Lapas Padang Bina Narapidana Membuat Sandal
Padang — Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Padang memberikan pembinaan kepada kurungan narapidana berupa keterampilan membuat sandal.
Berdasarkan pantauan Haluan, Senin (9/5) di Lapas tersebut, keterampilan membuat sandal oleh sejumlah narapidana masih dilakukan dengan cara tradisional. Pemotongan pola sandal menggunakan pisau, setelah itu sandal diamplas menggunakan mesin asahan, kemudian telapak sandal disablon, dan tahap terakhir pemasangan tali sandal.
Eri, narapidana kasus narkoba, mengaku tidak kesulitan membuat sandal meski menggunakan cara tradisional.
“Saya baru satu bulan saya bergabung dengan teman-teman untuk membuat sandal ini. Pekerjaan ini tidak memberatkan saya karena pola sandalnya sudah ada. Kami hanya mengikuti contoh pola sandal saja,†bebernya.
Jumlah anggota yang membuat sandal sebanyak 6 orang, sementara yang memiliki keahlian membuat sandal itu ada 2 orang, salah satunya adalah Abi, narapidana kasus narkoba.
Padang — Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Padang memberikan pembinaan kepada kurungan narapidana berupa keterampilan membuat sandal.
Berdasarkan pantauan Haluan, Senin (9/5) di Lapas tersebut, keterampilan membuat sandal oleh sejumlah narapidana masih dilakukan dengan cara tradisional. Pemotongan pola sandal menggunakan pisau, setelah itu sandal diamplas menggunakan mesin asahan, kemudian telapak sandal disablon, dan tahap terakhir pemasangan tali sandal.
Eri, narapidana kasus narkoba, mengaku tidak kesulitan membuat sandal meski menggunakan cara tradisional.
“Saya baru satu bulan saya bergabung dengan teman-teman untuk membuat sandal ini. Pekerjaan ini tidak memberatkan saya karena pola sandalnya sudah ada. Kami hanya mengikuti contoh pola sandal saja,†bebernya.
Jumlah anggota yang membuat sandal sebanyak 6 orang, sementara yang memiliki keahlian membuat sandal itu ada 2 orang, salah satunya adalah Abi, narapidana kasus narkoba.
Abi menceritakan, sebelum ia terjerat kasus narkoba, ia membuat dan memasarkan sandal selama setahun.
“Saya tidak menduga bahwa dalam kurungan juga ada keterampilan seperti yang sudah saya jalani sebelumnya. Di sini saya bisa mengembangkan lagi kemampuan-kemampuan yang saya miliki,†ujarnya.
Destri Syam, Kepala Lapas Kelas II A Padang mengatakan, dua di antara hakikat pembinaan narapidana di Lapas yang dilakukan pihaknya adalah pembinaan kepribadian dan pembinaan kemandirian. Hal itu dilakukan agar narapidana memiliki keterampilan setelah keluar dari Lapas.
“Kendala program pembinaan yang kami lakukan ini adalah peralatan membuat sandal. Kami membutuhkan dorongan dari pihak-pihak terkait untuk mendorong program yang kami lakukan ini,†harapnya.
Ia menuturkan, karya-karya narapidana itu akan dipasarkan kepada masyarakat. Hasil penjualan karya itu akan diberikan kepada narapidana sebanyak 50 persen, sedangkan 50 persen lagi untuk Lapas.
“Keterampilan yang dimiliki narapidana tidak saja membuat sandal, tetapi juga keterampilan di bidang perikanan, perkebunan, dan lain-lain,†tambahnya.(h/mg-ina)
Sumber : harianhaluan.com