Dir. Yantah & Pengelolaan Basan Baran Sambangi Rutan Batang
Batang, INFO_PAS – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Batang kedatangan Direktur Pelayanan Tahanan dan Pengelolaan Basan Baran Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Heni Yuwono, Sabtu (1/8). Bahkan, ia secara simbolis memanen sayuran hidroponik di lahan asimilasi Rutan Batang.
"Lahan asimilasi ini merupakan ciri khas Rutan Batang. Tentunya tidak semua Unit Pelaksana Teknis bisa sama. Masing-masing memiliki ciri khas dan potensi masing-masing," tutur Heni.
Kepala Rutan (Karutan) Batang, Rindra Wardhana, menjelaskan pihaknya mulai mengambangkan budidaya hidroponik bekerja sama dengan komunitas Batang berkebun. Ia menuturkan pengetahuan budidaya hidroponik sangat bermanfaat bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) sebagai bekal setelah bebas kelak.
Selain sayuran, di lahan asimilasi juga dibudidayakan ikan lela dan nila serta peternakan ayam, kambing, dan kelinci sebagai bagian dari program ketahanan pangan menghadapi pandemi Coronavirus disease (COVID-19). “Lahan asmilasi ini sebagai wadah pelatihan kemandirian bagi WBP yang menunjang program ketahanan pangan. Semoga semua pelatihan budidaya yang diterapkan bisa bermanfaat bagi WBP,” harap Rindra.
Selanjutnya, Rindra juga menunjukkan hasil karya WBP terbaru kepada Heni berupa vas bunga dari sabut kelapa. Heni pun meminta Rindra untuk bisa menjadikan produk vas bunga menjadi produk unggulan selain produk yang sudah ada, seperti puding lidah buaya, keranjang, keset, dan pupuk organik.
Kunjungan ke Rutan Batang juga dimanfaatkan Heni untuk meninjau sarana dan prasarana jelang diberlakukannya layanan kunjungan new normal. Ia memuji Rutan Batang yang telah menyulap beberapa ruangan sedemikian rupa sesuai protokol kesehatan sehingga petugas, WBP, maupun pengunjung merasa aman dan nyaman.
Heni pun memberikan masukan terkait jalur difabel yang melintasi ruang pintu utama, ruang kunjungan yang disekat menjadi dua bagian yang dibatasi plastik transparan agar pembesuk tidak melakukan kontak langsung dengan WBP, serta ruang pendaftaran yang dibuat sedemikian rupa sehingga mengurangi kontak fisik secara langsung antara petugas dengan pengunjung.
Nantinya, pengunjung juga akan dibatasi. Hanya keluarga inti yang terdaftar di Kartu Keluarga yang diizinkan membesuk dengan maksimal pengunjung tiga orang setiap WBP. "Untuk pemberlakuan kunjungan new normal ini kami sangat berhati-hati. Jangan sampai jadi cluster baru penyebaran COVID-19," terang Heni.
Atas arahan tersebut, Karutan menjelaskan pihaknya menunggu instruksi pimpinan perihal pembukaan kunjungan new normal. "Kami selaku pelaksana teknis menunggu perintah pimpinan, namun kami sudah mempersiapkan sarana dan prasarananya semaksimal mungkin," pungkas Rindra.
Kontributor: Amien