Dari Lapas ke Panggung Teater

Di atas panggung Mathilde de Fatima alias Tusya menyampaikan permohonan maaf kepada ibunya. Terpidana kasus narkotik asal Brasil itu menumpahkan rasa penyesalan dalam bahasa Portugis Selama lima menit. Ia berseru-seru tapi tak ada yang mengerti apa sebenarnya yang ia sampaikan Tusya yang berambut kepang dan berpembawaan riang adalah satu di antara 30 aktris yang bermain di aula Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Ciputat Tangerang Selatan yang mementaskan lakon Hening. Pementasan tersebut menjadi istimewa karena seluruh pemain adalah Warga Binaan lapas wanita Tangerang. Selama semalam mereka diperkenankan keluar dari lapas untuk bermain teater. Dalam lakon hening, ada satu bagian dimana aktris diperkenankan menyampaikan perihal apa saja yang ada dalam hati dan pikiran mereka. Kalimat-kalimat yang mereka nyatakan dengan lantang diatas panggung pertunjukan itu tak ada dalam naskah. Mereka bebas hendak berkata apapun. Seusai pementasan, kepada penonton, Tusya menjelaskan

Dari Lapas ke Panggung Teater
Di atas panggung Mathilde de Fatima alias Tusya menyampaikan permohonan maaf kepada ibunya. Terpidana kasus narkotik asal Brasil itu menumpahkan rasa penyesalan dalam bahasa Portugis Selama lima menit. Ia berseru-seru tapi tak ada yang mengerti apa sebenarnya yang ia sampaikan Tusya yang berambut kepang dan berpembawaan riang adalah satu di antara 30 aktris yang bermain di aula Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Ciputat Tangerang Selatan yang mementaskan lakon Hening. Pementasan tersebut menjadi istimewa karena seluruh pemain adalah Warga Binaan lapas wanita Tangerang. Selama semalam mereka diperkenankan keluar dari lapas untuk bermain teater. Dalam lakon hening, ada satu bagian dimana aktris diperkenankan menyampaikan perihal apa saja yang ada dalam hati dan pikiran mereka. Kalimat-kalimat yang mereka nyatakan dengan lantang diatas panggung pertunjukan itu tak ada dalam naskah. Mereka bebas hendak berkata apapun. Seusai pementasan, kepada penonton, Tusya menjelaskan apa yang tadi ia serukan. "Saya menyampaikan penyesalan kepada ibu. Saya minta maaf kepada ibu karena tidak bisa ada disampingnya di saat saat terakhirnya," kata Tusya 9 Juni lalu. "Saya ada disini dan dia jauh disana," ujarnya dalam  bahasa Indonesia. Henny, salah satu aktris yang ikut tampil, mengatakan mereka mendapat undangan dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN lima hari sebelum pentas. Selam lima hari itulah mereka berlatih teater untuk dipertontotnkan di UIN. Beruntung mereka sudah pernah mementaskan hening sebelumnya di Taman Ismail Marzuki pada 2014. Buat sebagian anggota teater, naskah hening bukanlah bahan baru. "Tapi kali ini kami ada 15 pemain baru. Karena sebagian pemain taun lalu sudah bebas," katanya. Meski pemberitahuannya dadakan, hasilnya tak kacangan. para pemain begitu dalam menghayati peran yang diberikan. Pun tak ada yang malu malu, gagap, ataupun gugup bersandiwara. Penampilan mereka bahkan membuat Ken Zuraida, istri penyair W.S. Rendra (almarhum), yang pada malam itu duduk di deretan penonton, tersentuh dan terkagum kagum. "Saya dibikin merinding oleh penampilan kalian," katanya, mengomentari bagian penutup lakon yang disutradarai R.A. Laba ini. Ken lebih kagum lagi setelah mengetahui pementasan itu mulai dilatih lima hari sebelumnya. Itu kontras dengan bengkel teater, kelompok seni yang didirikan oleh suaminya. Bengkel, kata Ken, mulai berlatih selama enam bulan sebelum pementasan, dari pukul enam pagi hingga sepuluh malam. "Padahal pementasannya cuma dua malam," kata Ken, terkekeh kekeh. Keistimewaan untuk berlatih sepanjang hari memang tak dimiliki para penghuni Lapas. Kalapas Murbihastuti atau Tuti mengatakan kegiatan Teater itu semacam ekstrakulikuler bagi warga binaan. Jadawal latihan hanya diberi dua kali dalam sepekan, setiap Selasa dan Sabtu. " Sesi latihan dilakukan selama dua am di Aula," kata Tuti. Ada dua hal yang ditekankan dalam setiap sesi. Yang pertama, kata Tuti, adalah penguasaan ruang. Yang kedua eksplorasi tubuh dan akting. "Mereka bebas berteriak teriak sesuka hati. memang seperti itu latihannya," kata Tuti. Kegiatan teater di dalam Lapas, kata Tuti, bermula dari tesis mahasiswa magister Institut kesenian Jakarta. Pada 2013, mahasiswa bernama ilham membuat tesis yang membahas kemungkinana membentuk kelompok teater di dalam Lapas. Saat diujikan, tesis tersebut menuai pujian dari dosen. " Kalau tidak salah, dosennya itu Slamet Raharjo dan Sardono," kata Tuti. Setelah diujikan, ia ditatang untuk merealisasi kelompok teater dan membuat pementasan di taman Ismail Marzuki, Jakarta. "Sejak saat itulah dimulai latihan teater di dalam Lapas," kata Tuti. Kelompok teater itu bertahan hingga kini. Dari 435 penghuni Lapas, tercatat 33 aktif di teater. pada Oktober 2014, lakon hening, yang disutradarai A.R. laba, dipentaskan. Pementasan yang sama diulang kemudian di UIN. Panitia menyulap aula UIN menjadi ruang standar pertunjukan lengkap dengan tata cahaya yang memadai untuk pementasan. " Di sini kami merasa lebih intim dengan penonton dibanding di TIM, karena tidak ada jarak antara pemain dan hadirin," kata Henny. Sumber : koran tempo

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0