Tak Hanya WBP, Petugas Kristiani Turut Perkuat Kerohanian
Wonreli, INFO_PAS – Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wonreli ikuti ibadah Buka Usbu, Senin (4/4). Ibadah bersama ini dipimpin langsung oleh WBP dengan didampingi jajaran struktural Lapas Wonreli.
Pada momen tersebut, WBP yang memimpin ibadah Buka Usbu, YW, bersyukur karena selalu dikuatkan melalui pembinaan rohani di Lapas. "Saya sangat bersyukur dengan pembinaan rohani yang rutin dilaksanakan. Saya menyadari dalam menjalani masa pidana tentu banyak hal yang saya rasakan dan ada juga hal-hal yang membebani pikiran, tetapi saya selalu merasa dikuatkan dengan Firman Tuhan yang selalu saya terima,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, YW membagikan Firman Tuhan dalam Kitab Lukas 13:6-8. “Di mana pun kita berada, hendaknya kita juga bisa bebuah bagi Tuhan. Layaknya pohon ara, Dia sudah memberikan kita kapasitas untuk berbuah lebat di tengah keadaan sesulit apapun. Ingatlah, Yesus pernah berkata, jika kita tidak berbuah, maka Bapa akan memotong kita dari-Nya (Yoh. 15:2). Jika hari ini kita menyadari kekeliruan kita, janganlah khawatir. Oleh besar kasih-Nya, Tuhan masih mau memberikan kesempatan kepada kita untuk berbuah. Segeralah berbalik kepada Tuhan. Hanya ketika kita tinggal di dalam-Nya, kita dapat memperoleh hikmat untuk menghadapi segala tantangan hidup kita,” pesan YW.
Dukungan turut disampaikan Kepala Subseksi Pembinaan, Ariati W. Iwamony. “Kami terus berkomitmen dalam meningkatkan pelayanan pembinaan kepada WBP, salah satunya melalui pembinaan kepribadian dengan rutin melaksanakan ibadah Buka dan Tutup Usbu. Semoga membentuk mental WBP untuk lebih memperbaiki, memperbarui tindakan dan tingkah laku mereka, serta selalu mendekatkan diri kepada Tuhan,” harapnya.
Dari Balai Pemasyarakatan (Bapas) Ambon, ibadah persekutuan Kristen digelar dengan menggandeng Asosiasi Misi Internasional Maluku, Senin (4/4). Markus Tombang selaku Ketua Persekutuan Kristen Bapas Ambon mengatakan selama ini ibadah yang dilaksanakan hanya biasa-biasa saja, tanpa musik dan hanya bersifat rutinitas. Ia mengakui petugas membutuhkan sesuatu yang dapat memberikan kekuatan bagi diri mereka sendiri.
“Ibadah persekutuan ini adalah wadah memuji, memuliakan nama-Nya yang kudus, dan berdoa. Hanya dengan semua itu, kami semua dapat memperoleh kekuatan dan kemampuan dalam menjalani hari-hari,” tutur Markus.
Sementara itu, Ronaldy Gomies yang merupakan Koordinator AMI Maluku bersyukur bisa diajak kerja sama dalam pelayanan musik kerohanian di Bapas Ambon. Lewat musik dan persembahan, petugas bisa merasakan kelegaan dalam hati dan pikiran, bahkan memulihkan keadaan mereka dari rasa lelah.
“Ada kekuatan, ada pemulihan, ada kuasa dalam pujian, dan penyembahan jika kita semua dengan sepenuh hati menuangkan itu untuk Tuhan,” ucap Ronaldy.
Selanjutnya, Griss Berhitu, seorang hamba Tuhan dari GBI Imanuel Ministri, dalam khutbahnya mengajak seluruh petugas Bapas Ambon untuk tidak menyimpan akar pahit dalam diri masing-masing, tidak menyimpan kebencian, bahkan merancangkan sesuatu yang jahat di mata Tuhan. “Mari kita sama-sama memberikan pengampunan bagi orang yang menyakiti kita. Buang ego dan kebencian bapak/ibu. Berdoalah minta pengampunan dari Tuhan karena nantinya akan ada berkat Tuhan Yang mengalir sungguh dahsyat dan luar biasa dalam kehidupan keluarga maupun dalam dunia pekerjaan,” ajaknya. (IR)
Kontributor: Lapas Wonreli, Bapas Ambon