Lewat Pola Tanam Berjenjang, Lapas Tolitoli Panen Sayuran Setiap Hari

Lewat Pola Tanam Berjenjang, Lapas Tolitoli Panen Sayuran Setiap Hari

Tolitoli, INFO_PAS – Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tolitoli panen sayuran di area kebun hortikultura Lapas, Jumat (10/10). Jenis sayuran yang dipanen antara lain bayam merah, bayam putih, kangkung, dan sawi yang sebelumnya telah ditanam dengan pola waktu tanam berjenjang yang memungkinkan panen dilakukan setiap hari.

Kepala Lapas Tolitoli, Muhammad Ishak, mengungkapkan kegiatan ini merupakan salah satu bentuk konkret partisipasi Lapas dalam mendukung ketahanan pangan dan memberikan bekal keterampilan bagi Warga Binaan sebelum mereka kembali ke masyarakat. "Program pertanian ini bukan hanya soal menanam dan memanen, tetapi juga bentuk nyata implementasi semangat Asta Cita Presiden RI untuk membangun ekonomi yang adil dan berkelanjutan. Warga Binaan tidak hanya diajarkan keterampilan teknis, tetapi juga nilai tanggung jawab dan kemandirian," jelasnya.

Lebih lanjut, Ishak menegaskan prinsip 'Bergerak Berdampak' menjadi filosofi utama dalam setiap pembinaan yang dilaksanakan di Lapas Tolitoli. “Kami ingin setiap kegiatan yang dilakukan benar-benar membawa dampak positif. Tidak hanya bagi Warga Binaan, tetapi juga untuk masyarakat. Kami membekali mereka dengan keterampilan dan etos kerja agar ketika kembali ke masyarakat nanti, mereka siap menjadi individu yang mandiri dan produktif,” tambahnya.

Kepala Seksi Bimbingan Narapidana/Anak Didik, Feldianto, menekankan pembinaan kemandirian adalah bagian dari strategi reintegrasi sosial Warga Binaan. “Kami ingin memastikan Warga Binaan tidak hanya menjalani hukuman, tetapi juga dibekali keterampilan produktif agar mereka memiliki peluang ekonomi saat kembali ke masyarakat,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Subseksi Kegiatan Kerja, Frengki, menyampaikan Lapas Tolitoli terus mengembangkan lahan pertanian agar program dapat diperluas dan melibatkan lebih banyak Warga Binaan. “Kami akan terus meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas jenis tanaman yang dibudidayakan. Target kami tidak hanya memenuhi kebutuhan internal, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan kesejahteraan Warga Binaan,” ujar Frengki.

Petugas pengawal yang mendampingi kegiatan, Meikel, juga mengatakan program ini memberikan dampak positif terhadap sikap dan perilaku Warga Binaan. “Mereka yang terlibat dalam kegiatan pertanian umumnya lebih disiplin, aktif, dan bertanggung jawab. Ini membantu menciptakan suasana yang kondusif di Lapas,” ucapnya.

Sebelumnya, Lapas Tolitoli telah melaksanakan kegiatan pembinaan berbasis pertanian kepada Warga Binaan. Salah satu target penting dari program ini adalah pemenuhan minimal 5% kebutuhan bahan makanan (bama) di Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan yang bersumber dari hasil produksi sendiri sebagai bagian dari efisiensi anggaran dan ketahanan pangan.

Alhasil, program hortikultura ini menunjukkan hasil yang positif. Rata-rata hasil panen mencapai 30 kilogram per hari yang disalurkan kepada vendor bama Lapas. Pendekatan ini mendukung efisiensi operasional sekaligus memperkuat ketahanan pangan di lingkungan pemasyarakatan.

Keuntungan lain dari program ini adalah Warga Binaan yang terlibat dalam kegiatan pertanian memperoleh premi kerja atas kontribusi mereka. Premi tersebut tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi selama menjalani masa pidana, tetapi juga mampu membantu keluarga mereka di luar.

“Kami sangat terbantu dengan adanya premi ini. Bisa kami gunakan untuk kebutuhan sehari-hari di dalam, bahkan sesekali saya bisa kirim ke keluarga di rumah. Ini sangat berarti bagi kami,” ujar salah satu Warga Binaan berinisial S

Hingga periode Januari–September, capaian PNBP dari kegiatan ini tercatat sebesar Rp11.074.600 atau mencapai 120,77% dari target yang ditetapkan. Ini menunjukkan efektivitas program dalam memberikan nilai tambah ekonomi. (IR)

 

 

Kontributor: Lapas Tolitoli

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0