Inilah Testimoni Para Kepala Bapas dan LPKA

 Jakarta, INFO_PAS - Pamor yang kerap "tertutupi" oleh Lembaga Pemasyarakatan atau Rumah Tahanan Negara tak membuat Balai Pemasyarakatan (Bapas) nihil inovasi. Bahkan banyak prestasi yang telah ditorehkan jajaran Bapas dalam hal pembimbingan klien.
Hal ini dibuktikan dalam testimoni sejumlah Kepala Bapas dan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) saat berlangsung konsultasi teknis pembinaan layanan pengentasan anak dan bimbingan kemasyarakatan di Jakarta, Rabu (28/9) malam.
Bapas Yogyakarta misalnya. Melalui metode sosial kewirausahaan dan perluasan cakupan, klien Bapas Yogyakarta kini mampu memproduksi sandal yang sudah dipasarkan hingga keluar daerah, produksi telur asin, an
 Jakarta, INFO_PAS - Pamor yang kerap "tertutupi" oleh Lembaga Pemasyarakatan atau Rumah Tahanan Negara tak membuat Balai Pemasyarakatan (Bapas) nihil inovasi. Bahkan banyak prestasi yang telah ditorehkan jajaran Bapas dalam hal pembimbingan klien.
Hal ini dibuktikan dalam testimoni sejumlah Kepala Bapas dan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) saat berlangsung konsultasi teknis pembinaan layanan pengentasan anak dan bimbingan kemasyarakatan di Jakarta, Rabu (28/9) malam.
Bapas Yogyakarta misalnya. Melalui metode sosial kewirausahaan dan perluasan cakupan, klien Bapas Yogyakarta kini mampu memproduksi sandal yang sudah dipasarkan hingga keluar daerah, produksi telur asin, angkringan, komunitas seni lukis dan fotografi, melaksanakan pameran, serta ikut serta dalam kegiatan Hari Anti Narkoba Internasional.
Lain halnya dengan inovasi yang dilakukan di Bapas Bengkulu melalui metode penyimpanan data penelitian kemasyarakatan (litmas) via google application. "Tidak ada biayanya, jadi hemat kertas. Kami juga sudah buat manual book-nya. Prosesnya aman dan sederhana, stakeholder pun lebih puas karena litmas 3x24 jam bisa terselesaikan," ungkap Kepala Bapas Bengkulu, Misdarti.
Di Bapas Balikpapan, koordinasi penanganan Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) telah terjalin baik antar aparat penegak hukum terkait. Proses diversi pun berjalan lancar berkat komunikasi yang tak terkendala. Bahkan ada istilah "tidak akan pulang tanpa membawa ABH pulang."
Bapas Bogor tak mau ketinggalan berinovasi. Selain membuka lahan pertanian di sekitar Bapas hasil kerjasama dengan masyarakat, Bapas Bogor memfasilitasi pemberian gerobak dan tempat penjualan handphone bagi klien. "Kami kerjasama dengan Radar Bogor, TV Bogor, dan radio Bogor untuk mensosialisasikan tentang Bapas. Ada juga kerjasama dengan Datasemen Khusus 88, Badan Nasional Penanggulangan Teroris, dan Majelis Ulama Indonesia Bogor dalam penanganan klien teroris," terang Kepala Bapas Bogor, Darmalingganawati.
Bergeser ke Bapas Serang, inovasi yang dilakukan antara lain budidaya tanaman kembang kol, lele, dan gurame. Tak jauh berbeda dengan ternak ikan patin dalam kolam bulat yang digalakkan klien Bapas Cirebon. Ada pula angkringan, usaha jus dan sup buah, telur asin, serta keterampilan membuat bunga kering.
Di Palembang, LPKA Palembang berprinsip reformasi tak cukup untuk memperbaiki kualitas di LPKA, namun harus berupa revolusi. "Dulu sekolah di LPKA belum ada gedung dan seragamnya. Kini sekolah kami sudah fillial dengan sekolah negeri di Palembang sebagai hasil kerjasama dengan Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Selatan," papar Kepala LPKA Palembang, Endang Lintang Hardiman.
LPKA Palembang juga sudah tidak berteralis demi menciptakan lingkungan yang ramah anak. "Intinya bekerja di LPKA harus dengan hati dan ikhlas," pungkas Endang.** (IR)
What's Your Reaction?
