Preparatory Meeting Matangkan Persiapan ACCFA 2017

Jakarta, INFO_PAS – Indonesia akan menjadi tuan rumah pelaksanaan The 6th Asian Conference of Correctional Fascilities, Architects, and Planners (ACCFA) tahun 2017. Untuk itu, sejumlah hal pun dipersiapkan, termasuk Preparatory Meeting ACCFA pada tanggal 3-6 Oktober 2016 di Jakarta. Kegiatan ini dihadiri delegasi dari Thailand, Jepang, Malaysia, International Committee of Red Cross (ICRC), serta Indonesia sebagai tuan rumah.  (Baca: Delegasi Preparatory Meeting ACCFA Tiba di Jakarta). [caption id="attachment_41999" align="aligncenter" width="267"]delegasi jepang dalam pertemuan pendahuluan ACCFA 2017 delegasi jepang[/caption] Wakil delegasi Jepang, Hiromi Kuzuhara, mengaku

Preparatory Meeting Matangkan Persiapan ACCFA 2017
Jakarta, INFO_PAS – Indonesia akan menjadi tuan rumah pelaksanaan The 6th Asian Conference of Correctional Fascilities, Architects, and Planners (ACCFA) tahun 2017. Untuk itu, sejumlah hal pun dipersiapkan, termasuk Preparatory Meeting ACCFA pada tanggal 3-6 Oktober 2016 di Jakarta. Kegiatan ini dihadiri delegasi dari Thailand, Jepang, Malaysia, International Committee of Red Cross (ICRC), serta Indonesia sebagai tuan rumah.  (Baca: Delegasi Preparatory Meeting ACCFA Tiba di Jakarta). [caption id="attachment_41999" align="aligncenter" width="267"]delegasi jepang dalam pertemuan pendahuluan ACCFA 2017 delegasi jepang[/caption] Wakil delegasi Jepang, Hiromi Kuzuhara, mengaku senang bisa bergabung dengan delegasi lainnya untuk mempersiapkan ACCFA tahun depan. “Semoga pelaksanannya bisa efisien dan memberikan manfaat,” harap Hiromi yang menjabat Deputy Chief of Fascilities Planning pada Secretariat Ministry of Justice of Japan. Dalam pertemuan pendahuluan tersebut, delegasi Indonesia diwakili oleh Purwo Ardoko selaku arsitek penjara modern di Indonesia. Ia didampingi oleh Toddy Yudo Anggoro, Yosefis Bambang Mulyanto, serta Muarif Khakim dari Bagian Perencanaan dan Pelaporan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM. Hadir dalam pertemuan ini, yakni Direktur Teknologi Informasi dan Kerjasama, Aman Riyadi. Adapun pertemuan tersebut dipimpin oleh Ceno Hersusetiokartiko yang didampingi oleh Sigit Budiyanto. [caption id="attachment_42005" align="alignright" width="300"]Direktur TIK hadiri pertemuan pendahuluan ACCFA Direktur TIK hadiri pertemuan pendahuluan ACCFA[/caption] “Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) mengusulkan ACCFA tahun depan dilaksanakan Maret 2017,” tutur Ceno kepada seluruh delegasi. Delegasi Thailand dan Malaysia mengaku tidak masalah dengan jadwal tersebut. Namun, delegasi Jepang sempat menanyakan alasan perubahan jadwal pelaksanaan ACCFA 2017 mengingat pada ACCFA sebelumnya di Korea telah dijadwalkan Bulan Mei 2017. “Sistem fiskal Jepang baru dimulai Bulan April sehingga akan sulit bagi delegasi Jepang," tutur Hiromi. Menjawab pertanyaan delegasi Jepang, Ceno mengutarakan bahwa Dirjen PAS akan memasuki masa pensiun tahun depan. “Sebelum pensiun, Dirjen PAS ingin memberikan kontribusi dan pengabdian terakhir sehingga pelaksanaan ACCFA dimajukan,” terangnya. Untuk itu, Ceno berjanji akan menyampaikan usulan delegasi Jepang kepada Dirjen PAS. Delegasi Jepang pun akan melaporkan hal ini kepada pihak terkait di Jepang sebelum tanggal pelaksanaan ACCFA tahun depan dipastikan. [caption id="attachment_42000" align="alignleft" width="261"]delegasi