itu tambah pemasukan. Siapa tahu, saat keluar dari sini bisa coba bangun bisnis amplang sendiri,†ujar I
Samarinda - Hidup terkungkung dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) sudah jadi konsekuensi para pelanggar hukum. Meski begitu, mereka tetap berhak mendapat binaan menjadi warga negara yang baik. Lapas Klas IIA Samarinda punya ruang khusus. Sebuah galeri, wadah untuk memamerkan kreasi karya tangan para warga binaan pemasyarakatan (WBP), dari karya seni hingga produk pangan.
Produksi yang dihasilkan disebut punya nilai saing. Bahkan, salah satu hotel besar di Samarinda jadi pelanggan tetap produk keripik pisang kreasi WBP. “Selain keripik pisang, kami produksi amplang dan kacang disko. Memang keripik pisang yang paling laris. Sering dipesan salah satu hotel di Samarinda,†ujar kasubsi Sarana Kerja Lapas Klas IIA Samarinda, Endang.
Dalam momen tertentu seperti menjelang hari raya agama, WBP turut memproduksi kue kering. “Lumayan, tambah-tambah ilmu. Selain itu tambah pemasukan. Siapa tahu, saat keluar dari sini bisa coba bangun bisnis amplang sendiri,†ujar Ina, WBP perempuan yang ikut dalam tim produksi amplang.
Tak hanya pangan, Ina juga membuat beberapa kerajinan tangan, yakni tas, tempat tisu, boneka manik-manik dan kain hasil tenun. Soal kemampuan, ada yang berasal dari pelatihan, ada pula yang autodidak.
Sayang, Endang mengaku kesulitan dalam memasarkan karya kreasi WBP. Galeri tempat memajang hasil karya WBP pun tampak sepi dari produk. Walhasil, para pegawai lapas sering bergerilya menawarkan produk WBP dalam beberapa momen seperti arisan atau acara-acara pemerintah.
“Kami juga punya salon khusus buat warga lapas. Jadi, yang mau potong rambut, creambath, atau masker rambut bisa di situ. Itu produk hasil pelatihan dengan instruktur yang kami datangkan,†pungkas Endang.(*/nyc*/ndy/k9)
Sumber : kaltim.prokal.co