 Jakarta, INFO_PAS - Pamor yang kerap "tertutupi" oleh Lembaga Pemasyarakatan atau Rumah Tahanan Negara tak membuat Balai Pemasyarakatan (Bapas) nihil inovasi. Bahkan banyak prestasi yang telah ditorehkan jajaran Bapas dalam hal pembimbingan klien.
Hal ini dibuktikan dalam testimoni sejumlah Kepala Bapas dan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) saat berlangsung konsultasi teknis pembinaan layanan pengentasan anak dan bimbingan kemasyarakatan di Jakarta, Rabu (28/9) malam.
Bapas Yogyakarta misalnya. Melalui metode sosial kewirausahaan dan perluasan cakupan, klien Bapas Yogyakarta kini mampu memproduksi sandal yang sudah dipasarkan hingga keluar daerah, produksi telur asin, an

 Jakarta, INFO_PAS - Pamor yang kerap "tertutupi" oleh Lembaga Pemasyarakatan atau Rumah Tahanan Negara tak membuat Balai Pemasyarakatan (Bapas) nihil inovasi. Bahkan banyak prestasi yang telah ditorehkan jajaran Bapas dalam hal pembimbingan klien.
Hal ini dibuktikan dalam testimoni sejumlah Kepala Bapas dan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) saat berlangsung konsultasi teknis pembinaan layanan pengentasan anak dan bimbingan kemasyarakatan di Jakarta, Rabu (28/9) malam.
Bapas Yogyakarta misalnya. Melalui metode sosial kewirausahaan dan perluasan cakupan, klien Bapas Yogyakarta kini mampu memproduksi sandal yang sudah dipasarkan hingga keluar daerah, produksi telur asin, angkringan, komunitas seni lukis dan fotografi, melaksanakan pameran, serta ikut serta dalam kegiatan Hari Anti Narkoba Internasional.
Lain halnya dengan inovasi yang dilakukan di Bapas Bengkulu melalui metode penyimpanan data penelitian kemasyarakatan (litmas) via google application. "Tidak ada biayanya, jadi hemat kertas. Kami juga sudah buat manual book-nya. Prosesnya aman dan sederhana, stakeholder pun lebih puas karena litmas 3x24 jam bisa terselesaikan," ungkap Kepala Bapas Bengkulu, Misdarti.
Di Bapas Balikpapan, koordinasi penanganan Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) telah terjalin baik antar aparat penegak hukum terkait. Proses diversi pun berjalan lancar berkat komunikasi yang tak terkendala. Bahkan ada istilah "tidak akan pulang tanpa membawa ABH pulang."
Bapas Bogor tak mau ketinggalan berinovasi. Selain membuka lahan pertanian di sekitar Bapas hasil kerjasama dengan masyarakat, Bapas Bogor memfasilitasi pemberian gerobak dan tempat penjualan handphone bagi klien. "Kami kerjasama dengan Radar Bogor, TV Bogor, dan radio Bogor untuk mensosialisasikan tentang Bapas. Ada juga kerjasama dengan Datasemen Khusus 88, Badan Nasional Penanggulangan Teroris, dan Majelis Ulama Indonesia Bogor dalam penanganan klien teroris," terang Kepala Bapas Bogor, Darmalingganawati.
Bergeser ke Bapas Serang, inovasi yang dilakukan antara lain budidaya tanaman kembang kol, lele, dan gurame. Tak jauh berbeda dengan ternak ikan patin dalam kolam bulat yang digalakkan klien Bapas Cirebon. Ada pula angkringan, usaha jus dan sup buah, telur asin, serta keterampilan membuat bunga kering.
Di Palembang, LPKA Palembang berprinsip reformasi tak cukup untuk memperbaiki kualitas di LPKA, namun harus berupa revolusi. "Dulu sekolah di LPKA belum ada gedung dan seragamnya. Kini sekolah kami sudah fillial dengan sekolah negeri di Palembang sebagai hasil kerjasama dengan Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Selatan," papar Kepala LPKA Palembang, Endang Lintang Hardiman.
LPKA Palembang juga sudah tidak berteralis demi menciptakan lingkungan yang ramah anak. "Intinya bekerja di LPKA harus dengan hati dan ikhlas," pungkas Endang.** (IR)
What's Your Reaction?