Malaysia delegasi Malaysia[/caption] Terkait tempat pelaksanaan ACCFA 2017, seluruh delegasi dijadwalkan mengunjungi sejumlah tempat seperti hotel, kunjungan penjara, serta kunjungan budaya pada Rabu (5/10) dan Kamis (6/10) ke Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Cipinang, Museum Fatahillah, dan Taman Mini Indonesia Indah untuk melakukan survey. Sebelumnya, mereka juga sempat mengunjungi Lembaga Pembinaan Khusus Anak Tangerang, Senin (3/10). (baca: Delegasi ACCFA Borong Hasil Karya Anak Didik LPKA Tangerang). Para delegasi pun menyampaikan usulan negara-negara peserta yang akan diundang pada pelaksanaan ACCFA 2017. Dari 18 negara dan organisasi internasional yang sebelumnya menghadiri ACCFA di Korea tahun lalu, delegasi Jepang mengusulkan agar mengundang Singapura, Brunei, dan Hongkong. Adapun delegasi Malaysia mengusulkan mengundang Macau. “ACCFA bisa mengundang negara-negara non Asia seperti negara di Asia Pasifik mengingat salah satu negara yang diundang, Papua Nugini, bukanlah negara Asia, namun Asia Pasifik,” usul perwakilan Malaysia, Haji Nordin bin Haji Muhammad. Delegasi Indonesia sendiri mengusulkan untuk mengundang The Asia Foundation, Asosiasi Arsitek Pemasyarakatan Indonesia, serta negara Timor Leste. [caption id="attachment_42002" align="aligncenter" width="261"]perwakilan ICRC perwakilan ICRC[/caption] Beralih ke agenda ACCFA 2017, Jean Marc Zbinden dari ICRC meminta agar agenda yang sudah dibahas di Korea tidak perlu dibahas kembali. “Bahasan bisa difokuskan pada green energy, biogas, serta solar system yang penting dalam sistem arsitektur dan ACCFA,” ujar pria asal Swiss ini. Delegasi Indonesia mengusulkan agar bahasan tidak hanya fokus pada energi, tapi materi yang bisa berkontribusi, misalnya desain gedung. “Kita bisa menggunakan lagi gedung yang telah terpakai dengan tetap memperhatikan lingkungan. Kita fokus pada green architechture. Intinya adalah ide yang bisa diaplikasikan,” kata Purwo. Menurut pria berkacamata ini, bukan hanya bahasan mengatasi masalah yang harus diperhatikan, namun bagaimana mengatasi masalah pada situasi yang kritis. [caption id="attachment_42003" align="alignleft" width="255"]delegasi Indonesia delegasi Indonesia[/caption] “Saya contohkan kerusuhan di Kerobokan. Warga Binaan Pemasyarakatan awalnya tidak mengizinkan polisi dan petugas masuk. Namun, mereka mengizinkan beberapa pihak masuk karena tahu permasalahan yang ada di dalam adalah air dan listrik," paparnya "Mereka tidak mau kabur, hanya ingin keadaan yang lebih baik sehingga dibutuhkan pendekatan lingkungan, bukan hanya pendekatan lingkungan,” tambah Purwo. Delegasi Malaysia menuturkan bahwa kolaborasi arsitek dan perencana dibutuhkan untuk mengatasi masalah over kapasitas di penjara. Hal ini didukung oleh wakil ICRC yang meminta agar committee menyiapkan draf tentang over kapasitas penjara. [caption id="attachment_42004" align="aligncenter" width="248"]delegasi Thailand delegasi Thailand[/caption] “Selain arsitek dan perencana, stakeholder juga harus ditambahkan mengingat sejumlah negara kerap melibatkan stakeholder dalam mengatasi permasalahan kritis di penjara,” usul Jean. Satu usulan lainnya datang dari delegasi Thailand yang meminta agar ada bahasan tentang fasilitas khusus bagi kelompok-kelompok tertentu serta materi yang lebih bersifat humanitarian.  

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0